RENUNGAN HARI BIASA:
JUMAT 8 NOVEMBER 2013
(Elisabet dr Tritunggal )
Rm. 15:14-21; Mzm. 98:1,2-3ab,3cd-4; Luk. 16:1-8
BACAAN INJIL:
Suatu hari Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
RENUNGAN :
Bertobatlah, sebelum terlambat.
Kiranya ini menjadi inti yang mau kita renungkan dalam injil hari ini. Di dalam injil hari ini kembali kita mendengarkan perumpamaan yang diberikan Yesus tentang bendahara yang tidak jujur. Tuan bendahara itu mempercayakan hartanya untuk dia kelola. Namun ternyata tuan itu mendengar bahwa bendaharanya itu tidak bekerja dengan baik, malahan berfoya-foya menghabiskan hartanya.
Sesudah mendengar hal itu, tuannya itu meminta pertanggungjawaban dari bendahara itu dan memberitahukan bahwa dia akan dipecat. Bendahara itu begitu ketakutan karena mau dipecat oleh tuannya. Sebab bila memang sungguh dipecat, dia tidak bisa lagi hidup enak dan harus berjuang sendiri mencari nafkah agar tetap hidup.
Bendahara itu tidak mau kehilangan hidupnya namun yang menjadi persoalannya ia tidak terbiasa bekerja keras, dan mengemis. Oleh karen itu dia mencari jalan keluar agar bisa bertahan hidup setelah dipecat oleh tuannya. Dia ‘berbuat’ baik kepada orang-orang yang yang berutang kepada tuannya dan membuat surat utang baru dengan mengurangi utang mereka kepada tuannya. Dia melakukan itu dengan harapan bahwa orang itu menganggap dia baik hati dan pada akhirnya ketika dia dipecat oleh tuannya, orang-orang yang dia tolong mau menolong dia.
Bendahara itu sungguh cerdik dan rada licik untuk mempertahankan hidupnya. Yesus memuji kecerdikan bendahara itu. Namun kita harus ingat bahwa yang dipuji oleh Yesus bukan kecerdikan dan kelicikan bendahara itu, yang dipuji oleh Yesus adalah usahanya untuk mempetahankan hidupnya, bendahara itu berbuat baik atau menjalin relasi baik dengan orang-orang yang berutang pada tuannya agar dia kelak ditolong bila sudah dipecar. Jadi yang dipuji oleh Yesus adalah perjuangannya mencari cara untuk tetap hidup, bukan kelicikannya.
Oleh sebab itulah pada akhir injil Yesus mengatakan , “Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.”(Luk 16:8)
Lewat perumpamaan ini Yesus mau mengingatkan kita bahwa hidup dan apa yang kita miliki adalah bukan milik kita, tetapi milik Tuhan yang dititipkan untuk kita, agar kita gunakan dengan sebaik-baiknya.
Kita dipercaya oleh Tuhan untuk menggunakannya dengan baik, sesuai dengan kehendak Tuhan, bukan malah menggunakannya sesuka hati kita. Kita harus mempertanggungjawabkan semua yang dipercayakan kepada kita. Apakah bila Tuhan meminta pertanggungjawaban dari kita, kita bisa berlaku jujur atas berkat itu sehingga tidak sampai dipecat oleh Tuhan?
Oleh sebab itu, sebelum Tuhan menuntut pertanggungjawaban dari kita, baiklah kita bertobat dengan berlaku jujur atas rahmat dan berkat yang dipercayakan Tuhan kepada kita. Hendaknya kita tidak hidup sesuka hati kita, tetapi mengelola berkat Tuhan dengan baik sesuai dengnan kehendak Tuhan sendiri.
Selain itu, sebagaimana Yesus memuji bendahara yang tidak jujur itu karena dia cerdik mempertahankan hidupnya, Yesus mengharapkan agar kita juga melakukan demikian dalam mempertahankan hidup kekal. Kita pasti berjuang dan berusaha mempertahankan hidup kita didunia ini, bahkan tidak sedikit orang berjuang untuk mendapatkan kesenangan dalam hidup ini. Untuk mendapatkan semua ini, kita seringkali kita begitu pintar.
Namun seringkali perjuangan dan kerja keras kita itu tidak berlaku bagi hidup kekal. Kita berusaha berjuang untuk hidup di dunia ini, tetapi kita tidak berjuang untuk beroleh hidup kekal. Malahan seringkali perjuangan kita untuk beroleh hidup kekal sangatlah sedikit, yakni ketika ada tantangan untuk beriman, kita tidak mau berjuang bagaimana supaya kita tetapi beriman, tetapi malah kita langsung mundur tidak beriman. Oleh sebab itu, ingatlah bahwa Yesus memuji perjuangan bendahara yang tidak jujur itu, maka Yesuspun akan memuji kita bila kita berjuang untuk beroleh hidup kekal. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.