RENUNGAN HARI SELASA DALAM PEKAN SUCI, 19 April 2011
Yes 49:1-6, Mzm 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17, Yoh 13:21-33,36-38
Yes 49:1-6, Mzm 71:1-2,3-4a,5-6ab,15,17, Yoh 13:21-33,36-38
"Mari kita semakin berusaha memperdalam hubungan cinta kasih kita kepada Yesus, agar kita terlepas dari perbuatan mengkhianati Dia."
BACAAN INJIL:
Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!" Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?" Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.
Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
RENUNGAN:
Tentu suatu yang menyakitkan bila kita tahu bahwa orang yang dekat dengan kita dan kita kasihi bakal mengkhianati kita. Juga sangat menyakitkan bila orang yang kita kasihi mengatakan bahwa dia akan setia kepada kita, tetapi kita tahu bahwa dia akan melakukan yang sebaliknya. Coba Anda bayangkan bila suami atau istri Anda yang sangat Anda kasihi ternyata mengkhianati Anda. Bila saat Anda sebelum mengucapkan janji nikah, Anda tahu bahwa pasangan Anda tidak akan setia, tentu Anda akan berpikir ulang untuk melangsungkan pernikahan. Juga bila kita tahu bahwa orang yang kita kasihi mengatakan akan setia, tetapi kita tahu bahwa dia tidak akan setia seperti yang dikatakannya, tentu kita tidak akan mau percaya. Dikhianati memang tidaklah menyenangkan, tidak ada orang yang ingin dikhianati. Namun bila hal itu sudah terjadi, tentu sangat menyakitkan. Suami/isteri bila mengetahui bahwa pasangannya telah mengkhianati cinta dan janji nikahnya, biasanya tidak lagi mau percaya kepada pasangannya, ada yang menuntut perceraian dan ada pula yang membalas dengan hal yang sama.
Seseorang melakukan pengkhianatan terhadap orang yang mengasihinya, karena seseorang itu tidak memiliki hubungan dan cinta yang mendalam dan tulus kepada pasangannya. Demikian sebaliknya karena tidak memiliki hubungan yang mendalam dan cinta yang tulus, bila seseorang itu dikhianati, dia tidak akan mau lagi percaya dan menerima orang yang mengkhianatinya dan bahkan akan balik untuk melakukan hal yang sama. Oleh karena itulah, ketika seseorang itu mendapatkan tawaran yang lebih menarik sesuai dengan yang diharapkannya, seseorang itu akan dengan mudah berkhianat. Berbeda halnya dengan hubungan dan cinta Yesus kepada para murid-Nya dan kepada kita. Yesus tahu bahwa salah seorang murid-Nya akan mengkhianati-Nya. Yesus juga tahu bahwa Petrus yang dengan lantang mengatakan, "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" juga akan menyangkal Dia. Namun walaupun demikian, Yesus tidak membenci merekadan tidak mundur dari cinta-Nya untuk menyelamatkan manusia. Cinta Yesus yang sungguh mendalam bagi manusia, tidak bisa dikalahkan oleh pengkhianatan para murid-Nya. Sungguh cinta yang luar biasa, yang membuat kita bersyukur karena kita mempunyai Tuhan yang setia mencintai kita, walaupun kita seringkali tidak setia dan mengkhianati Dia.
Kita tidak mau dikhianati orang, tetapi justru seringkali melakukan pengkhianatan, terutama kepada Yesus. Mungkin kita berpikir bahwa kita tidak melakukan seperti yang dilakukan oleh Yudas Iskariot atau tidak menyangkal Yesus seperti yang dilakukan oleh Petrus. Tetapi kita jangan lupa dan jangan berbangga diri, sebab bila kita tetap hidup dalam perbuatan dosa dan tidak melakukan kehendak Tuhan, itu juga merupakan bentuk penyangkalan dan pengkhianatan kepada Yesus sendiri. Oleh karena itu, mari kita semakin berusaha memperdalam hubungan cinta kasih kita kepada Yesus, agar kita terlepas dari perbuatan mengkhianati Dia. Dan bila kita mengalami seperti yang dialami Yesus dari para murid-Nya, hendaknya kita tidak justru membalasnya tetapi tetap setia mengasihi Allah dan sesama kita. Kesetiaan kita pada perbuatan baik dan cinta kasih, akan membuahkan keselamatan bagi kita dan juga bagi sesama kita. Amin.
BACAAN INJIL:
Setelah Yesus berkata demikian Ia sangat terharu, lalu bersaksi: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Murid-murid itu memandang seorang kepada yang lain, mereka ragu-ragu siapa yang dimaksudkan-Nya. Seorang di antara murid Yesus, yaitu murid yang dikasihi-Nya, bersandar dekat kepada-Nya, di sebelah kanan-Nya. Kepada murid itu Simon Petrus memberi isyarat dan berkata: "Tanyalah siapa yang dimaksudkan-Nya!" Murid yang duduk dekat Yesus itu berpaling dan berkata kepada-Nya: "Tuhan, siapakah itu?" Jawab Yesus: "Dialah itu, yang kepadanya Aku akan memberikan roti, sesudah Aku mencelupkannya." Sesudah berkata demikian Ia mengambil roti, mencelupkannya dan memberikannya kepada Yudas, anak Simon Iskariot. Dan sesudah Yudas menerima roti itu, ia kerasukan Iblis. Maka Yesus berkata kepadanya: "Apa yang hendak kauperbuat, perbuatlah dengan segera." Tetapi tidak ada seorangpun dari antara mereka yang duduk makan itu mengerti, apa maksud Yesus mengatakan itu kepada Yudas. Karena Yudas memegang kas ada yang menyangka, bahwa Yesus menyuruh dia membeli apa-apa yang perlu untuk perayaan itu, atau memberi apa-apa kepada orang miskin. Yudas menerima roti itu lalu segera pergi. Pada waktu itu hari sudah malam. Sesudah Yudas pergi, berkatalah Yesus: "Sekarang Anak Manusia dipermuliakan dan Allah dipermuliakan di dalam Dia. Jikalau Allah dipermuliakan di dalam Dia, Allah akan mempermuliakan Dia juga di dalam diri-Nya, dan akan mempermuliakan Dia dengan segera. Hai anak-anak-Ku, hanya seketika saja lagi Aku ada bersama kamu. Kamu akan mencari Aku, dan seperti yang telah Kukatakan kepada orang-orang Yahudi: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang, demikian pula Aku mengatakannya sekarang juga kepada kamu.
