RENUNGAN HARI MINGGU PRAPASKAH III , 27 Maret 2011
Kel 17:3-7, Mzm 95:1-2,6-7,8-9, Rm 5:1-2,5-8, Yoh 4:5-42
Kel 17:3-7, Mzm 95:1-2,6-7,8-9, Rm 5:1-2,5-8, Yoh 4:5-42
BACAAN INJIL:
"Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus.”
Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau." Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?" Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?" Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka." Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
(Bacaan-bacaan silahkan dilihat di sini)
RENUNGAN:
“Perbuatan dosa mengasingkan kita dari kehidupan bersama, dari Allah, tetapi Tuhan berkenan mengunjungi kita dan mengajak kita untuk bertobat.”
Bacaan hari ini sungguh menarik kita baca atau dengarkan, suatu peristiwa Yesus berbincang-bincang dengan seorang perempuan Samaria di tempat yang sunyi dekat sumur Yakop. Kita ketahui bahwa orang Samaria bagi orang Yahudi saat itu dianggap suku pendosa yang tidak mengenal Allah karena mereka bukan keturunan orang Yahudi. Wanita itu ternyata mempunyai 5 suami, itu berarti 1 orang suaminya yang sah sedangkan 4 orang lagi adalah selingkuhannya. Karena itulah wanita itu mengambil air ke sumur pada siang hari saat sepi karena semua orang lagi sibuk bekerja. Dia tentu tidak mau datang ke sumur pada saat sumur rame, bukan karena tidak mau antri tetapi jelas karena hidupnya sungguh berbeda dengan kebiasaan saat itu, yakni karena hidup dalam dosa karena hidup dalam perselingkungan. Wanita itu terasing dari hidup bersama karena kedosaannya. Namun walaupun demikian namun Yesus malah berbincang-bincang dengan dia dan meminta minum dari wanita itu. Dalam pertemuan itu, Yesus menyapa wanita itu maka terjadilah dialog yang mendalam dan menyetuh hati wanita itu. Wanita itu sungguh terkesan dengan Yesus yang mengenal dirinya secara sungguh dan walaupun Yesus sudah tahu bahwa dia adalah wanita pendosa. Dalam dialog itu Yesus bukannya mencela atau menghina wanita berdosa itu, tetapi malah mewartakan dan menawarkan air hidup yang tidak membuat haus lagi. Air hidup yang dimaksudkan oleh Yesus adalah dirinya sendiri. Wanita Samaria itu terbuka menerima air hidup yang ditawarkan oleh Yesus. Dia juga terbuka menerima pengajaran Yesus yang mengatkaan bahwa diri-Nya lah Mesias yang dinanti-natikanitu. Pertemuan, perbincangan yang penuh kasih, tidak mencela, menghinanya dan tawaran air hidup membuat wanita itu mengalami sukacita dan bahkan wanita itu mengalami hidup baru. Setelah semuanya itu, wanita itu lupa akan tujuannya mengambil air, dia lupa akan kendinya, meninggalkannya dengan berlari ke kota dan memberitakan kepada orang –orang yang ada di situ bahwa dia sudah bertemua dengan Mesias dan mengajak orang-orang itu untuk menemui Yesus, “Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" Pertemuan dan perbincangannya dengan Yesus juga membuat dia tidak takut lagi bertemu dengan orang banyak, karena dia dikucilkan akibat kedosaannya. Semuanya itu melambangkan pertobatan total dalam diri wanita itu, yakni meninggalkan hidup lamanya yang terkucil atau dikucilkan akibat dosa, dia keluar dari dunia itu dan akhirnya dia malah keluar dan pergi ke tempat orang berkumpul untuk mewartakan Yesus Mesias air hidup.
