RENUNGAN HARI BIASA:
SELASA 5 NOVEMBER 2013
(Guido M. Conforti, Fransiskus de Campillas, Fransiska Ambosia)
Rm. 12:5-16a; Mzm. 131:1,2,3; Luk. 14:15-24
BACAAN INJIL:
Suatu hari berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah." Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan. Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang. Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya.
Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."
RENUNGAN :
Menghadiri undangan perjamuan yang diadakan orang-orang kaya atau orang terpandang, tentulah sangat menyenangkan. Sebab dalam perjamuan yang demikian, kita selain akan menikmati jamuan makan yang enak, juga pasti akan merasa terhormat. Memang pada umunya menghadiri pesta , itu sangat menyenangkan. Di dalam pesta itu akan ada sukacita, bertemu dengan banyak orang dan akan menikamti perjamuan yang enak.
Orang Farisi dalam injil hari ini sepertinya merasakan sukacita ketika menghadiri pesta perjamuan yang diadakan seseoarang.
Dia sepertinya membandingkan pesta perjamuan itu dengan perjamuan surgawi. Dia merasa pesta perjamuan di dunia ini sudah sungguh menggembirakan apalagi pesta perjamuan surgawi. Sebagaimana dalam perjamuan besar, orang pasti berbahagia bila diundang ke perjamuan itu. Oleh sebab itu, orang Farisi itu berkata bahwa betapa bahagianya juga orang yang diundang pada perjamuan surgawi.
Dari pernyataan orang Farisi itu, ada pemikiran bahwa yang diundang ke perjamuan surgawi adalah orang-orang tertentu.
Menanggapi pernyataan itu Yesus dengan satu perumpamaan seorang tuan yang mengadakan pesta perjamuan. Tuan pesta itu sudah mempersiapkan segala sesuatu yang membuat pesta itu penuh sukacita. Tuan pesta itu sudah menyebarkan undangan kepada para undangan, tetapi para undangan yang ditentukan itu tidak menanggapi undangan itu dengan berbagai alasan. Tuan pemilik pesta itu tentu sangat kecewa, dia sudah menyiapkan pesta tetapi undangan tidak menanggapi undangannya.
Pesta yang sudah dipersiapkan tentu tidak mungkin dibubarkan, oleh sebab itu, dia menyuruh hamba-hambanya untuk mengundang siapa saja yang mereka temui di jalan-jalan dan bahkan memaksa orang untuk menghadiri pesta itu.
Perumpamaan ini menggambarkan bahwa perjamuan surgawi pertama-tama diperuntukkan bagi bangsa terpilih. Peruntukan untuk bangsa terpilih ini bukan berarti bahwa hanya mereka yang diundang masuk dalam kerajaan sorga. Sehingga maksudnya adalah bahwa bangsa terpilih itu menjadi contoh dan pada akhirnya mereka diminta untuk mewartakannya kepada bangsa lain. Bangsa terpilih itulah undangan yang telah ditentukan sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini. Namun mereka menolak undangan itu dengan berbagai alasan.
Dari sejak itulah, Kerajaan Allah diperuntukkan bagi semua orang, tidak lagi lewat bangsa terpilih.
Perjamuan surga adalah perjamuan yang penuh sukacita, karena Tuhan Allah yang menjadi tuan pesta dan Dia sudah menyediakan jamuan yang memberi hidup kekal. Semua orang diundang untuk hadir dalam penjamuan sorga. Tuhan mengundang semua orang untuk masuk dalam Kerajaan Sorga untuk menikmati jamuan hidup kekal. Namun seringkali kita tidak menanggapi undangan Tuhan. Sama seperti orang-orang dalam perumpamaan ini, kitapun seringkali tidak menanggapi undangan Tuhan dengan alasan kesibukan pribadi kita. Kita merindukan ikut dalam undangan perjamuan surgawi tetapi kita tidak mau menanggapi undangan Tuhan.
Dalam hal ini, kita bisa bandingkan dengan undangan Tuhan dalam perjamuan perayaan ekaristi. Perayaan Ekaristi adalah pencicipan perjamuan surgawi, Tuhan sendiri yang menjadi tuan pada perayaan Ekaristi, Dia mengundang kita dan Dia sudah mempersiapkan jamuan hidup kekal yakni diri-Nya sendiri dalam rupat komuni suci. Namun bagitu banyak umat yang tidak menanggapi undangan Tuhan untuk menghadiri perayaan Ekaristi. Banyak alasan yang dilakukan untuk menolak undangan itu, yakni kesibukan pribadi. Pada kenyataannya, orang lebih senang menghadiri pesta-pesta duniawi, lebih senang melaksanakan aktivitas atau hoby dibanding menghadiri undangan Yesus pada perayaan Ekaristi.
Oleh sebab itu, hari ini kepada kita dikatakan bahwa Tuhan mengundang kita untuk masuk dalam perjamuan surgawi. Oleh sebab itu, mari kita menanggapi undangan Tuhan yakni dengan hidup seturut kehendak-Nya. Pencicipan perjamuan surgawi itu adalah perayaan Ekaristi. Dalam perayaan Ekaristi, Tuhan sendiri yang empunya pesta perjamuan, Tuhan sendiri yang mengundang kita, Dia sudah menyiapkan jamuan yang memberi hidup kekal yakni diri-Nya sendiri dalam rupa Tubuh dan darah-Nya, oleh sebab itu, baiklah kita menanggapi undangan Tuhan dengan menghadiri perayaan Ekaristi. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.