BEBERAPA HAL PANTANG DAN PUASA
MENGAPA KITA BERPANTANG?
Ada dua alasan utama. Pertama, sebagai kurban silih atas dosa-dosa kita. Kita melukai hati Tuhan dan sesama ketika kita berdosa. Kedua, dan yang paling utama, kita melukai hati Tuhan dan sesama karena kita kurang dapat mengendalikan diri. Ketika kita tergoda untuk melakukan sesuatu yang jahat (atau tidak melakukan sesuatu yang baik). Kita jatuh dalam pencobaan karena kita tidak mempunyai kehendak yang kuat untuk melakukan yang baik.
Jika kalian ingin belajar mengendalikan diri, mulailah dari hal-hal yang kecil. Selama beberapa minggu berpantanglah sesuatu yang kalian sukai. Misalnya berpantang permen, atau berpantang menonton acara TV yang kalian sukai, atau berpantang pergi ke bioskop.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
MENGAPA KITA BERPANTANG DAGING PADA HARI JUMAT?
Pada abad ke-4 sudah ada hukum Gereja tentang berpantang pada hari-hari tertentu. Dahulu setiap hari Rabu, Jumat dan Sabtu adalah hari-hari pantang. Sejak abad ke-12 pantang ditetapkan hanya pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat - untuk mengenang bahwa Yesus wafat pada hari itu. Pada tahun 1965 Paus Paulus VI mengijinkan Konferensi Para Uskup untuk menetapkan masa pantang dan puasa. Maka ditetapkan hari Rabu Abu dan Jumat Agung sebagai masa puasa dan pantang serta setiap hari Jumat dalam Masa Prapaskah sebagai masa pantang.
Mengapa berpantang daging? Banyak orang suka kelezatannya dan merasa kehilangan jika harus berpantang. Dulu peraturan pantang dan puasa orang-orang Kristen juga memasukkan susu dan telur sebagai pantangan. Pantang dan puasa menunjukkan rasa hormat akan ciptaan Tuhan dengan menggunakannya lebih hemat.
Sumber : Ask a Franciscan by Father Pat McCloskey, O.F.M.; © 2001 St. Anthony Messenger Press.
BAGAIMANA PERATURAN PANTANG & PUASA?
PERATURAN PANTANG DAN PUASA KEUSKUPAN SURABAYA TAHUN 2009
Sesuai dengan ketentuan Kitab Hukum Kanonik (Kanon No. 1249 - 1253) dan Statuta Keuskupan Regio Jawa No. 111, maka ditetapkan:
a. Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.
b. Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas.
c. Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok. Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya.
d. Salah satu ungkapan tobat ialah Aksi Puasa Pembangunan (APP) yang diharapkan mempunyai nilai pembaharuan pribadi dan nilai solidaritas tingkat paroki, keuskupan dan nasional. Hendaknya di setiap paroki diadakan kegiatan sosial konkret yang membantu masyarakat umum, seperti misalnya mengadakan beasiswa, pengobatan untuk umum, donor darah, pasar murah dan lain-lain.
e. Hasil pengumpulan dana selama APP, hendaknya selekas mungkin diserahkan kepada Romo Bendahara Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Surabaya, paling lambat tanggal 30 April 2009.
f. Hendaknya diusahakan agar masa tobat sungguh menjadi masa pembaharuan rohani umat dengan diselenggarakan pendalaman bahan APP di Lingkungan, Wilayah, Paroki dan kelompok-kelompok kategorial, rekoleksi, retret, ibadat Jalan Salib, meditasi dan sebagainya.
Surabaya, 11 Februari 2009
Mgr. V. Sutikno Wisaksono
Uskup Surabaya
“dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
Ada dua alasan utama. Pertama, sebagai kurban silih atas dosa-dosa kita. Kita melukai hati Tuhan dan sesama ketika kita berdosa. Kedua, dan yang paling utama, kita melukai hati Tuhan dan sesama karena kita kurang dapat mengendalikan diri. Ketika kita tergoda untuk melakukan sesuatu yang jahat (atau tidak melakukan sesuatu yang baik). Kita jatuh dalam pencobaan karena kita tidak mempunyai kehendak yang kuat untuk melakukan yang baik.
