Cina-Vatikan, umat Katolik “berperan”
Uskup Agung Savio Hon Tai-fai SDB meminta umat Katolik Hong Kong untuk bertindak sebagai jembatan dalam mempercepat hubungan Cina-Vatikan.
Cina dan Vatikan memiliki sistem politik yang sama seperti piramida, tetapi berbeda latar belakang budaya dan agama, kata uskup agung. Umat dan kelompok-kelompok Gereja dari luar Cina daratan dapat berfungsi sebagai “jembatan untuk mendorong dialog, saling pengertian, dan bahkan kesepakatan antara mereka di Cina daratan,” katanya.
Sekretaris baru dari Kongregasi Evangelisasi di Vatikan itu berkunjung selama seminggu ke tempat kelahirannya dan juga akan mengunjungi Taiwan pada 23 Februari.
Pada 20 Februari, dia mengadakan diskusi dengan sekitar 100 umat Katolik setempat sebelum mengikuti Misa penyambutan di Katedral Maria Dikandung Tanpa Noda, yang diselenggarakan Keuskupan Hong Kong.
Menanggapi seorang umat yang bertanya “apa yang bisa dilakukan umat Katolik Hong Kong untuk Cina,” Uskup Agung Hon mengutip Paus Yohanes Paulus II yang menyarankan dialog dan berbagi sumber daya dengan umat Katolik di Cina daratan dan mendorong pengampunan di antara mereka.
Umat Katolik Hong Kong, katanya, bisa berhubungan baik dengan komunitas Gereja bawah tanah maupun dengan komunitas Gereja terbuka dan dapat membantu rekonsiliasi.
Karena umat Katolik Hong Kong itu orang luar, mereka tidak terlibat dalam konflik-konflik yang timbul karena dipaksa untuk mentaati sebuah Gereja independen. Mereka juga tidak merasakan pengkhianatan akibat kekacauan politik sejak tahun 1950, katanya.
Beberapa langkah konkrit telah diambil baru-baru ini, katanya, seperti penerimaan para imam dan kaum awam Cina daratan yang mendaftar untuk belajar di Fujen Catholic University di Taiwan.
“Jika di jabatan saya, saya bisa melakukan sesuatu sebagai jembatan, saya akan melakukannya dengan senang hati,” katanya.
Salah satu perempuan paruh baya asal Cina daratan mengucapkan selamat atas pengangkatan uskup agung tersebut dan menyatakan ingin melihat normalisasi hubungan Cina-Vatikan itu terwujud.
Uskup Agung Hon menanggapi dengan mengatakan Vatikan harus berhati-hati saat bernegosiasi dengan Cina.
“Jika Vatikan membuat terlalu banyak konsesi hanya demi normalisasi atau jika mereka yang oportunis memutarbalikkan pembicaraan, maka hakekat Gereja Cina itu sendiri bisa menjadi kacau,” tegasnya.
Di awal Misa malam tersebut, Uskup Hong Kong Mgr John Tong Hon menyambut Uskup Agung Hon. Hampir 70 imam berkonselebrasi dalam Misa di Katedral Maria Dikandung Tanpa Noda yang dihadiri oleh lebih dari 1.000 umat, termasuk beberapa dari Cina daratan.
ucanews.com
Disadur dari : http://www.cathnewsindonesia.com/ Tanggal publikasi: 22 Februari 2011
Sekretaris baru dari Kongregasi Evangelisasi di Vatikan itu berkunjung selama seminggu ke tempat kelahirannya dan juga akan mengunjungi Taiwan pada 23 Februari.
Pada 20 Februari, dia mengadakan diskusi dengan sekitar 100 umat Katolik setempat sebelum mengikuti Misa penyambutan di Katedral Maria Dikandung Tanpa Noda, yang diselenggarakan Keuskupan Hong Kong.
Menanggapi seorang umat yang bertanya “apa yang bisa dilakukan umat Katolik Hong Kong untuk Cina,” Uskup Agung Hon mengutip Paus Yohanes Paulus II yang menyarankan dialog dan berbagi sumber daya dengan umat Katolik di Cina daratan dan mendorong pengampunan di antara mereka.
Umat Katolik Hong Kong, katanya, bisa berhubungan baik dengan komunitas Gereja bawah tanah maupun dengan komunitas Gereja terbuka dan dapat membantu rekonsiliasi.
Karena umat Katolik Hong Kong itu orang luar, mereka tidak terlibat dalam konflik-konflik yang timbul karena dipaksa untuk mentaati sebuah Gereja independen. Mereka juga tidak merasakan pengkhianatan akibat kekacauan politik sejak tahun 1950, katanya.
Beberapa langkah konkrit telah diambil baru-baru ini, katanya, seperti penerimaan para imam dan kaum awam Cina daratan yang mendaftar untuk belajar di Fujen Catholic University di Taiwan.
“Jika di jabatan saya, saya bisa melakukan sesuatu sebagai jembatan, saya akan melakukannya dengan senang hati,” katanya.
Salah satu perempuan paruh baya asal Cina daratan mengucapkan selamat atas pengangkatan uskup agung tersebut dan menyatakan ingin melihat normalisasi hubungan Cina-Vatikan itu terwujud.
Uskup Agung Hon menanggapi dengan mengatakan Vatikan harus berhati-hati saat bernegosiasi dengan Cina.
“Jika Vatikan membuat terlalu banyak konsesi hanya demi normalisasi atau jika mereka yang oportunis memutarbalikkan pembicaraan, maka hakekat Gereja Cina itu sendiri bisa menjadi kacau,” tegasnya.
Di awal Misa malam tersebut, Uskup Hong Kong Mgr John Tong Hon menyambut Uskup Agung Hon. Hampir 70 imam berkonselebrasi dalam Misa di Katedral Maria Dikandung Tanpa Noda yang dihadiri oleh lebih dari 1.000 umat, termasuk beberapa dari Cina daratan.
ucanews.com
Disadur dari : http://www.cathnewsindonesia.com/ Tanggal publikasi: 22 Februari 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.