RENUNGAN HARI BIASA PEKAN 11, RABU 15 JUNI 2011
2Kor 9: 6-11, Mzm 112:1-2,3-4,9, Mat 6:1-6,16-18
2Kor 9: 6-11, Mzm 112:1-2,3-4,9, Mat 6:1-6,16-18
BACAAN INJIL:
"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
RENUNGAN:
Saat terjadi bencana alam, banyak orang berlomba melakukan perbuatan amal, baik secara perorangan maupun secara kelompok dengan atas nama kelompok tertentu. Kerap juga kita dengarkan saat hendak pemilihan kepala daerah atau pemilu, orang membagi-bagikan bantuan. Adapula orang pada momen tertentu membagi-bagikan sembako. Sepintas perbuatan itu sungguh baik dan menampakkan suatu perbuatan baik, kepedulian untuk berbagi dengan sesama. Namun hal yang ganjil adalah bahwa perbuatan itu dibumbui oleh atribut-atribut pribadi atau kelompok atau partai, bahkan atribut itu dipajang besar-besar sehingga semua orang bisa melihat, juga mereka tidak lupa mengundang banyak wartawan untuk meliput dan menyiarkan perbuatan baik itu. Sehingga jelas bahwa bukan berbuat baik kepada sesama yang menjadi utama, tetapi propaganda diri atau kelompok, atau kepentingan pribadi atau kelompoklah yang menjadi utama. Dalam hal ini bisa dikatakan, bahwa dalam peristiwa seperti di atas tadi, orang-orang tertentu atau kelompok bukannya memang mau berbuat baik tetapi sedang memperjualkan kebaikan dan menggunakan kebaikan untuk mendapatkan kepentingan pribadi atau kelompok.
Peristiwa demikian yang terjadi dalam masyarakat juga pasti bisa saja terjadi dalam kehidupan beriman. Mungkin ada orang yang mau memberi atau menyumbang kepada Gereja tetapi nama pemberi dan jumlahnya harus diumumkan supaya semua orang tahu. Ada juga yang rajin beribadah, aktif dalam hampir semua kegiatan gereja dengan harapan dipuji atau pada akhirnya dihargai dan diperlakukan istimewa.
Sikap-sikap yang demikian sudah sering dan biasa kita temui, meskipun masih banyak orang yang berbuat baik bukan untuk dipuji, dihormati dan tidak mau diketahui oleh orang lain. Tapi kiranya jumlah orang yang demikian tidak seberapa bila dibandingkan dengan orang yang melakukan perbuatan baik tetapi hanya untuk mencari keuntungan sendiri. Sehingga sabda Yesus yang kita dengarkan hari ini menjadi suatu permenungan bagi kita. Yang jelas sikap orang yang berbuat baik hanya untuk supaya dipuji orang, dan untuk mencari kepentingan pribadi dan kelompok, adalah sikap yang tidak sesuai dengan sabda Yesus, bukanlah jiwa hidup seorang kristiani.
Dalam Injil hari ini, Yesus menakan bahwa kalau kita berbuat baik dan juga dalam menjalankan ibadah atau iman kita, hendaknya semua itu kita lakukan semata-mata karena kita ingin menghayati iman iman, semata-mata untuk memuji memuliakan Allah. Kita hendaknya tidak memperdagangkan kebaikan demi kepentingan diri sendiri. Atau kita hendaknya kita tidak memperalat orang yang kita bantu hanya untuk mencari kepentingan kita sendiri atau kelompok. Demikianpun dalam penghayatan iman, hendaknya kita lakukan dengan tulus. Perbuatan baik dan iman yang kita hayati, walaupun tidak diketahui orang lain, Tuhan pasti mengetahui dan memperhitungkannya. Biarlah perbuatan baik dan penghayatan iman kita, hanya Tuhan yang tahu dan Dia pun akan membalasanya kepada kita. Maka berbuatlah baik karena perbuatan baik itu, dan hanyatilah iman karena iman itu menyelamatkan kita. Amin.
"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu." "Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. "Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
RENUNGAN:
Saat terjadi bencana alam, banyak orang berlomba melakukan perbuatan amal, baik secara perorangan maupun secara kelompok dengan atas nama kelompok tertentu. Kerap juga kita dengarkan saat hendak pemilihan kepala daerah atau pemilu, orang membagi-bagikan bantuan. Adapula orang pada momen tertentu membagi-bagikan sembako. Sepintas perbuatan itu sungguh baik dan menampakkan suatu perbuatan baik, kepedulian untuk berbagi dengan sesama. Namun hal yang ganjil adalah bahwa perbuatan itu dibumbui oleh atribut-atribut pribadi atau kelompok atau partai, bahkan atribut itu dipajang besar-besar sehingga semua orang bisa melihat, juga mereka tidak lupa mengundang banyak wartawan untuk meliput dan menyiarkan perbuatan baik itu. Sehingga jelas bahwa bukan berbuat baik kepada sesama yang menjadi utama, tetapi propaganda diri atau kelompok, atau kepentingan pribadi atau kelompoklah yang menjadi utama. Dalam hal ini bisa dikatakan, bahwa dalam peristiwa seperti di atas tadi, orang-orang tertentu atau kelompok bukannya memang mau berbuat baik tetapi sedang memperjualkan kebaikan dan menggunakan kebaikan untuk mendapatkan kepentingan pribadi atau kelompok.
Peristiwa demikian yang terjadi dalam masyarakat juga pasti bisa saja terjadi dalam kehidupan beriman. Mungkin ada orang yang mau memberi atau menyumbang kepada Gereja tetapi nama pemberi dan jumlahnya harus diumumkan supaya semua orang tahu. Ada juga yang rajin beribadah, aktif dalam hampir semua kegiatan gereja dengan harapan dipuji atau pada akhirnya dihargai dan diperlakukan istimewa.
Sikap-sikap yang demikian sudah sering dan biasa kita temui, meskipun masih banyak orang yang berbuat baik bukan untuk dipuji, dihormati dan tidak mau diketahui oleh orang lain. Tapi kiranya jumlah orang yang demikian tidak seberapa bila dibandingkan dengan orang yang melakukan perbuatan baik tetapi hanya untuk mencari keuntungan sendiri. Sehingga sabda Yesus yang kita dengarkan hari ini menjadi suatu permenungan bagi kita. Yang jelas sikap orang yang berbuat baik hanya untuk supaya dipuji orang, dan untuk mencari kepentingan pribadi dan kelompok, adalah sikap yang tidak sesuai dengan sabda Yesus, bukanlah jiwa hidup seorang kristiani.
Dalam Injil hari ini, Yesus menakan bahwa kalau kita berbuat baik dan juga dalam menjalankan ibadah atau iman kita, hendaknya semua itu kita lakukan semata-mata karena kita ingin menghayati iman iman, semata-mata untuk memuji memuliakan Allah. Kita hendaknya tidak memperdagangkan kebaikan demi kepentingan diri sendiri. Atau kita hendaknya kita tidak memperalat orang yang kita bantu hanya untuk mencari kepentingan kita sendiri atau kelompok. Demikianpun dalam penghayatan iman, hendaknya kita lakukan dengan tulus. Perbuatan baik dan iman yang kita hayati, walaupun tidak diketahui orang lain, Tuhan pasti mengetahui dan memperhitungkannya. Biarlah perbuatan baik dan penghayatan iman kita, hanya Tuhan yang tahu dan Dia pun akan membalasanya kepada kita. Maka berbuatlah baik karena perbuatan baik itu, dan hanyatilah iman karena iman itu menyelamatkan kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.