Sama seperti kepada wanita Samaria itu, kitapun orang berdosa yang tidak lepas dari kesalahan tetapi Yesus berkenan menyapa kita dengan penuh kasih. Dia menegur kita dengan penuh kasih dan walaupun kita berdosa, Dia tidak mencela dan menghakimi kita. Yesus menawarkan kepada kita bahwa Dialah air kehidupan yang membuat kita tidak akan haus lagi dan diri-Nya yang akan mengantar kita ke kehidupan kekal. Kita seringkali mencari pemuasan diri, pemuasan kehausan kita dengan hal-hal duniawi, semuanya itu akan tetap membuat kita haus lagi dan tidak akan pernah terpuaskan. Karena itulah kita seringkali melakukan perbuatan dosa. Dosa dengan jelas digambarkan injil hari ini, bukannya membuat kita menjadi hidup tetapi menjadi terasing dari kehidupn bersama dan terasing dari Tuhan. Namun syukurlah bahwa Yesus berkenan menemui kita dan menawarkan diri-Nya yang adalah air kehidupan. Oleh karena itu sama seperti wanita itu, hendaknya kita terbuka menerima Yesus, menerima tawarannya dengan menjadikan Dia sebagai air kehidupan, itulah yang menyelamatkan kita sehingga kita tidak akan haus lagi. Menerima Yesus sebagai air kehidupan itu berarti kita berani bertobat dengan mengubah hidup kita yang lama dengan hidup baru. Bertobat yang benar tentunya menyadari kasih Allah kepada kita, Dialah Mesias yang menjadi air kehidupan sehingga kita meninggalkan hidup dosa dan mengikuti Dia.
Selain itu dengan menerima Yesus adalah Mesias dan air hidup, kitapun seperti wanita Samaria itu, ‘berlari’ keluar dari dunia kita, dari keterasingan diri untuk menemui orang-orang untuk mewartakan Yesus adalah Mesias, air hidup. Persatuan kita dengan Yesus air hidup, hendaknya menjadi kesaksian bagi sesama kita dan lewat hidup kita, kita berani mengajak orang lain untuk bertemu dan bersatu dengan Yesus air hidup. Kesaksian yang benar adalah hidup yang senantiasa menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran. Itu artinya hidup iman kita bukan hanya dirayakan dalam tempat tertentu, tetapi di manapun kita berana senantiasa hidup dalam Roh dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Itulah kiranya yang dimaksudkan oleh Yesus menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran. Yesus menemui, menyapa kita dan mengajak kita untuk bertobat. Dia tidak mencela dan mengasingkan kita walau kita berdosa. Demikianpun kiranya kita perbuat kepada sesama kita yang terasing dan diasingkan karena hidup mereka yang tidak baik. Kalau orang lain biasanya menyingkirkan orang lain terutama yang hidupnya tidak baik, kita hendaknya justru menemui mereka dengan penuh kasih dan mengajak mereka bertobat.
Semoga kasih Allah yang menyapa dan mengajak kita bertobat, membuat kita berani mengubah hidup kita dengan hidup yang baru, bertobat dan pada akhirnya juga berani menemui, menyapa dan dengan kasih mengajak sesama kita untuk bertemu dengan Yesus yang adalah Mesias, air kehidupan. Amin.
"Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus.”
Maka sampailah Ia ke sebuah kota di Samaria, yang bernama Sikhar dekat tanah yang diberikan Yakub dahulu kepada anaknya, Yusuf. Di situ terdapat sumur Yakub. Yesus sangat letih oleh perjalanan, karena itu Ia duduk di pinggir sumur itu. Hari kira-kira pukul dua belas. Maka datanglah seorang perempuan Samaria hendak menimba air. Kata Yesus kepadanya: "Berilah Aku minum." Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Maka kata perempuan Samaria itu kepada-Nya: "Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria?" (Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.) Jawab Yesus kepadanya: "Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, Engkau tidak punya timba dan sumur ini amat dalam; dari manakah Engkau memperoleh air hidup itu? Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kami Yakub, yang memberikan sumur ini kepada kami dan yang telah minum sendiri dari dalamnya, ia serta anak-anaknya dan ternaknya?" Jawab Yesus kepadanya: "Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi, tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus untuk selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus memancar sampai kepada hidup yang kekal." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air." Kata Yesus kepadanya: "Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini." Kata perempuan itu: "Aku tidak mempunyai suami." Kata Yesus kepadanya: "Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau berkata benar." Kata perempuan itu kepada-Nya: "Tuhan, nyata sekarang padaku, bahwa Engkau seorang nabi. Nenek moyang kami menyembah di atas gunung ini, tetapi kamu katakan, bahwa Yerusalemlah tempat orang menyembah." Kata Yesus kepadanya: "Percayalah kepada-Ku, hai perempuan, saatnya akan tiba, bahwa kamu akan menyembah Bapa bukan di gunung ini dan bukan juga di Yerusalem. Kamu menyembah apa yang tidak kamu kenal, kami menyembah apa yang kami kenal, sebab keselamatan datang dari bangsa Yahudi. Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran." Jawab perempuan itu kepada-Nya: "Aku tahu, bahwa Mesias akan datang, yang disebut juga Kristus; apabila Ia datang, Ia akan memberitakan segala sesuatu kepada kami." Kata Yesus kepadanya: "Akulah Dia, yang sedang berkata-kata dengan engkau." Pada waktu itu datanglah murid-murid-Nya dan mereka heran, bahwa Ia sedang bercakap-cakap dengan seorang perempuan. Tetapi tidak seorangpun yang berkata: "Apa yang Engkau kehendaki? Atau: Apa yang Engkau percakapkan dengan dia?" Maka perempuan itu meninggalkan tempayannya di situ lalu pergi ke kota dan berkata kepada orang-orang yang di situ: "Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" Maka merekapun pergi ke luar kota lalu datang kepada Yesus. Sementara itu murid-murid-Nya mengajak Dia, katanya: "Rabi, makanlah." Akan tetapi Ia berkata kepada mereka: "Pada-Ku ada makanan yang tidak kamu kenal." Maka murid-murid itu berkata seorang kepada yang lain: "Adakah orang yang telah membawa sesuatu kepada-Nya untuk dimakan?" Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya. Bukankah kamu mengatakan: Empat bulan lagi tibalah musim menuai? Tetapi Aku berkata kepadamu: Lihatlah sekelilingmu dan pandanglah ladang-ladang yang sudah menguning dan matang untuk dituai. Sekarang juga penuai telah menerima upahnya dan ia mengumpulkan buah untuk hidup yang kekal, sehingga penabur dan penuai sama-sama bersukacita. Sebab dalam hal ini benarlah peribahasa: Yang seorang menabur dan yang lain menuai. Aku mengutus kamu untuk menuai apa yang tidak kamu usahakan; orang-orang lain berusaha dan kamu datang memetik hasil usaha mereka." Dan banyak orang Samaria dari kota itu telah menjadi percaya kepada-Nya karena perkataan perempuan itu, yang bersaksi: "Ia mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat." Ketika orang-orang Samaria itu sampai kepada Yesus, mereka meminta kepada-Nya, supaya Ia tinggal pada mereka; dan Iapun tinggal di situ dua hari lamanya. Dan lebih banyak lagi orang yang menjadi percaya karena perkataan-Nya, dan mereka berkata kepada perempuan itu: "Kami percaya, tetapi bukan lagi karena apa yang kaukatakan, sebab kami sendiri telah mendengar Dia dan kami tahu, bahwa Dialah benar-benar Juruselamat dunia."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
(Bacaan-bacaan silahkan dilihat di sini)
RENUNGAN:
“Perbuatan dosa mengasingkan kita dari kehidupan bersama, dari Allah, tetapi Tuhan berkenan mengunjungi kita dan mengajak kita untuk bertobat.”
Bacaan hari ini sungguh menarik kita baca atau dengarkan, suatu peristiwa Yesus berbincang-bincang dengan seorang perempuan Samaria di tempat yang sunyi dekat sumur Yakop. Kita ketahui bahwa orang Samaria bagi orang Yahudi saat itu dianggap suku pendosa yang tidak mengenal Allah karena mereka bukan keturunan orang Yahudi. Wanita itu ternyata mempunyai 5 suami, itu berarti 1 orang suaminya yang sah sedangkan 4 orang lagi adalah selingkuhannya. Karena itulah wanita itu mengambil air ke sumur pada siang hari saat sepi karena semua orang lagi sibuk bekerja. Dia tentu tidak mau datang ke sumur pada saat sumur rame, bukan karena tidak mau antri tetapi jelas karena hidupnya sungguh berbeda dengan kebiasaan saat itu, yakni karena hidup dalam dosa karena hidup dalam perselingkungan. Wanita itu terasing dari hidup bersama karena kedosaannya. Namun walaupun demikian namun Yesus malah berbincang-bincang dengan dia dan meminta minum dari wanita itu. Dalam pertemuan itu, Yesus menyapa wanita itu maka terjadilah dialog yang mendalam dan menyetuh hati wanita itu. Wanita itu sungguh terkesan dengan Yesus yang mengenal dirinya secara sungguh dan walaupun Yesus sudah tahu bahwa dia adalah wanita pendosa. Dalam dialog itu Yesus bukannya mencela atau menghina wanita berdosa itu, tetapi malah mewartakan dan menawarkan air hidup yang tidak membuat haus lagi. Air hidup yang dimaksudkan oleh Yesus adalah dirinya sendiri. Wanita Samaria itu terbuka menerima air hidup yang ditawarkan oleh Yesus. Dia juga terbuka menerima pengajaran Yesus yang mengatkaan bahwa diri-Nya lah Mesias yang dinanti-natikanitu. Pertemuan, perbincangan yang penuh kasih, tidak mencela, menghinanya dan tawaran air hidup membuat wanita itu mengalami sukacita dan bahkan wanita itu mengalami hidup baru. Setelah semuanya itu, wanita itu lupa akan tujuannya mengambil air, dia lupa akan kendinya, meninggalkannya dengan berlari ke kota dan memberitakan kepada orang –orang yang ada di situ bahwa dia sudah bertemua dengan Mesias dan mengajak orang-orang itu untuk menemui Yesus, “Mari, lihat! Di sana ada seorang yang mengatakan kepadaku segala sesuatu yang telah kuperbuat. Mungkinkah Dia Kristus itu?" Pertemuan dan perbincangannya dengan Yesus juga membuat dia tidak takut lagi bertemu dengan orang banyak, karena dia dikucilkan akibat kedosaannya. Semuanya itu melambangkan pertobatan total dalam diri wanita itu, yakni meninggalkan hidup lamanya yang terkucil atau dikucilkan akibat dosa, dia keluar dari dunia itu dan akhirnya dia malah keluar dan pergi ke tempat orang berkumpul untuk mewartakan Yesus Mesias air hidup.