Simon Petrus berkata kepada Yesus: "Tuhan, ke manakah Engkau pergi?" Jawab Yesus: "Ke tempat Aku pergi, engkau tidak dapat mengikuti Aku sekarang, tetapi kelak engkau akan mengikuti Aku." Kata Petrus kepada-Nya: "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" Jawab Yesus: "Nyawamu akan kauberikan bagi-Ku? Sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Sebelum ayam berkokok, engkau telah menyangkal Aku tiga kali."
RENUNGAN:
Tentu suatu yang menyakitkan bila kita tahu bahwa orang yang dekat dengan kita dan kita kasihi bakal mengkhianati kita. Juga sangat menyakitkan bila orang yang kita kasihi mengatakan bahwa dia akan setia kepada kita, tetapi kita tahu bahwa dia akan melakukan yang sebaliknya. Coba Anda bayangkan bila suami atau istri Anda yang sangat Anda kasihi ternyata mengkhianati Anda. Bila saat Anda sebelum mengucapkan janji nikah, Anda tahu bahwa pasangan Anda tidak akan setia, tentu Anda akan berpikir ulang untuk melangsungkan pernikahan. Juga bila kita tahu bahwa orang yang kita kasihi mengatakan akan setia, tetapi kita tahu bahwa dia tidak akan setia seperti yang dikatakannya, tentu kita tidak akan mau percaya. Dikhianati memang tidaklah menyenangkan, tidak ada orang yang ingin dikhianati. Namun bila hal itu sudah terjadi, tentu sangat menyakitkan. Suami/isteri bila mengetahui bahwa pasangannya telah mengkhianati cinta dan janji nikahnya, biasanya tidak lagi mau percaya kepada pasangannya, ada yang menuntut perceraian dan ada pula yang membalas dengan hal yang sama.
Seseorang melakukan pengkhianatan terhadap orang yang mengasihinya, karena seseorang itu tidak memiliki hubungan dan cinta yang mendalam dan tulus kepada pasangannya. Demikian sebaliknya karena tidak memiliki hubungan yang mendalam dan cinta yang tulus, bila seseorang itu dikhianati, dia tidak akan mau lagi percaya dan menerima orang yang mengkhianatinya dan bahkan akan balik untuk melakukan hal yang sama. Oleh karena itulah, ketika seseorang itu mendapatkan tawaran yang lebih menarik sesuai dengan yang diharapkannya, seseorang itu akan dengan mudah berkhianat. Berbeda halnya dengan hubungan dan cinta Yesus kepada para murid-Nya dan kepada kita. Yesus tahu bahwa salah seorang murid-Nya akan mengkhianati-Nya. Yesus juga tahu bahwa Petrus yang dengan lantang mengatakan, "Tuhan, mengapa aku tidak dapat mengikuti Engkau sekarang? Aku akan memberikan nyawaku bagi-Mu!" juga akan menyangkal Dia. Namun walaupun demikian, Yesus tidak membenci merekadan tidak mundur dari cinta-Nya untuk menyelamatkan manusia. Cinta Yesus yang sungguh mendalam bagi manusia, tidak bisa dikalahkan oleh pengkhianatan para murid-Nya. Sungguh cinta yang luar biasa, yang membuat kita bersyukur karena kita mempunyai Tuhan yang setia mencintai kita, walaupun kita seringkali tidak setia dan mengkhianati Dia.
Kita tidak mau dikhianati orang, tetapi justru seringkali melakukan pengkhianatan, terutama kepada Yesus. Mungkin kita berpikir bahwa kita tidak melakukan seperti yang dilakukan oleh Yudas Iskariot atau tidak menyangkal Yesus seperti yang dilakukan oleh Petrus. Tetapi kita jangan lupa dan jangan berbangga diri, sebab bila kita tetap hidup dalam perbuatan dosa dan tidak melakukan kehendak Tuhan, itu juga merupakan bentuk penyangkalan dan pengkhianatan kepada Yesus sendiri. Oleh karena itu, mari kita semakin berusaha memperdalam hubungan cinta kasih kita kepada Yesus, agar kita terlepas dari perbuatan mengkhianati Dia. Dan bila kita mengalami seperti yang dialami Yesus dari para murid-Nya, hendaknya kita tidak justru membalasnya tetapi tetap setia mengasihi Allah dan sesama kita. Kesetiaan kita pada perbuatan baik dan cinta kasih, akan membuahkan keselamatan bagi kita dan juga bagi sesama kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.