Renungan Hari biasa Pekan III Prapaskah, Jumat 1 April 2011
(Nonius Alvares Pereira)
Hos 14:2-10, Mzm 81:6c-8a,8bc-9,10-11ab,14,17, Mrk 12:28b-34
(Nonius Alvares Pereira)
Hos 14:2-10, Mzm 81:6c-8a,8bc-9,10-11ab,14,17, Mrk 12:28b-34
"Apakah Tuhan itu berbeda untuk masing-masing agama? Apakah ada agama yang tidak mengajarkan kasih kepada sesama?"
BACAAN INJIL:
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" awab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
RENUNGAN:
Apakah Tuhan itu berbeda untuk masing-masing agama? Apakah ada agama yang tidak mengajarkan kasih kepada sesama?
Pertanyaan ini bisa muncul karena kenyataan yang terjadi ada kerusuhan, pembakaran bahkan tuntutan penghapusan kelompok agama tertentu yang dilandasi agama. Dalam peristiwa itu, kelompok tertentu mengklaim diri bahwa agama merekalah yang benar dan seakan agama mereka diperkenankan bertindak yang tidak baik terhadap kelompok lain dan lebih kasarnya seakan dibenarkan membunuh orang lain. Selain itu juga ada kesan bahwa Tuhan itu berbeda untuk masih-masing agama.
Dalam Injil hari ini Yesus menjawab pertanyaan ahli Taurat yang mempertanyakan hukum mana yang paling utama. Menjawab pertanyaan ini Yesus mengatakan bahwa Tuhan itu hanya satu, tidak ada tuhan yang lain. Dengan ini Yesus menegaskan bahwa Tuhan yang disembah oleh bangsa Israel dan yang diwartakan adalah Tuhan yang satu, sama dan tidak berbeda. Yang membedakan adalah cara penghayatan atau penyembahan kepada Tuhan. Mereka melakukan penyembahan kepada Allah hanya sekedar berdasarkan hukum dan hanya dalam bentuk liturgy saja. Oleh karena itu Yesus mengatakan bahwa penyembahan kepada Allah itu harus dilakukan dengan segenap segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatanmu. Artinya bahwa menyembah Allah yang satu dengan seluruh diri kita. Ini menjadi suatu kritik bagi mereka bahwa mereka menyembah Allah itu hanya dengan hati atau akal budi saja. Lebih lanjut Yesus mengatakan bahwa Hukum yang kedua adalah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.Yesus menegaskan bahwa kedua hukum ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Orang yang mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, dia juga harus mengasihi sesamanya seperti dia mengasihi dirinya sendiri.
Mengasihi Allah dengan segenap diri tidak bisa dipisahkan dengan mengasihi sesama adalah karena jelas bahwa Allah itu mengaishi manusia. Dengan demikian suatu tuntutan bagi yang mengasihi juga harus mengasihi sesamanya. Kasih kepada sesamapun bukan hanya sekedar tetapi sungguh-sungguh karena menganggap orang lain adalah saudara kita, bagian dari diri kita. Oleh karena itu kita tentu tidak ada yang membenci dirinya sendiri, sehingga bila kita menganggap bahwa orang lain adalah bagian dari diri kita sendiri, maka kitapun harus mengasihi sesama kita.
Kedua hukum ini adalah hukum yang terutama dan utama, melebihi persembahan dan korban bakaran. Dengan demikian, lewat injil hari ini kepada kita dikatakan bahwa Tuhan Allah itu sama, tidak ada beberapa Tuhan Allah. Hanya cara penyembahan yang kerap berbeda. Kepada kita Yesus mengatakan bahwa penyembahan yang benar kepada Tuhan adalah menyembah dengan seluruh diri kita, yakni dengan segenap hati, bukan hati yang mendua; dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatan kita. Orang yang menyembah Allah dengan sungguh-sungguh, diapun akan mengasihi sesamanya. Sehingga bagi kita jelaslah bahwa tidak mungkin orang dikatakan mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, tetapi dia membenci sesamanya. Orang yang demikian, menjadi tanda bahwa dia tidak sungguh-sungguh mengasihi Allah. Kita juga perlu diingatkan bahwa kedu hukum ini lebih utama daripada korban persembahan dan korban bakaran. Oleh karena itu, semoga penyembahan kita kepada Allah bukan hanya dalam perayaan saja, tetapi tampak nyata dalam hidup setiap hari, juga yang berbuah pada kasih kepada sesama. Amin.