Sama seperti kepada wanita Samaria itu, kitapun orang berdosa yang tidak lepas dari kesalahan tetapi Yesus berkenan menyapa kita dengan penuh kasih. Dia menegur kita dengan penuh kasih dan walaupun kita berdosa, Dia tidak mencela dan menghakimi kita. Yesus menawarkan kepada kita bahwa Dialah air kehidupan yang membuat kita tidak akan haus lagi dan diri-Nya yang akan mengantar kita ke kehidupan kekal. Kita seringkali mencari pemuasan diri, pemuasan kehausan kita dengan hal-hal duniawi, semuanya itu akan tetap membuat kita haus lagi dan tidak akan pernah terpuaskan. Karena itulah kita seringkali melakukan perbuatan dosa. Dosa dengan jelas digambarkan injil hari ini, bukannya membuat kita menjadi hidup tetapi menjadi terasing dari kehidupn bersama dan terasing dari Tuhan. Namun syukurlah bahwa Yesus berkenan menemui kita dan menawarkan diri-Nya yang adalah air kehidupan. Oleh karena itu sama seperti wanita itu, hendaknya kita terbuka menerima Yesus, menerima tawarannya dengan menjadikan Dia sebagai air kehidupan, itulah yang menyelamatkan kita sehingga kita tidak akan haus lagi. Menerima Yesus sebagai air kehidupan itu berarti kita berani bertobat dengan mengubah hidup kita yang lama dengan hidup baru. Bertobat yang benar tentunya menyadari kasih Allah kepada kita, Dialah Mesias yang menjadi air kehidupan sehingga kita meninggalkan hidup dosa dan mengikuti Dia.
Selain itu dengan menerima Yesus adalah Mesias dan air hidup, kitapun seperti wanita Samaria itu, ‘berlari’ keluar dari dunia kita, dari keterasingan diri untuk menemui orang-orang untuk mewartakan Yesus adalah Mesias, air hidup. Persatuan kita dengan Yesus air hidup, hendaknya menjadi kesaksian bagi sesama kita dan lewat hidup kita, kita berani mengajak orang lain untuk bertemu dan bersatu dengan Yesus air hidup. Kesaksian yang benar adalah hidup yang senantiasa menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran. Itu artinya hidup iman kita bukan hanya dirayakan dalam tempat tertentu, tetapi di manapun kita berana senantiasa hidup dalam Roh dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik. Itulah kiranya yang dimaksudkan oleh Yesus menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran. Yesus menemui, menyapa kita dan mengajak kita untuk bertobat. Dia tidak mencela dan mengasingkan kita walau kita berdosa. Demikianpun kiranya kita perbuat kepada sesama kita yang terasing dan diasingkan karena hidup mereka yang tidak baik. Kalau orang lain biasanya menyingkirkan orang lain terutama yang hidupnya tidak baik, kita hendaknya justru menemui mereka dengan penuh kasih dan mengajak mereka bertobat.
Semoga kasih Allah yang menyapa dan mengajak kita bertobat, membuat kita berani mengubah hidup kita dengan hidup yang baru, bertobat dan pada akhirnya juga berani menemui, menyapa dan dengan kasih mengajak sesama kita untuk bertemu dengan Yesus yang adalah Mesias, air kehidupan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.