RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 11, SABTU 18 JUNI 2011
2Kor 12: 1-10, Mzm 34:8-9,10-11,12-13, Mat 6:24-34
2Kor 12: 1-10, Mzm 34:8-9,10-11,12-13, Mat 6:24-34
"Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
BACAAN INJIL:
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
RENUNGAN:
Saat memulai melanjutkan pembangunan Gereja Paroki, umat sudah bersemangat dan bahkan umat mau bergotong royong untuk melanjutkan pembangunan. Semula saya khawatir apakah umat sungguh mau peduli dan mau berkorban untuk pembangunan ini. Tetapi akhirnya kekhawatiran saya akan hal ini lenyap karena umat sungguh-sungguh bersemangat. Namun setelah kekhawatiran itu muncul lagi kekhawatiran baru yakni soal dana yang belum seberapa. Saya khawatir apakah ada bantuan dana yang masuk dari para donatur. Sebab dana yang ada hanyalah cukup untuk membeli bahan bangunan cukup untuk mengecor lantai 2. Saya khawatir apakah kami bisa melanjutkan pembangunan hingga selesai. Saya juga khawatir, jangan-jangan nanti karena dana yang ada tidak cukup dan sumbangan dari donatur tidak banyak yang masuk sehingga pembangunan terpaksa harus dihentikan, sehingga umat menjadi kecewa dan semangatnya melemah kembali.
Saat kekhawatiran itu muncul, ada umat yang sms saya dengan mengatakan, “Pastor, pastor tidak usah khawatiran akan dana, kami siap membantu untuk mencari dana dan yakinlah Tuhan akan ikut campur tangan dalam pembangunan ini. Pastor teruskan saja pembangunan dengan penuh keyakinan kepada Tuhan Yesus.”
Kata-kata ini sungguh menyejukkan iman dan harapan kepada Tuhan. Saya justru disadarkan oleh umat, karena saya khawatir akan kelanjutan pembangunan ini. Saya disadarkan dan sekaligus menjadi merasa malu karena umat yang menyadarkan dan menguatkan iman saya sebab saya khawatir. Saya jadi bermenung, saya khawatir karena hanya melihat kemampuan diri saya dan kemampuan paroki, sehingga saya lupa akan kuasa dan kasih Allah. Itu artinya saya mengandalkan diri saya dan kemampuan paroki, sehingga lupa untuk percaya akan penyelenggaraan ilahi dan juga menjadi lupa untuk berpasrah kepada kehendak Tuhan.
Kita semua pasti pernah dan memiliki kekhawatiran dalam hidup ini. Kiranya wajar bila kita khawatir karena benyaknya persolan dalam hidup ini. Tetapi mari kita renungkan kata-kata Yesus hari ini yang mengajak kita tidak sudah terlalu khawatir atas hidup ini. Lewat sabda-Nya hari ini, Yesus bukannya kita tidak perlu khawatir atas hidup kita, yang seakan kita menyangkal persoalan dan kekhawatiran hidup kita. Yesus tahu akan persoalan yang kita hadapi dalam hidup ini, Yesus juga tahu batas kemampuan kita. Yesus mengajak kita tidak terlalu khawatir karena Dia Tuhan mengasihi kita sehingga Dia akan membantu kita dalam menjalani semua dalam kehidupan kita.
Kekhawatiran yang berlebihan akan hidup seringkali karena kita lebih mengarahkan diri pada kemampuan diri kita, kita mengandalkan kemampuan kita. Kekhawatiran seringkali membuat kita lupa akan Allah yang kuasa, yang mengasihi dan siap membantu kita. Karena kita khawatir akan makanan, minuman dan akan yang lain, kita jadi seringkali melupakan Tuhan dalam hidup kita dan bahkan seringkali kita jadikan alasan untuk tidak menghayati iman kita kepada Tuhan. Untuk itu Yesus mengatakan agar kita melihat burung-burung di udara, mereka tidak menanam tetapi mereka mendapat makan. Bunga bakung di tanam nan indah, mereka tidak memintal tetapi tumbuh indah. Semuanya adalah karena Tuhan menyelenggarakan dan memberi apa yang perlu untuk hidup. Allah menyelenggarakan dan memberi apa yang perlu untuk binatang dan tumbuh-tumbuhan, apalagi untuk kita manusia yang sangat dikasihi-Nya dan secitra dengan Dia.
Namun perlu kita ingat, dengna perumpaan itu bukan berarti bahwa kita tidak perlu bekerja karena percaya bahwa Tuhan akan menyelenggarakan hidup kita. Sebab burung untuk mencari makanan juga dia harus terbang mencari makanannya, bunga bakung juga pasti meberja untuk menyerap makanan dari tanah dan dari sekitarnya. Demikianpun kita manusia tetap harus bekerja menjadi makan dan dalam menjalani hidup kita. Tetapi lewat sabda hari ini, kita disadarkan dan diajak untuk bekerja atau hidup tidak hanya mengandalkan kekuatan dan kemampuan kita, tetapi kita menjalaninya dalam iman akan Allah. Dengan demikian, beratnya persoalan hidup yang kita hadapi, kita tidak terlalu khawatir karena Tuhan mengasihi kita dan Dia akan menyelenggarakan dan memberikan apa yang perlu untuk hidup kita. Amin.