Jika kalian ingin belajar mengendalikan diri, mulailah dari hal-hal yang kecil. Selama beberapa minggu berpantanglah sesuatu yang kalian sukai. Misalnya berpantang permen, atau berpantang menonton acara TV yang kalian sukai, atau berpantang pergi ke bioskop.
sumber : P. Richard Lonsdale; Catholic1 Publishing Company; www.catholic1.com
MENGAPA KITA BERPANTANG DAGING PADA HARI JUMAT?
Pada abad ke-4 sudah ada hukum Gereja tentang berpantang pada hari-hari tertentu. Dahulu setiap hari Rabu, Jumat dan Sabtu adalah hari-hari pantang. Sejak abad ke-12 pantang ditetapkan hanya pada hari Rabu Abu dan setiap hari Jumat - untuk mengenang bahwa Yesus wafat pada hari itu. Pada tahun 1965 Paus Paulus VI mengijinkan Konferensi Para Uskup untuk menetapkan masa pantang dan puasa. Maka ditetapkan hari Rabu Abu dan Jumat Agung sebagai masa puasa dan pantang serta setiap hari Jumat dalam Masa Prapaskah sebagai masa pantang.
Mengapa berpantang daging? Banyak orang suka kelezatannya dan merasa kehilangan jika harus berpantang. Dulu peraturan pantang dan puasa orang-orang Kristen juga memasukkan susu dan telur sebagai pantangan. Pantang dan puasa menunjukkan rasa hormat akan ciptaan Tuhan dengan menggunakannya lebih hemat.
Sumber : Ask a Franciscan by Father Pat McCloskey, O.F.M.; © 2001 St. Anthony Messenger Press.
BAGAIMANA PERATURAN PANTANG & PUASA?
PERATURAN PANTANG DAN PUASA KEUSKUPAN SURABAYA TAHUN 2009
Sesuai dengan ketentuan Kitab Hukum Kanonik (Kanon No. 1249 - 1253) dan Statuta Keuskupan Regio Jawa No. 111, maka ditetapkan:
a. Hari Puasa dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Hari Pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh Jumat selama Masa Prapaska sampai dengan Jumat Agung.
b. Yang wajib berpuasa ialah semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60. Yang wajib berpantang ialah semua orang Katolik yang berusia genap 14 tahun ke atas.
c. Puasa (dalam arti yuridis) berarti makan kenyang hanya sekali sehari. Pantang (dalam arti yuridis) berarti memilih pantang daging, atau ikan atau garam, atau jajan atau rokok. Bila dikehendaki masih bisa menambah sendiri puasa dan pantang secara pribadi, tanpa dibebani dengan dosa bila melanggarnya.
d. Salah satu ungkapan tobat ialah Aksi Puasa Pembangunan (APP) yang diharapkan mempunyai nilai pembaharuan pribadi dan nilai solidaritas tingkat paroki, keuskupan dan nasional. Hendaknya di setiap paroki diadakan kegiatan sosial konkret yang membantu masyarakat umum, seperti misalnya mengadakan beasiswa, pengobatan untuk umum, donor darah, pasar murah dan lain-lain.
e. Hasil pengumpulan dana selama APP, hendaknya selekas mungkin diserahkan kepada Romo Bendahara Panitia Aksi Puasa Pembangunan Keuskupan Surabaya, paling lambat tanggal 30 April 2009.
f. Hendaknya diusahakan agar masa tobat sungguh menjadi masa pembaharuan rohani umat dengan diselenggarakan pendalaman bahan APP di Lingkungan, Wilayah, Paroki dan kelompok-kelompok kategorial, rekoleksi, retret, ibadat Jalan Salib, meditasi dan sebagainya.
Surabaya, 11 Februari 2009
Mgr. V. Sutikno Wisaksono
Uskup Surabaya
“dikutip dari YESAYA: www.indocell.net/yesaya”
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.