RENUNGAN HARI RABU DALAM PEKAN SUCI, 20 April 2011
Yes 50:4-9a, Mzm 69:8-10,21bcd-22,31,33-34, Mat 26:14-25
Bila kita sering berlaku seperti Yudas, baiklah kita tidak membela diri, tetapi baiklah kita bertobat segera, sehingga pada Paskah nanti, layaklah kita bersukacita merayakan keselamatan Allah. Amin.
BACAAN INJIL:
Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
"Bukan aku, ya Rabi?" Itulah pernyataan Yudas yang hendak menyerahkan Yesus ketika Yesus mengatakan bahwa salah seorang dari 12 murid-Nya akan menyerahkan Yesus kepada imam-imam kepala. Pernyataan Yudas berbeda dengan pernyataan para murid lain yang menyebut Yesus adalah Tuhan ("Bukan aku, ya Tuhan?"). Para murid yang lain menyebut Yesus adalah Tuhan, tetapi Yudas justru menyebut Yesus adalah Rabi. Melihat perbedaan ini mungkin kita mengatakan bahwa manakala setan sudah merasuki diri kita, maka kita tidak lagi mengakui Yesus adalah Tuhan. Juga kita berpikir bahwa ketika seseorang sudah dikuasai oleh setan, maka seseorang itu memisahkan diri dari keluarga Kerajaan Allah, sebagaimana pada ayat pertama dikatakan bahwa Yudas memisahkan diri dari rasul yang lain dan pergi kepada imam-imam kepala. Namun kiranya perbedaan itu bukanlah suatu kebetulan yang terjadi saat itu juga.
Menurut hemat kami, memang sejak awal menjadi rasul Yesus, Yudas tidak mempunyai motivasi yang murni karena percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Tetapi dia mencari kehormatan karena menjadi murid Yesus yang terkenal saat itu. Memang hal yang sama juga terjadi dalam diri para rasul yang lain. Pada awal mengikuti Yesus, mereka belum mempunyai motivasi yang murni, yakni karena percaya sungguh bahwa Yesus adalah Tuhan dan mendambakan Keselamatan Kekal. Namun pertemuan dan hidup bersama Yesus, telah memurnikan motivasi mereka sehingga bagi mereka Yesus bukan lagi hanya sekedar rabi atau nabi, tetapi Yesus adalah Tuhan. Perubahan yang demikian tidak terjadi pada Yudas Iskariot. Hidup bersama Yesus belum mengubah dirinya, dia masih tinggal tetap dalam keinginan dan dalam manusia lama. Karena itulah dia dikatakan sering memisahkan diri dari kelompok para rasul dan pada akhirnya berani menyerahkan Yesus hanya demi mendapatkan tiga puluh uang perak.
Nah bermenung atas Injil hari ini. Kitapun mungkin sering demikian. Kita sudah mengenal dan hidup bersama dengan Yesus lewat baptisan yang kita terima, tetapi kita belum berubah seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Banyak orang yang sudah dibaptis tetapi masih hidup dalam kehendaknya sendiri, masih mencari kesenangan sendiri dan mengejar kehormatan diri. Bukan suatu hal yang aneh bahwa banyak umat yang sudah dibaptis tetapi selalu sering memisahkan diri dari kelompok keluarga kerajaan umat Allah atau dari jemaat dan Gereja, yakni dengan tidak sering atau jarang ikut dalam kegiatan-kegiatan Gereja, juga jarang menghadiri perayaan ibadah pada hari minggu. Memisahkan diri dari saudara seiman, juga dengan hidup dalam kedosaan. Orang yang hidup berbuat dosa, itu berarti dia bukan hanya memisahkan diri dari Allah tetapi juga dari para murid Yesus yang lainnya.
Maka menjelan hari Raya Paska, kita patut berenung, ‘Apakah pertemuan dan hidup bersama dengan Yesus lewat iman yang telah kita nyatakan, sudah mengubah hidup kita atau tidak?’ Atau apakah kita tetap hidup dalam manusia lama kita sebelum mengenal Yesus? Apakah selama masa Prapaskah ini kita semakin mendekatkan diri pada Yesus dan mengubah hidup kita seperti yang dikehendaki-Nya? Apakah Yesus sungguh bagi kita adalah Tuhan, atau bagi kita Yesus hanya seorang guru iman yang mengagumkan? Atau apakah kita mengikuti-Nya tetapi tetap hanya mencari kesenangan dan kehendak diri, atau sungguh hidup seperti yang dikehendaki oleh Tuhan.
Dalam Injil hari ini, sabda Yesus kepada kita yang mengatkan bahwa salah seorang dari para murid-Nya akan menyerahkan-Nya kepada para imam-imam kepala, juga ditujukan kepada kita semua. Pernyataan Yesus ini, mari kita tanggapi bukan dengan pembelaan diri yang mengatakan “Bukan aku ya Tuhan?”. Tetapi mari kita tanggapi dengan introspeksi diri kita masing-masing, apakah kita juga sering berlaku seperti Yudas. Bila kita sering berlaku seperti Yudas, baiklah kita tidak membela diri, tetapi baiklah kita bertobat segera, sehingga pada Paskah nanti, layaklah kita bersukacita merayakan keselamatan Allah. Amin.