Tak seorangpun dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." "Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai. Bukankah hidup itu lebih penting dari pada makanan dan tubuh itu lebih penting dari pada pakaian? Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta saja pada jalan hidupnya? Dan mengapa kamu kuatir akan pakaian? Perhatikanlah bunga bakung di ladang, yang tumbuh tanpa bekerja dan tanpa memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannyapun tidak berpakaian seindah salah satu dari bunga itu. Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani kamu, hai orang yang kurang percaya? Sebab itu janganlah kamu kuatir dan berkata: Apakah yang akan kami makan? Apakah yang akan kami minum? Apakah yang akan kami pakai? Semua itu dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah. Akan tetapi Bapamu yang di sorga tahu, bahwa kamu memerlukan semuanya itu. Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari."
RENUNGAN:
Saat memulai melanjutkan pembangunan Gereja Paroki, umat sudah bersemangat dan bahkan umat mau bergotong royong untuk melanjutkan pembangunan. Semula saya khawatir apakah umat sungguh mau peduli dan mau berkorban untuk pembangunan ini. Tetapi akhirnya kekhawatiran saya akan hal ini lenyap karena umat sungguh-sungguh bersemangat. Namun setelah kekhawatiran itu muncul lagi kekhawatiran baru yakni soal dana yang belum seberapa. Saya khawatir apakah ada bantuan dana yang masuk dari para donatur. Sebab dana yang ada hanyalah cukup untuk membeli bahan bangunan cukup untuk mengecor lantai 2. Saya khawatir apakah kami bisa melanjutkan pembangunan hingga selesai. Saya juga khawatir, jangan-jangan nanti karena dana yang ada tidak cukup dan sumbangan dari donatur tidak banyak yang masuk sehingga pembangunan terpaksa harus dihentikan, sehingga umat menjadi kecewa dan semangatnya melemah kembali.
Saat kekhawatiran itu muncul, ada umat yang sms saya dengan mengatakan, “Pastor, pastor tidak usah khawatiran akan dana, kami siap membantu untuk mencari dana dan yakinlah Tuhan akan ikut campur tangan dalam pembangunan ini. Pastor teruskan saja pembangunan dengan penuh keyakinan kepada Tuhan Yesus.”
Kata-kata ini sungguh menyejukkan iman dan harapan kepada Tuhan. Saya justru disadarkan oleh umat, karena saya khawatir akan kelanjutan pembangunan ini. Saya disadarkan dan sekaligus menjadi merasa malu karena umat yang menyadarkan dan menguatkan iman saya sebab saya khawatir. Saya jadi bermenung, saya khawatir karena hanya melihat kemampuan diri saya dan kemampuan paroki, sehingga saya lupa akan kuasa dan kasih Allah. Itu artinya saya mengandalkan diri saya dan kemampuan paroki, sehingga lupa untuk percaya akan penyelenggaraan ilahi dan juga menjadi lupa untuk berpasrah kepada kehendak Tuhan.
Kita semua pasti pernah dan memiliki kekhawatiran dalam hidup ini. Kiranya wajar bila kita khawatir karena benyaknya persolan dalam hidup ini. Tetapi mari kita renungkan kata-kata Yesus hari ini yang mengajak kita tidak sudah terlalu khawatir atas hidup ini. Lewat sabda-Nya hari ini, Yesus bukannya kita tidak perlu khawatir atas hidup kita, yang seakan kita menyangkal persoalan dan kekhawatiran hidup kita. Yesus tahu akan persoalan yang kita hadapi dalam hidup ini, Yesus juga tahu batas kemampuan kita. Yesus mengajak kita tidak terlalu khawatir karena Dia Tuhan mengasihi kita sehingga Dia akan membantu kita dalam menjalani semua dalam kehidupan kita.
Kekhawatiran yang berlebihan akan hidup seringkali karena kita lebih mengarahkan diri pada kemampuan diri kita, kita mengandalkan kemampuan kita. Kekhawatiran seringkali membuat kita lupa akan Allah yang kuasa, yang mengasihi dan siap membantu kita. Karena kita khawatir akan makanan, minuman dan akan yang lain, kita jadi seringkali melupakan Tuhan dalam hidup kita dan bahkan seringkali kita jadikan alasan untuk tidak menghayati iman kita kepada Tuhan. Untuk itu Yesus mengatakan agar kita melihat burung-burung di udara, mereka tidak menanam tetapi mereka mendapat makan. Bunga bakung di tanam nan indah, mereka tidak memintal tetapi tumbuh indah. Semuanya adalah karena Tuhan menyelenggarakan dan memberi apa yang perlu untuk hidup. Allah menyelenggarakan dan memberi apa yang perlu untuk binatang dan tumbuh-tumbuhan, apalagi untuk kita manusia yang sangat dikasihi-Nya dan secitra dengan Dia.
Namun perlu kita ingat, dengna perumpaan itu bukan berarti bahwa kita tidak perlu bekerja karena percaya bahwa Tuhan akan menyelenggarakan hidup kita. Sebab burung untuk mencari makanan juga dia harus terbang mencari makanannya, bunga bakung juga pasti meberja untuk menyerap makanan dari tanah dan dari sekitarnya. Demikianpun kita manusia tetap harus bekerja menjadi makan dan dalam menjalani hidup kita. Tetapi lewat sabda hari ini, kita disadarkan dan diajak untuk bekerja atau hidup tidak hanya mengandalkan kekuatan dan kemampuan kita, tetapi kita menjalaninya dalam iman akan Allah. Dengan demikian, beratnya persoalan hidup yang kita hadapi, kita tidak terlalu khawatir karena Tuhan mengasihi kita dan Dia akan menyelenggarakan dan memberikan apa yang perlu untuk hidup kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.