Imam aktivis memulai aksi Prapaskah
Oleh John Choi, Seoul
Oleh John Choi, Seoul
Pastor Bartholomew Mun Jung-hyun di halaman Katedral Myeongdong di Seoul. Memulai doa Prapaskahnya untuk pembaruan Gereja, seorang imam aktivis mendesak Gereja untuk mengikuti Yesus Kristus, bukan materialisme.
Pada Rabu Abu, Pastor Bartolomeus Mun Jung-hyun, seorang aktivis sosial terkenal, memulai aksi doa Prapaskahnya bersama sekitar 50 aktivis Katolik dan umat di Gua Maria di Katedral Myeongdong.
Pastor Mun mengatakan, “Melalui ibadat tersebut, kita akan membahas Gereja, kehidupan umat beriman, sesama kita, dan masa depan masyarakat, dan kita sendiri. Ibadat tersebut juga kesempatan untuk menyemangati diri kita untuk mengupayakan pembaruan Gereja.”
Dalam aksi doa tersebut, Pastor Mun akan mengadakan Jalan Salib, meditasi dan diskusi Kitab Suci dengan umat setiap hari hingga 20 April. Aksi tersebut bertema “Way of Jesus, Way of Man.”
Pastor Mun telah berdoa di Katedral Myeongdong bagi Nicholas Kardinal Cheong Jin-suk dan pertobatan Gereja sejak Agustus lalu. Dalam doa-doa tersebut, dia menulis frase-frase bacaan harian Alkitab di piringan kayu untuk menunjukkan keinginannya untuk membarui Gereja.
“Saya datang ke sini karena marah lantaran umat Myeongdong meminta imam untuk meninggalkan imamat dan Kardinal Cheong yang mendukung aksi umat tersebut. Memang awalnya saya marah tapi sekarang saya merasa tenang dalam Yesus,” kata imam yang sudah pensiuan asal Keuskupan Jeonju itu.
April lalu, para imam yang menolak proyek sungai dari pemerintah berusaha mendirikan tenda untuk berdoa di pintu masuk katedral tetapi umat memaksa mereka untuk meninggalkan katedral dan mengatakan bahwa imam-imam politik harus meninggalkan imamat.
Pastor Mun menyesal bahwa katedral, pusat Gereja Katolik di Korea dan jantung gerakan demokratisasi Korea, telah hancur karena materialisme dan telah kehilangan kekuatan simboliknya.
“Gereja dewasa ini,” katanya, “memiliki terlalu banyak hal dan telah dibutakan oleh materialisme seperti halnya masyarakat sekuler. Gereja kehilangan dasar pertobatan dan tidak mencerminkan keaslian dan kebenaran dari Gereja Kristen.”
“Iman itu berasal dari keyakinan dalam Yesus Kristus, bukan pada struktur Gereja. Gereja harus kembali ke posisinya dan umat tidak boleh mengabaikan Gereja yang bergerak menuju bersama arah lain bersama Yesus,” tambahnya.
ucanews.com
Disadur dari : http://www.cathnewsindonesia.com/Tanggal publikasi: 11 Maret 2011
Pada Rabu Abu, Pastor Bartolomeus Mun Jung-hyun, seorang aktivis sosial terkenal, memulai aksi doa Prapaskahnya bersama sekitar 50 aktivis Katolik dan umat di Gua Maria di Katedral Myeongdong.
Pastor Mun mengatakan, “Melalui ibadat tersebut, kita akan membahas Gereja, kehidupan umat beriman, sesama kita, dan masa depan masyarakat, dan kita sendiri. Ibadat tersebut juga kesempatan untuk menyemangati diri kita untuk mengupayakan pembaruan Gereja.”
Dalam aksi doa tersebut, Pastor Mun akan mengadakan Jalan Salib, meditasi dan diskusi Kitab Suci dengan umat setiap hari hingga 20 April. Aksi tersebut bertema “Way of Jesus, Way of Man.”
Pastor Mun telah berdoa di Katedral Myeongdong bagi Nicholas Kardinal Cheong Jin-suk dan pertobatan Gereja sejak Agustus lalu. Dalam doa-doa tersebut, dia menulis frase-frase bacaan harian Alkitab di piringan kayu untuk menunjukkan keinginannya untuk membarui Gereja.
“Saya datang ke sini karena marah lantaran umat Myeongdong meminta imam untuk meninggalkan imamat dan Kardinal Cheong yang mendukung aksi umat tersebut. Memang awalnya saya marah tapi sekarang saya merasa tenang dalam Yesus,” kata imam yang sudah pensiuan asal Keuskupan Jeonju itu.
April lalu, para imam yang menolak proyek sungai dari pemerintah berusaha mendirikan tenda untuk berdoa di pintu masuk katedral tetapi umat memaksa mereka untuk meninggalkan katedral dan mengatakan bahwa imam-imam politik harus meninggalkan imamat.
Pastor Mun menyesal bahwa katedral, pusat Gereja Katolik di Korea dan jantung gerakan demokratisasi Korea, telah hancur karena materialisme dan telah kehilangan kekuatan simboliknya.
“Gereja dewasa ini,” katanya, “memiliki terlalu banyak hal dan telah dibutakan oleh materialisme seperti halnya masyarakat sekuler. Gereja kehilangan dasar pertobatan dan tidak mencerminkan keaslian dan kebenaran dari Gereja Kristen.”
“Iman itu berasal dari keyakinan dalam Yesus Kristus, bukan pada struktur Gereja. Gereja harus kembali ke posisinya dan umat tidak boleh mengabaikan Gereja yang bergerak menuju bersama arah lain bersama Yesus,” tambahnya.
ucanews.com
Disadur dari : http://www.cathnewsindonesia.com/Tanggal publikasi: 11 Maret 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.