BACAAN INJIL:
Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus. Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?" Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku." Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah. Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?" Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan." Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
"Bukan aku, ya Rabi?" Itulah pernyataan Yudas yang hendak menyerahkan Yesus ketika Yesus mengatakan bahwa salah seorang dari 12 murid-Nya akan menyerahkan Yesus kepada imam-imam kepala. Pernyataan Yudas berbeda dengan pernyataan para murid lain yang menyebut Yesus adalah Tuhan ("Bukan aku, ya Tuhan?"). Para murid yang lain menyebut Yesus adalah Tuhan, tetapi Yudas justru menyebut Yesus adalah Rabi. Melihat perbedaan ini mungkin kita mengatakan bahwa manakala setan sudah merasuki diri kita, maka kita tidak lagi mengakui Yesus adalah Tuhan. Juga kita berpikir bahwa ketika seseorang sudah dikuasai oleh setan, maka seseorang itu memisahkan diri dari keluarga Kerajaan Allah, sebagaimana pada ayat pertama dikatakan bahwa Yudas memisahkan diri dari rasul yang lain dan pergi kepada imam-imam kepala. Namun kiranya perbedaan itu bukanlah suatu kebetulan yang terjadi saat itu juga.
Menurut hemat kami, memang sejak awal menjadi rasul Yesus, Yudas tidak mempunyai motivasi yang murni karena percaya bahwa Yesus adalah Tuhan. Tetapi dia mencari kehormatan karena menjadi murid Yesus yang terkenal saat itu. Memang hal yang sama juga terjadi dalam diri para rasul yang lain. Pada awal mengikuti Yesus, mereka belum mempunyai motivasi yang murni, yakni karena percaya sungguh bahwa Yesus adalah Tuhan dan mendambakan Keselamatan Kekal. Namun pertemuan dan hidup bersama Yesus, telah memurnikan motivasi mereka sehingga bagi mereka Yesus bukan lagi hanya sekedar rabi atau nabi, tetapi Yesus adalah Tuhan. Perubahan yang demikian tidak terjadi pada Yudas Iskariot. Hidup bersama Yesus belum mengubah dirinya, dia masih tinggal tetap dalam keinginan dan dalam manusia lama. Karena itulah dia dikatakan sering memisahkan diri dari kelompok para rasul dan pada akhirnya berani menyerahkan Yesus hanya demi mendapatkan tiga puluh uang perak.
Nah bermenung atas Injil hari ini. Kitapun mungkin sering demikian. Kita sudah mengenal dan hidup bersama dengan Yesus lewat baptisan yang kita terima, tetapi kita belum berubah seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Banyak orang yang sudah dibaptis tetapi masih hidup dalam kehendaknya sendiri, masih mencari kesenangan sendiri dan mengejar kehormatan diri. Bukan suatu hal yang aneh bahwa banyak umat yang sudah dibaptis tetapi selalu sering memisahkan diri dari kelompok keluarga kerajaan umat Allah atau dari jemaat dan Gereja, yakni dengan tidak sering atau jarang ikut dalam kegiatan-kegiatan Gereja, juga jarang menghadiri perayaan ibadah pada hari minggu. Memisahkan diri dari saudara seiman, juga dengan hidup dalam kedosaan. Orang yang hidup berbuat dosa, itu berarti dia bukan hanya memisahkan diri dari Allah tetapi juga dari para murid Yesus yang lainnya.
Maka menjelan hari Raya Paska, kita patut berenung, ‘Apakah pertemuan dan hidup bersama dengan Yesus lewat iman yang telah kita nyatakan, sudah mengubah hidup kita atau tidak?’ Atau apakah kita tetap hidup dalam manusia lama kita sebelum mengenal Yesus? Apakah selama masa Prapaskah ini kita semakin mendekatkan diri pada Yesus dan mengubah hidup kita seperti yang dikehendaki-Nya? Apakah Yesus sungguh bagi kita adalah Tuhan, atau bagi kita Yesus hanya seorang guru iman yang mengagumkan? Atau apakah kita mengikuti-Nya tetapi tetap hanya mencari kesenangan dan kehendak diri, atau sungguh hidup seperti yang dikehendaki oleh Tuhan.
Dalam Injil hari ini, sabda Yesus kepada kita yang mengatkan bahwa salah seorang dari para murid-Nya akan menyerahkan-Nya kepada para imam-imam kepala, juga ditujukan kepada kita semua. Pernyataan Yesus ini, mari kita tanggapi bukan dengan pembelaan diri yang mengatakan “Bukan aku ya Tuhan?”. Tetapi mari kita tanggapi dengan introspeksi diri kita masing-masing, apakah kita juga sering berlaku seperti Yudas. Bila kita sering berlaku seperti Yudas, baiklah kita tidak membela diri, tetapi baiklah kita bertobat segera, sehingga pada Paskah nanti, layaklah kita bersukacita merayakan keselamatan Allah. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.