RENUNGAN HARI BIASA:
SENIN 4 NOVEMBER 2013
(Carolus Borromeus)
Rm. 11:29-36; Mzm. 69:30-31,33-34,36-37; Luk. 14:12-14
BACAAN INJIL:
Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."
RENUNGAN :
Sekarang ini orang berpikir untung dan rugi. Dalam melakukan sesuatu, orang berpikir apa keuntungan yang akan diperoleh, seberapa besar. Kalau sesuatu itu akan sangat menguntungkan, pasti akan dilakukan, tetapi kalau merugikan, pasti tidak akan dilakukan. Begitu maraknya prinsip demikian, makanya sulit kita temui orang yang bersikap tulus dan berkorban dalam melakukan sesuatu kepada orang lain.
Hal demikian yang terjadi di dalam pesta.
Pada umumnya ketika orang mengadakan pesta syukur, pemilik pesta tidak lagi semata-mata melakukan itu sebagai kegembiraan, tetapi juga memperhitungkan keuntungan dalam pesta itu. Oleh sebab itu, agar pesta itu menguntungkan, orang akan mengundang sebanyak-banyaknya undangan dan para undangan yang diundang adalah prang-orang berada yang diharapkan akan memberi kado yang banyak dan juga berpikir bahwa dengan mengundang orang-orang kaya, orang itu merasa terhormat karena pestanya dihadiri orang-orang kaya.
Selain itu, dengan mengundang orang-orang kaya, pemilik pesta berharap kelak mendapat balasan dengan diundang ke pestanya. Sangat jarang kita temui orang mengadalam pesta dan mengundang orang-orang miskin atau orang-orang kecil
Dalam nasihat Yesus pada hari ini, Yesus menganjurkan agar bila mengadakan pesta, mengundang orang-orang kecil dan miskin, yang dengan tentunya para undangan itu tidak bisa memberikan kado dan juga pasti tidak akan bisa membalas dengan mengundang pada pesta mereka, karena mereka pasti tidak akan bisa mengadakan pesta besar dengan jamuan yang berlimpah. Ajaran ini sungguh bertolak belakang dengan apa yang terjadi dan yang mungkin sering kita lakukan.
Dengan ajaran ini, Yesus mengajak kita agar kita melakukan pekerjaan dengan ketulusan hati dan sikap rela berkorban.
Kiranya perbuatan yang tulus dengan sikap berkorban sangat sulit kita temui dalam kehidupan sekarang. Orang selalu berpikir untung dan rugi. Bahkan dalam hidup beriman pun terjadi demikain. Tidak jarang kita temui umat yang berpikir apa untungnya hidup beriman, apa untungnya berkorban untuk gereja. Oleh sebab itulah, begitu sulit kita temukan umat yang dengan rela memberi waktu untuk Gereja. Kalaupun aktiv dalam kehidupan iman, mereka memberi dari waktu sisa atau waktu luang mereka atau kalau sudah pensiun.
Demikian juga halnya umat seringkali begitu pelit untuk berkorban dengan berbagi berkat Tuhan kepada Gereja demi menunjang pastoral Gereja.
Tidak jarang orang berpikir bahwa memberi waktu untuk gereja, lebih banyak ruginya dan tidak ada untungnya. Makanya begitu sulit kita menemukan orang yang mau menjadi pengurus Gereja, dengan alasan sudah sibuk dalam urusan pekerjaan dan urusan pribadi. Sebenarnya bukan karena itu, tetapi karena melihat bahwa urusan gereja tidak menguntungkan, tetapi malah harus rugi dan rela berkorban.
Demikian juga halnya, begitu sulit umat yang mau menyumbang kegiatan Gereja, mereka lebih suka menghabiskan uang untuk kesenangan pribadi karena merasa mereka akan terpuaskan, lebih suka menghabiskan uangnya untuk diberikan kepada orang tertentu atau kegiatan politik, karena dianggap kelak akan dapat keuntungan.
Untung rugi dalam kehidupan menggereja seringkali dilihat dari materi apa yang akan didapatkan bila berkorban untuk gereja. Kalau kita melihat keuntungan itu hanya dari materi saja, memang dalam kehidupan beriman, kita tidak akan mendapatkannya.
Namun sebenarnya perbuatan baik dan pengorbanan kita karena hidup iman dan kepada Gereja, juga akan mendapatkan keuntungan yang tidak bisa diberikan oleh dunia. Perbuatan yang kita lakukan dengan tulus dan pengorbanan, akan berkenan di hadapan Tuhan dan Tuhan pasti akan membalasnya dengan rahmat dan berkat-Nya.
Namun tetap kita ingat, kita melakukan perbuatan baik bukan karena sudah mendapat balasan, tetapi karena apa yang ada pada kita adalah berkat Tuhan sendiri, kita sudah menerima berkat, sehingga sangatlah wajar bila kita berbuat baik dan berkorban. Dengan demikian, kita diajak untuk hidup dan melakukan pekerjaan baik itu dengan tulus dan sikap rela berkorban. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.