Renungan Harian : Rabu 23 Februati 2011
Sir 4:11-19, Mzm 119:165,168,171,172,174,175, Mrk 9:38-40
(Polikarpus)
Sir 4:11-19, Mzm 119:165,168,171,172,174,175, Mrk 9:38-40
(Polikarpus)
"Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita."
BACAAN INJIL:
Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Keragaman dan perbedaan merupakan salah satu kekayaan dalam hidup bersama. Namun kenyataannya yang terjadi keragaaman dan perbedaan justru menjadi adanya pengkotak-kotakan, pemisah-misahan dan masing-masing seringkali mengklaim bahwa dirinya atau kelompoknyalah yang lebih baik dan benar, kelompok lain dianggap sebagai saingan dan mungkin sebagai ancaman. Ha demikianlah kiranya yang terjadi dalam kehidupan kita sekarang ini. Saat ini manusia hidup dalam kelompok-kelompok dan seakan oleh orang-orang tertentu sengaja mengkondisikan hal demikian. Kiranya boleh dikatakan bahwa hal demikianlah yang menjadi penyebap beberapa kerusuhan dan kekerasan yang terjadi di negeri kita tercinta ini. Kelompok tertentu menganggap diri merekalah yang paling baik dan benar, kelompok lain dianggap salah, jahat sehingga harus bergabung dengan kelompok mereka, mengikuti aturan kelompok mereka. Fanatisme yang tidak sehat ini akhirnya menghilangkan perbedaan dan keragaman dan malah pada akhirnya melahirkan kekerasan. Fanatisme yang tidak sehat ini pada akhirnya tidak akan mampu melihat dan mengakui kebaikan yang ada dalam diri orang yang ada di luar kekompoknya. Walaupun yang dilakukan orang lain itu baik, tetapi tidak akan dianggap baik karena orang lain itu tidak masuk dalam kelompok yang menganggap dirinya benar. Tidaklah demikian kiranya hidup seorang Kristen. Orang Kristen hendaknya mampu hidup bersama orang lain, dalam keragaman dengan orang lain.
Sebagaimana kita dengar hari ini dalam Injil, Yohanes melarang orang yang menyembuhkan dalam nama Yesus, karena orang itu tidak masuk dalam kelompok para murid Yesus. Yesus justru melarang para murid untuk melarang mereka dengan mengatakan bahwa tidak mungkin seseorang mengadakan mukijzat dalam nama-Nya sekaligus mengumpat Dia. Yesus dengan indah mengatakan bahwa orang yang tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Yesus mengajarkan agar para murid hidup bersama orang lain dan mengakui kebaikan dalam diri orang lain, meskipun mereka bukan termasuk dalam kelompok para murid.
Gereja kita juga mengakui adanya kebaikan dalam diri orang lain yang bukan Katolik, juga dalam Gereja-gereja dan agama lain, meskipun Gereja Katolik tetap punya keyakinan akan iman sebagai Gereja yang didirikan oleh Yesus sendiri. Yesus mengajar kita untuk selalu bersikap rendah hati, tidak merasa diri paling baik dan benar karena merasa sudah dibaptis atau menjadi pengikut Kristus. Tuhan bisa saja menyatakan kebaikannya lewat orang lain yang bukan pengikut Kristus. Justru seharusnya bila kita menemukan orang yang bukan pengikut Yesus tetapi malah lebih menghayati ajaran Yesus, kita harusnya menjadi malu karena kita seharusnya lebih banyak melakukan kebaikan dibanding mereka yang tidak menjadi pengikut Yesus.
Yesus adalah Tuhan yang mahakasih, berbuat baik kepada semua orang dan bahkan mati untuk menyelematkan semua manusia, sehingga seharusnya kita juga demikian, menjadi pelaku cinta kasih dan kebaikan kepada sesama kita. Namun sebaliknya sering terjadi dan kita alami bahwa begitu banyak orang yang melakukan kebaikan, melakukan cinta kasih padahal mereka bukan pengikut Yesus, sedangkan banyak orang kristiani yang sudah dibaptis malah tidak hidup selaku pelaku cinta kasih dan kebaikan. Sikap kita terhadap orang-orang demikian, kita harus mendukung mereka dan bahkan ikut bekerjsama dengan mereka dalam melakukan kebaikan. Selain menjadi pelaku kebaikan dan cintakasih, kita juga harus senantiasa berpihak dengan kebaikan dan cinta kasih.
Semoga kita menjadi pelaku cintakasih, kebaikan kepada sesama dan berani mengakui kebaikan dalam diri orang lain dan bekerja sama dengan orang-orang yang menjadi pelaku kebaikan dan cinta kasih. Amin.
