Kebuntuan Pemimpin di Indonesia Harus Dipecahkan
(Jakarta 28/2/2012)Pemimpin di Indonesia harus memiliki sifat kepemimpinan profetik yang berani, tegar, dan tegas namun tetap menjunjung tinggi demokrasi.
Menurut rohaniawan, Franz Magnis Suseno, krisis dan kebuntuan dalam kepemimpinan harus bisa dipecahkan dengan mengakomodir sikap-sikap profetik dalam politik.
"Bangsa Indonesia harus memecahkan kebuntuan kepemimpinan yang bermutu dan kualitas. Jangan sampai kelemahan pemimpin yang sekarang berulang," kata Romo Magnis dalam diskusi bertajuk "Meneladani Misi Profetik dalam Kepemimpinan Nasional" di Megawati Institute, Jakarta, Selasa (2/2).
Menurut Romo Magnis, harus seorang pemimpin Indonesia di masa mendatang harus mempunyai visi, bersemangat, punya keberanian, mampu memimpin secara demokratis, dan berintegritas. "(Pemimpin) Harus mempunyai misi untuk bangsa. Tidak cukup hanya memecahkan masalah," kata Romo Magnis.
Ia menambahkan, seorang pemimpin di Indonesia tidak bisa loyo dan lemas. "Bagaimana bisa memimpin kalau sama-sama menangis seperti masyarakat," katanya.
Tokoh lintas agama tersebut mengatakan, perlu keberanian dalam diri seorang pemimpin. "Tapi bukan keberanian yang nekat," katanya.(micom)
Disadur dari: www.mirifica.net
Menurut rohaniawan, Franz Magnis Suseno, krisis dan kebuntuan dalam kepemimpinan harus bisa dipecahkan dengan mengakomodir sikap-sikap profetik dalam politik.
"Bangsa Indonesia harus memecahkan kebuntuan kepemimpinan yang bermutu dan kualitas. Jangan sampai kelemahan pemimpin yang sekarang berulang," kata Romo Magnis dalam diskusi bertajuk "Meneladani Misi Profetik dalam Kepemimpinan Nasional" di Megawati Institute, Jakarta, Selasa (2/2).
Menurut Romo Magnis, harus seorang pemimpin Indonesia di masa mendatang harus mempunyai visi, bersemangat, punya keberanian, mampu memimpin secara demokratis, dan berintegritas. "(Pemimpin) Harus mempunyai misi untuk bangsa. Tidak cukup hanya memecahkan masalah," kata Romo Magnis.
Ia menambahkan, seorang pemimpin di Indonesia tidak bisa loyo dan lemas. "Bagaimana bisa memimpin kalau sama-sama menangis seperti masyarakat," katanya.
Tokoh lintas agama tersebut mengatakan, perlu keberanian dalam diri seorang pemimpin. "Tapi bukan keberanian yang nekat," katanya.(micom)
Disadur dari: www.mirifica.net
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.