Uskup protes laporan “cuci tangan”
Oleh Philip Mathew, Bangalore, India
Oleh Philip Mathew, Bangalore, India
Para uskup Katolik dan Protestan dalam sebuah aksi duduk di Bangalore
Delapan belas uskup Katolik dan Protestan dari Negara Bagian Karnataka, India selatan, mengadakan aksi duduk pada 18 Februari untuk memprotes laporan dari komisi yang menyelidiki serangan-serangan terhadap Gereja.
Mereka mengkritik Hakim B.K. Somashekhara dari komisi tersebut karena tidak mengidentifikasi orang-orang yang menyerang gereja-gereja pada tahun 2008.
Aksi protes tersebut diselenggarakan di Bangalore, ibukota negara bagian tersebut, oleh Karnataka United Christian Forum for Human Rights dan Karnataka Region Catholic Bishops’ Council.
Setelah hampir tiga tahu mengadakan investigasi, komisi tersebut menyerahkan laporan akhirnya pada 28 Januari kepada pemerintah negara pimpinan Partai Rakyat India (BJP, Bharatiya Janata Party) yang pro-Hindu.
Laporan ini bukan merupakan temuan peradilan tetapi laporan bermotif politik, demikian dugaan Uskup Agung Bangalore Mgr Bernard Moras, pemimpin Gereja Katolik di negara bagian tersebut.
Laporan tersebut “benar-benar sepihak, bias, propagandis, dan bahkan bersifat komunal,” katanya, sambil menambahkan bahwa laporan itu “benar-benar tidak adil bagi segenap umat Kristen.”
“Orang-orang Kristen yang menjadi sasaran serangan dan korban kekacauan terorganisir dan vandalisme telah diputarbalikkan menjadi pelaku, sedangkan penyerang sesungguhnya serta semua kekuatan dan elemen pendukung baik langsung maupun tak langsung mendapat “buku putih,” demikian prelatus tersebut dengan penuh rasa kesal.
Komisi itu menyelidiki 57 kasus serangan gereja di tahun 2008, segera setelah pemerintah BJP berkuasa di negara bagian tersebut.
Para uskup menuntut agar kasus-kasus itu diserahkan kepada Biro Investigasi Sentral, badan penyelidikan tertinggi di India.
Para pemimpin Gereja itu juga menuntut agar lebih dari 150 kasus diajukan kepada umat Kristen yang terluka dan terganggu akibat serangan gereja-gereja itu dicabut.
Sementara itu, Global Council of Indian Christians mengadakan aksi protes serupa di bagian lain dari kota tersebut. Aksi protes itu dihadiri oleh sekitar 3.000 orang Kristen dari semua denominasi.
ucanews.com
Sumber :http://www.cathnewsindonesia.com/
Delapan belas uskup Katolik dan Protestan dari Negara Bagian Karnataka, India selatan, mengadakan aksi duduk pada 18 Februari untuk memprotes laporan dari komisi yang menyelidiki serangan-serangan terhadap Gereja.
Mereka mengkritik Hakim B.K. Somashekhara dari komisi tersebut karena tidak mengidentifikasi orang-orang yang menyerang gereja-gereja pada tahun 2008.
Aksi protes tersebut diselenggarakan di Bangalore, ibukota negara bagian tersebut, oleh Karnataka United Christian Forum for Human Rights dan Karnataka Region Catholic Bishops’ Council.
Setelah hampir tiga tahu mengadakan investigasi, komisi tersebut menyerahkan laporan akhirnya pada 28 Januari kepada pemerintah negara pimpinan Partai Rakyat India (BJP, Bharatiya Janata Party) yang pro-Hindu.
Laporan ini bukan merupakan temuan peradilan tetapi laporan bermotif politik, demikian dugaan Uskup Agung Bangalore Mgr Bernard Moras, pemimpin Gereja Katolik di negara bagian tersebut.
Laporan tersebut “benar-benar sepihak, bias, propagandis, dan bahkan bersifat komunal,” katanya, sambil menambahkan bahwa laporan itu “benar-benar tidak adil bagi segenap umat Kristen.”
“Orang-orang Kristen yang menjadi sasaran serangan dan korban kekacauan terorganisir dan vandalisme telah diputarbalikkan menjadi pelaku, sedangkan penyerang sesungguhnya serta semua kekuatan dan elemen pendukung baik langsung maupun tak langsung mendapat “buku putih,” demikian prelatus tersebut dengan penuh rasa kesal.
Komisi itu menyelidiki 57 kasus serangan gereja di tahun 2008, segera setelah pemerintah BJP berkuasa di negara bagian tersebut.
Para uskup menuntut agar kasus-kasus itu diserahkan kepada Biro Investigasi Sentral, badan penyelidikan tertinggi di India.
Para pemimpin Gereja itu juga menuntut agar lebih dari 150 kasus diajukan kepada umat Kristen yang terluka dan terganggu akibat serangan gereja-gereja itu dicabut.
Sementara itu, Global Council of Indian Christians mengadakan aksi protes serupa di bagian lain dari kota tersebut. Aksi protes itu dihadiri oleh sekitar 3.000 orang Kristen dari semua denominasi.
ucanews.com
Sumber :http://www.cathnewsindonesia.com/
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.