Kata Yohanes kepada Yesus: "Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu, karena ia bukan pengikut kita." Tetapi kata Yesus: "Jangan kamu cegah dia! Sebab tidak seorangpun yang telah mengadakan mujizat demi nama-Ku, dapat seketika itu juga mengumpat Aku. Barangsiapa tidak melawan kita, ia ada di pihak kita.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Keragaman dan perbedaan merupakan salah satu kekayaan dalam hidup bersama. Namun kenyataannya yang terjadi keragaaman dan perbedaan justru menjadi adanya pengkotak-kotakan, pemisah-misahan dan masing-masing seringkali mengklaim bahwa dirinya atau kelompoknyalah yang lebih baik dan benar, kelompok lain dianggap sebagai saingan dan mungkin sebagai ancaman. Ha demikianlah kiranya yang terjadi dalam kehidupan kita sekarang ini. Saat ini manusia hidup dalam kelompok-kelompok dan seakan oleh orang-orang tertentu sengaja mengkondisikan hal demikian. Kiranya boleh dikatakan bahwa hal demikianlah yang menjadi penyebap beberapa kerusuhan dan kekerasan yang terjadi di negeri kita tercinta ini. Kelompok tertentu menganggap diri merekalah yang paling baik dan benar, kelompok lain dianggap salah, jahat sehingga harus bergabung dengan kelompok mereka, mengikuti aturan kelompok mereka. Fanatisme yang tidak sehat ini akhirnya menghilangkan perbedaan dan keragaman dan malah pada akhirnya melahirkan kekerasan. Fanatisme yang tidak sehat ini pada akhirnya tidak akan mampu melihat dan mengakui kebaikan yang ada dalam diri orang yang ada di luar kekompoknya. Walaupun yang dilakukan orang lain itu baik, tetapi tidak akan dianggap baik karena orang lain itu tidak masuk dalam kelompok yang menganggap dirinya benar. Tidaklah demikian kiranya hidup seorang Kristen. Orang Kristen hendaknya mampu hidup bersama orang lain, dalam keragaman dengan orang lain.
Sebagaimana kita dengar hari ini dalam Injil, Yohanes melarang orang yang menyembuhkan dalam nama Yesus, karena orang itu tidak masuk dalam kelompok para murid Yesus. Yesus justru melarang para murid untuk melarang mereka dengan mengatakan bahwa tidak mungkin seseorang mengadakan mukijzat dalam nama-Nya sekaligus mengumpat Dia. Yesus dengan indah mengatakan bahwa orang yang tidak melawan kita, ia ada di pihak kita. Yesus mengajarkan agar para murid hidup bersama orang lain dan mengakui kebaikan dalam diri orang lain, meskipun mereka bukan termasuk dalam kelompok para murid.
Gereja kita juga mengakui adanya kebaikan dalam diri orang lain yang bukan Katolik, juga dalam Gereja-gereja dan agama lain, meskipun Gereja Katolik tetap punya keyakinan akan iman sebagai Gereja yang didirikan oleh Yesus sendiri. Yesus mengajar kita untuk selalu bersikap rendah hati, tidak merasa diri paling baik dan benar karena merasa sudah dibaptis atau menjadi pengikut Kristus. Tuhan bisa saja menyatakan kebaikannya lewat orang lain yang bukan pengikut Kristus. Justru seharusnya bila kita menemukan orang yang bukan pengikut Yesus tetapi malah lebih menghayati ajaran Yesus, kita harusnya menjadi malu karena kita seharusnya lebih banyak melakukan kebaikan dibanding mereka yang tidak menjadi pengikut Yesus.
Yesus adalah Tuhan yang mahakasih, berbuat baik kepada semua orang dan bahkan mati untuk menyelematkan semua manusia, sehingga seharusnya kita juga demikian, menjadi pelaku cinta kasih dan kebaikan kepada sesama kita. Namun sebaliknya sering terjadi dan kita alami bahwa begitu banyak orang yang melakukan kebaikan, melakukan cinta kasih padahal mereka bukan pengikut Yesus, sedangkan banyak orang kristiani yang sudah dibaptis malah tidak hidup selaku pelaku cinta kasih dan kebaikan. Sikap kita terhadap orang-orang demikian, kita harus mendukung mereka dan bahkan ikut bekerjsama dengan mereka dalam melakukan kebaikan. Selain menjadi pelaku kebaikan dan cintakasih, kita juga harus senantiasa berpihak dengan kebaikan dan cinta kasih.
Semoga kita menjadi pelaku cintakasih, kebaikan kepada sesama dan berani mengakui kebaikan dalam diri orang lain dan bekerja sama dengan orang-orang yang menjadi pelaku kebaikan dan cinta kasih. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.