RENUNGAN PEKAN I PRAPASKAH, Sabtu 3 Maret 2012
Ul 26:16-19, Mzm 119:1-2,4-5,7-8, Mat 5:43-48
Ul 26:16-19, Mzm 119:1-2,4-5,7-8, Mat 5:43-48
BACAAN INJIL:
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
RENUNGAN:
Hal biasa kita temukan bila ada seseorang yang mengadakan pesta atau dilantik menjadi seorang pejabat, pasti banyak para pengusaha atau para pejabat yang akan membuat papan bunga atau memberi kado hadiah ucapan selamat. Juga ketika seseorang hendak mencalonkan diri menjadi pejabat daerah ataupun pejabat tinggi, pasti banyak orang yang berusaha memberi sumbangan dengan alasan memberi dukungan. Namun sebenarnya itu dilakukan dengan harapan kelak bila seseorang itu menjadi orang penting, maka mereka berharap kelak akan mendapatkan balasan. Jadi intinya memberi demi mendapatkan dari yang diberi. Demikian juga halnya bahwa adalah hal yang sudah biasa, kita mengasihi orang yang mengasihi kita, orang umumnya mau bergaul dengan orang yang dianggap menguntungkan. Apakah mereka akan melakukan hal yang sama terhadap orang miskin, orang yang tidak mampu membalasa yang mereka berikan? Apakah memang orang mau mengasihi orang yang nyata-nyata membenci mereka? Kiranya, orang akan dengan mudah berkorban untuk orang yang mengasihi mereka, orang akan dengan mudah memberikan kepada orang yang jelas-jelas akan mampu membalasnya. Dengan kata lain, orang melakukan sesuatu demi mendapat balasan seperti yang dilakukannya.
Namun berbeda dengan sabda Yesus hari ini. Yesus justru mengajarkan hal yang sebaliknya. Yesus mengajarkan agar kita mengasihi bukan hanya orang yang mengasihi kita, kita diajarkan bukan hanya kepada orang yang berbuat baik kepada kita, tetapi juga kepada orang yang membenci kita dan musuh-musuh kita. Apa yang dimaksudkan oleh Yesus dalam ajaran ini bukan hanya sekedar tidak membalas kejahatan orang yang berbuat jahat kepada kita, tetapi juga berbuat baik kepada mereka. Dari sebab itu, Yesus mengatakan “berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Ini jelas-jelas mengatakan bahwa kita juga harus berani berbuat baik.
Ajaran Yesus hari ini sungguh bertolak belakang dengan apa yang dianut oleh manusia pada umumnya, sehingga kita berpikir, “apakah hal ini mungkin kita laksanakan? Memang secara manusia ini adalah hal yang tidak mungkin dan sangat sulit untuk diwujudkan. Namun Yesus menegaskan bahwa justru dengan hidup demikian, nyatalah kita sebagai anak-anak Allah dan inilah kesempurnaan hidup. Sebab seperti Bapa sempurna dalam kasih, mengasihi kita walaupun kita sering berdosa, demikianpun kita hendaknya sempurna seperti Bapa. Bisa kita banyangkan kalau sekiranya Tuhan berpikir seperti pikiran manusia yang hanya mengasihi orang yang mengasihinya, berbuat baik hanya kepada orang yang berbuat baik kepadanya, tentu kita semua tidak layak mendapatkan dan mengharapkan kasih dari Allah. Namun syukurlah bahwa Tuhan tidak demikian. Oleh karena itu, kalau Allah sendiri mau mengasihi dan berbuat baik kepada kita yang berdosa ini, mengapa kita tidak melalukan hal yang sama kepada sesama kita. Hidup yang mengasihi sesama yang berbuat baik kepada kita dan juga musuh-musuh atau yang membenci kita, nyatalah bahwa kita adalah anak-anak Allah. Amin.
Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di sorga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Dan apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya dari pada perbuatan orang lain? Bukankah orang yang tidak mengenal Allahpun berbuat demikian? Karena itu haruslah kamu sempurna, sama seperti Bapamu yang di sorga adalah sempurna."
RENUNGAN:
Hal biasa kita temukan bila ada seseorang yang mengadakan pesta atau dilantik menjadi seorang pejabat, pasti banyak para pengusaha atau para pejabat yang akan membuat papan bunga atau memberi kado hadiah ucapan selamat. Juga ketika seseorang hendak mencalonkan diri menjadi pejabat daerah ataupun pejabat tinggi, pasti banyak orang yang berusaha memberi sumbangan dengan alasan memberi dukungan. Namun sebenarnya itu dilakukan dengan harapan kelak bila seseorang itu menjadi orang penting, maka mereka berharap kelak akan mendapatkan balasan. Jadi intinya memberi demi mendapatkan dari yang diberi. Demikian juga halnya bahwa adalah hal yang sudah biasa, kita mengasihi orang yang mengasihi kita, orang umumnya mau bergaul dengan orang yang dianggap menguntungkan. Apakah mereka akan melakukan hal yang sama terhadap orang miskin, orang yang tidak mampu membalasa yang mereka berikan? Apakah memang orang mau mengasihi orang yang nyata-nyata membenci mereka? Kiranya, orang akan dengan mudah berkorban untuk orang yang mengasihi mereka, orang akan dengan mudah memberikan kepada orang yang jelas-jelas akan mampu membalasnya. Dengan kata lain, orang melakukan sesuatu demi mendapat balasan seperti yang dilakukannya.
Namun berbeda dengan sabda Yesus hari ini. Yesus justru mengajarkan hal yang sebaliknya. Yesus mengajarkan agar kita mengasihi bukan hanya orang yang mengasihi kita, kita diajarkan bukan hanya kepada orang yang berbuat baik kepada kita, tetapi juga kepada orang yang membenci kita dan musuh-musuh kita. Apa yang dimaksudkan oleh Yesus dalam ajaran ini bukan hanya sekedar tidak membalas kejahatan orang yang berbuat jahat kepada kita, tetapi juga berbuat baik kepada mereka. Dari sebab itu, Yesus mengatakan “berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Ini jelas-jelas mengatakan bahwa kita juga harus berani berbuat baik.
Ajaran Yesus hari ini sungguh bertolak belakang dengan apa yang dianut oleh manusia pada umumnya, sehingga kita berpikir, “apakah hal ini mungkin kita laksanakan? Memang secara manusia ini adalah hal yang tidak mungkin dan sangat sulit untuk diwujudkan. Namun Yesus menegaskan bahwa justru dengan hidup demikian, nyatalah kita sebagai anak-anak Allah dan inilah kesempurnaan hidup. Sebab seperti Bapa sempurna dalam kasih, mengasihi kita walaupun kita sering berdosa, demikianpun kita hendaknya sempurna seperti Bapa. Bisa kita banyangkan kalau sekiranya Tuhan berpikir seperti pikiran manusia yang hanya mengasihi orang yang mengasihinya, berbuat baik hanya kepada orang yang berbuat baik kepadanya, tentu kita semua tidak layak mendapatkan dan mengharapkan kasih dari Allah. Namun syukurlah bahwa Tuhan tidak demikian. Oleh karena itu, kalau Allah sendiri mau mengasihi dan berbuat baik kepada kita yang berdosa ini, mengapa kita tidak melalukan hal yang sama kepada sesama kita. Hidup yang mengasihi sesama yang berbuat baik kepada kita dan juga musuh-musuh atau yang membenci kita, nyatalah bahwa kita adalah anak-anak Allah. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.