Lalu seorang ahli Taurat, yang mendengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" awab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini." Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: "Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan." Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: "Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!" Dan seorangpun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus.
RENUNGAN:
Apakah Tuhan itu berbeda untuk masing-masing agama? Apakah ada agama yang tidak mengajarkan kasih kepada sesama?
Pertanyaan ini bisa muncul karena kenyataan yang terjadi ada kerusuhan, pembakaran bahkan tuntutan penghapusan kelompok agama tertentu yang dilandasi agama. Dalam peristiwa itu, kelompok tertentu mengklaim diri bahwa agama merekalah yang benar dan seakan agama mereka diperkenankan bertindak yang tidak baik terhadap kelompok lain dan lebih kasarnya seakan dibenarkan membunuh orang lain. Selain itu juga ada kesan bahwa Tuhan itu berbeda untuk masih-masing agama.
Dalam Injil hari ini Yesus menjawab pertanyaan ahli Taurat yang mempertanyakan hukum mana yang paling utama. Menjawab pertanyaan ini Yesus mengatakan bahwa Tuhan itu hanya satu, tidak ada tuhan yang lain. Dengan ini Yesus menegaskan bahwa Tuhan yang disembah oleh bangsa Israel dan yang diwartakan adalah Tuhan yang satu, sama dan tidak berbeda. Yang membedakan adalah cara penghayatan atau penyembahan kepada Tuhan. Mereka melakukan penyembahan kepada Allah hanya sekedar berdasarkan hukum dan hanya dalam bentuk liturgy saja. Oleh karena itu Yesus mengatakan bahwa penyembahan kepada Allah itu harus dilakukan dengan segenap segenap hati dan dengan segenap jiwa dan dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatanmu. Artinya bahwa menyembah Allah yang satu dengan seluruh diri kita. Ini menjadi suatu kritik bagi mereka bahwa mereka menyembah Allah itu hanya dengan hati atau akal budi saja. Lebih lanjut Yesus mengatakan bahwa Hukum yang kedua adalah mengasihi sesama seperti mengasihi diri sendiri.Yesus menegaskan bahwa kedua hukum ini tidak bisa dipisahkan satu sama lain. Orang yang mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, dia juga harus mengasihi sesamanya seperti dia mengasihi dirinya sendiri.
Mengasihi Allah dengan segenap diri tidak bisa dipisahkan dengan mengasihi sesama adalah karena jelas bahwa Allah itu mengaishi manusia. Dengan demikian suatu tuntutan bagi yang mengasihi juga harus mengasihi sesamanya. Kasih kepada sesamapun bukan hanya sekedar tetapi sungguh-sungguh karena menganggap orang lain adalah saudara kita, bagian dari diri kita. Oleh karena itu kita tentu tidak ada yang membenci dirinya sendiri, sehingga bila kita menganggap bahwa orang lain adalah bagian dari diri kita sendiri, maka kitapun harus mengasihi sesama kita.
Kedua hukum ini adalah hukum yang terutama dan utama, melebihi persembahan dan korban bakaran. Dengan demikian, lewat injil hari ini kepada kita dikatakan bahwa Tuhan Allah itu sama, tidak ada beberapa Tuhan Allah. Hanya cara penyembahan yang kerap berbeda. Kepada kita Yesus mengatakan bahwa penyembahan yang benar kepada Tuhan adalah menyembah dengan seluruh diri kita, yakni dengan segenap hati, bukan hati yang mendua; dengan segenap jiwa, dengan segenap akal budi dan dengan segenap kekuatan kita. Orang yang menyembah Allah dengan sungguh-sungguh, diapun akan mengasihi sesamanya. Sehingga bagi kita jelaslah bahwa tidak mungkin orang dikatakan mengasihi Allah dengan sungguh-sungguh, tetapi dia membenci sesamanya. Orang yang demikian, menjadi tanda bahwa dia tidak sungguh-sungguh mengasihi Allah. Kita juga perlu diingatkan bahwa kedu hukum ini lebih utama daripada korban persembahan dan korban bakaran. Oleh karena itu, semoga penyembahan kita kepada Allah bukan hanya dalam perayaan saja, tetapi tampak nyata dalam hidup setiap hari, juga yang berbuah pada kasih kepada sesama. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.