RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 11, JUMAT 17 JUNI 2011
2Kor 11:18,21b-30, Mzm 34:2-3,4-5,6-7, Mat 6:19-23
2Kor 11:18,21b-30, Mzm 34:2-3,4-5,6-7, Mat 6:19-23
BACAAN INJIL:
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
RENUNGAN:
Kita mungkin masih ingat berita seorang wanita yang menjadi koruptor dengan menggelapkan miliaran rupiah uang nasabah salah satu Bank di Indonesia. Dalam pemeritaan dikatakan bahwa dia memiliki banyak mobil mewah dan juga rumah. Semuanya akhirnya disita dan dia dimasukkan ke dalam penjara. Mobil yang dia miliki bukan karena kebutuhan tetapi lebih pada rasa gengsi dan pemuasaan diri. Masih banyak berita lain sehubungan dengan para koruptor yang memiliki banyak harta dari hasil kejahatan mereka. Harta yang mereka miliki dari hasil kejahatannya sangat banyak, namun pada akhirnya mereka juga masuk ke penjara. Harta yang mereka kumpulkan akhirnya tidak bisa mereka nikmati, orang lain yang akhirnya menikmatinya.
Fenomena demikian terjadi karena seringkali banyak orang berpikir bahwa hartalah yang menjadi tujuan hidup mereka, harta itulah ukuran dari kesuksesan dan kebahagiaan hidup ini. Oleh karena itu mereka ingin meraup harta sebanyak-sebanyaknya dan kadang tidak peduli apakah cara kepemilikan itu benar atau tidak. Orang yang berprinsip demikian, hidupnya akan selalu terarah pada harta dan kepemilikan harta dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Harta dunia inilah yang menjadi tuhan mereka dan yang mereka sembah. Apakah memang mereka merasa bahagia dengan harta yang mereka miliki? Melihat dari nasib yang akhirnya mereka alami, kita berani mengatakan bahwa mereka tidak bahagia. Sebab apakah hidup yang berakhir di penjara atau dikejar-kejar oleh hukum, dapat disebut bahagia? Tentu tidak. Mungkin saja mereka sebagian terlepas dari jerat hukum atau bisa mengelabui kejahatan mereka sehingga tidak dipenjara, tetapi pasti mereka tetap tidak bahagia karena mereka memiliki kekhawatiran akan harta mereka dan juga akan kejahatan mereka. Namun walaupun kita tahu bahwa hidup orang yang selalu terarah untuk mengumpulkan dan memiliki harta pada akhirnya hidupnya tidaklah bahagia, tetap masih banyak orang yang hidupnya demikian.
Hari ini Yesus mengingatkan kita akan kejahatan harta yang bisa mengelabui kita, harta yang bisa menjauhkan kita dari Tuhan. Yesus mengatakan bahwa harta dunia bukanlah jaminan untuk hidup bahagia, harta dunia justru akan menggerogoti hidup kita. Kata-kata Yesus ini mengingatkan kita bahwa pada suatu saat, akan tiba waktunya bahwa harta itu justru akan menyengsarakan hidup kita dan berpuncak pada hidup yang jauh dari Allah dan jauh dari keselamatan kekal. Oleh karena itulah Yesus mengatakan agar kita waspada, jangan sampai dibutakan oleh harta dunia. Yesus juga mengajarkan bahwa harta yang membawa kita kepada kebahagiaan hidup dan kebahagiaan kekal adalah harta surgawi.
Mungkin kita berpikir bahwa kita tidak seperti para koruptor sehingga merasa kita bukanlah orang yang terarah pada harta duniawi. Pemikiran ini sepintas benar. Tetapi seringkali hidup kitapun selalu terarah dan terpenjara pada harta dunia. Saat kita mengabaik atau menomor duakan Tuhan dalam hidup kita, saat itupula sebenarnya kita sudah sepeti orang yang mengumulkan harta dunia. Juga saat kita kurang berani berbagi berkat atau rejeki kepada sesama kita yang berkekurangan karena merasa masih kurang, saat itu pula kita sebenarnya sudah menganut prinsip mengumpulkan harta dunia. Sering tanpa kita sadari bahwa kita hanya mengumpulkan harta dunia, lupa untuk mengumpulkan harta surga.
Yesus tidak melarang kita untuk memiliki harta, tetapi Yesus mengingatkan bahwa harta dunia bukan jaminan untuk keselamatan kekal, bukan jaminan kebahagiaan. Mengumpulkan harta surga yakni percaya kepada Allah dan melakukan perbuatan-perbuatan baik seperti yang dikehendaki oleh Allah sendiri. Oleh karena itu, kita hendaknya waspada agar hati, budi dan iman kita tidak dibutakan oleh harta dunia, kita hendaknya waspada jangan pada akhirnya tanpa kita sadari kita hidup hanya mengumpulkan harta dunia. Amin.
"Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi; di bumi ngengat dan karat merusakkannya dan pencuri membongkar serta mencurinya. Tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga; di sorga ngengat dan karat tidak merusakkannya dan pencuri tidak membongkar serta mencurinya. Karena di mana hartamu berada, di situ juga hatimu berada. Mata adalah pelita tubuh. Jika matamu baik, teranglah seluruh tubuhmu; jika matamu jahat, gelaplah seluruh tubuhmu. Jadi jika terang yang ada padamu gelap, betapa gelapnya kegelapan itu.
RENUNGAN:
Kita mungkin masih ingat berita seorang wanita yang menjadi koruptor dengan menggelapkan miliaran rupiah uang nasabah salah satu Bank di Indonesia. Dalam pemeritaan dikatakan bahwa dia memiliki banyak mobil mewah dan juga rumah. Semuanya akhirnya disita dan dia dimasukkan ke dalam penjara. Mobil yang dia miliki bukan karena kebutuhan tetapi lebih pada rasa gengsi dan pemuasaan diri. Masih banyak berita lain sehubungan dengan para koruptor yang memiliki banyak harta dari hasil kejahatan mereka. Harta yang mereka miliki dari hasil kejahatannya sangat banyak, namun pada akhirnya mereka juga masuk ke penjara. Harta yang mereka kumpulkan akhirnya tidak bisa mereka nikmati, orang lain yang akhirnya menikmatinya.
Fenomena demikian terjadi karena seringkali banyak orang berpikir bahwa hartalah yang menjadi tujuan hidup mereka, harta itulah ukuran dari kesuksesan dan kebahagiaan hidup ini. Oleh karena itu mereka ingin meraup harta sebanyak-sebanyaknya dan kadang tidak peduli apakah cara kepemilikan itu benar atau tidak. Orang yang berprinsip demikian, hidupnya akan selalu terarah pada harta dan kepemilikan harta dan mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya. Harta dunia inilah yang menjadi tuhan mereka dan yang mereka sembah. Apakah memang mereka merasa bahagia dengan harta yang mereka miliki? Melihat dari nasib yang akhirnya mereka alami, kita berani mengatakan bahwa mereka tidak bahagia. Sebab apakah hidup yang berakhir di penjara atau dikejar-kejar oleh hukum, dapat disebut bahagia? Tentu tidak. Mungkin saja mereka sebagian terlepas dari jerat hukum atau bisa mengelabui kejahatan mereka sehingga tidak dipenjara, tetapi pasti mereka tetap tidak bahagia karena mereka memiliki kekhawatiran akan harta mereka dan juga akan kejahatan mereka. Namun walaupun kita tahu bahwa hidup orang yang selalu terarah untuk mengumpulkan dan memiliki harta pada akhirnya hidupnya tidaklah bahagia, tetap masih banyak orang yang hidupnya demikian.
Hari ini Yesus mengingatkan kita akan kejahatan harta yang bisa mengelabui kita, harta yang bisa menjauhkan kita dari Tuhan. Yesus mengatakan bahwa harta dunia bukanlah jaminan untuk hidup bahagia, harta dunia justru akan menggerogoti hidup kita. Kata-kata Yesus ini mengingatkan kita bahwa pada suatu saat, akan tiba waktunya bahwa harta itu justru akan menyengsarakan hidup kita dan berpuncak pada hidup yang jauh dari Allah dan jauh dari keselamatan kekal. Oleh karena itulah Yesus mengatakan agar kita waspada, jangan sampai dibutakan oleh harta dunia. Yesus juga mengajarkan bahwa harta yang membawa kita kepada kebahagiaan hidup dan kebahagiaan kekal adalah harta surgawi.
Mungkin kita berpikir bahwa kita tidak seperti para koruptor sehingga merasa kita bukanlah orang yang terarah pada harta duniawi. Pemikiran ini sepintas benar. Tetapi seringkali hidup kitapun selalu terarah dan terpenjara pada harta dunia. Saat kita mengabaik atau menomor duakan Tuhan dalam hidup kita, saat itupula sebenarnya kita sudah sepeti orang yang mengumulkan harta dunia. Juga saat kita kurang berani berbagi berkat atau rejeki kepada sesama kita yang berkekurangan karena merasa masih kurang, saat itu pula kita sebenarnya sudah menganut prinsip mengumpulkan harta dunia. Sering tanpa kita sadari bahwa kita hanya mengumpulkan harta dunia, lupa untuk mengumpulkan harta surga.
Yesus tidak melarang kita untuk memiliki harta, tetapi Yesus mengingatkan bahwa harta dunia bukan jaminan untuk keselamatan kekal, bukan jaminan kebahagiaan. Mengumpulkan harta surga yakni percaya kepada Allah dan melakukan perbuatan-perbuatan baik seperti yang dikehendaki oleh Allah sendiri. Oleh karena itu, kita hendaknya waspada agar hati, budi dan iman kita tidak dibutakan oleh harta dunia, kita hendaknya waspada jangan pada akhirnya tanpa kita sadari kita hidup hanya mengumpulkan harta dunia. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.