RENUNGAN HARI BIASA PEKAN I PRAPASKAH, Kamis 1 Maret 2012
Est 4:10a,10c-12,17-19, Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8, Mat 7:7-12
Est 4:10a,10c-12,17-19, Mzm 138:1-2a,2bc-3,7c-8, Mat 7:7-12
BACAAN INJIL:
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
RENUNGAN:
Ada orang yang menyakini ungkapan yang mengatakan, “Lebih baik memberi, daripada meminta.” Namun ada juga yang meyakini dan menghidupi ungkapan, “Lebih baik meminta, daripada memberi.” Sebab pikiran mereka mengatakan bahwa dengan memberi itu berarti kehilangan, tetapi dengan meminta, kita mendapatkan sesuatu. Oleh karena itulah, pada umumnya banyak orang yang sangat sulit untuk memberi atau berbagi dengan orang lain. Lebih mudah menemukan orang yang lebih suka meminta. Misalnya, kalau kita mencari dana atau sumbangan, kita pasti sulit mendapatkan orang yang mau menyumbang, kalaupun ada yang menyumbang, banyak yang memberi hanya sekedarnya saja. Tetapi bila ada sesuatu yang mau dibagikan, pasti banyak orang yang datang untuk meminta dan mendapatkannya.
Orang seringkali sulit memberi kewajiban, tetapi begitu gampang untuk menuntut apa yang menjadi haknya. Injil hari ini memang berbicara tentang kebaikan Allah yang sungguh luar biasa. Yesus membandingkan kebaikan Allah dengan kebaikan manusia tua. Jelas memang tidak ada orang tua yang memberikan apa yang jelek kepada anak-anaknya. Orang tua pasti berusaha memberikan apa yang baik dan bahkan terbaik bagi anak-anaknya. Kalaupun ada orang tua memberikan yang tidak baik kepada anak-anaknya, itu orang tua yang jahat dan mungkin gila. Nah, orang tua atau manusia saja memberikan apa yang baik kepada anak-anaknya yang meminta kepadanya, apalagilah Allah sendiri. Malah kebaikan Allah melebihi kebaikan manusia, Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita, yang kita butuhkan.Oleh karena itu, Yesus mengajarkan kepada kita agar kita mau meminta dengan tekun dan sabar kepada Allah. Ketekutan dan kesabaran kita dalam meminta kepada Allah, pasti akan membuahkan hasil, yakni Tuhan pasti akan mengabulkannya.
Namun walaupun injil hari ini menyatakan kebaikan Allah dan menjadi dasar kita meminta kepada Allah, tetapi menjadi suatu permenungan bagi kita, “Apakah yang kita minta itu memang perlu untuk kehidupan kita?” Justru seringkali kita tidak tahu apa yang kita minta dari Allah. Juga justru seringkali kita meminta sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dan tidak kita butuhkan kepada Allah. Sehingga ketika Tuhan tidak mengabulkannya, kita langsung kecewa. Atau ketika seakan Tuhan lambat mengabulkannya, kita langsung kecewa. Atau ketika Tuhan mengabulkannya dengan pemberian lain, kita langsung kecewa karena menganggap bukan itu yang kita minta. Maka kita juga harus meminta apa yang memang perlu dan kita butuhkan. Kita juga harus percaya bahwa Tuhan tahu apa yang kita butuhkan dan perlukan untuk hidup dan keselamatan kita. Dari sebab itu, dalam meminta, juga harus dijiwai oleh iman bahwa semuanya kita serahkan kepada Tuhan dan kita yakin bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kita.
Selain itu, juga patut kita renungkan dan bertanya dalam hati, “Apakah memang kita layak meminta sesuatau yang yang besar dari Allah?” Ini perlu kita renungkan, sebab kita seringkali hanya meminta saja, tetapi sulit atau hampir tidak pernah mau memberi baik itu kepada Tuhan maupun kepada sesama. Kita seringkali berharap dan seakan memaksa agar Tuhan mengabulkan permohonan kita, padahal kita malah seringkali kita tidak pernah mau memberi apa yang diharapkan oleh Tuhan atas kita, yakni iman dan hidup baik. Demikian halnya dalam kehidupan sehari-hari dengan sesama kita, kita banyak meminta dari Tuhan, tetapi kita sendiri tidak pernah mau memberi atau berbagi dengan sesama. Dalam meminta juga menuntut kerelaan memberi. Inilah yang dikatakan oleh Yesus dalam ayat terakhir pada Injil hari ini, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Sehingga jelas bagi kita, agar kita layak mengaharapkan belaskasih dari Tuhan, maka kita harus terlebih dahulu mengasihi Tuhan, lewat iman dan pengapdian kita pada Tuhan. Agar kita bisa berharap kasih karunia dari Tuhan, kita juga harus pertama-tama rela memberi atau berbagi kasih karunia Tuhan kepada sesama. Janganlah kita mengharapkan banyak dari Tuhan, sedangkan kita begitu pelit dan tidak mau berbagi kasih dengan sesama. Orang yang banyak memberi, maka mereka layak untuk mendapatkan banyak dan akan beroleh banyak. Amin.
"Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu. Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia meminta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya." "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
RENUNGAN:
Ada orang yang menyakini ungkapan yang mengatakan, “Lebih baik memberi, daripada meminta.” Namun ada juga yang meyakini dan menghidupi ungkapan, “Lebih baik meminta, daripada memberi.” Sebab pikiran mereka mengatakan bahwa dengan memberi itu berarti kehilangan, tetapi dengan meminta, kita mendapatkan sesuatu. Oleh karena itulah, pada umumnya banyak orang yang sangat sulit untuk memberi atau berbagi dengan orang lain. Lebih mudah menemukan orang yang lebih suka meminta. Misalnya, kalau kita mencari dana atau sumbangan, kita pasti sulit mendapatkan orang yang mau menyumbang, kalaupun ada yang menyumbang, banyak yang memberi hanya sekedarnya saja. Tetapi bila ada sesuatu yang mau dibagikan, pasti banyak orang yang datang untuk meminta dan mendapatkannya.
Orang seringkali sulit memberi kewajiban, tetapi begitu gampang untuk menuntut apa yang menjadi haknya. Injil hari ini memang berbicara tentang kebaikan Allah yang sungguh luar biasa. Yesus membandingkan kebaikan Allah dengan kebaikan manusia tua. Jelas memang tidak ada orang tua yang memberikan apa yang jelek kepada anak-anaknya. Orang tua pasti berusaha memberikan apa yang baik dan bahkan terbaik bagi anak-anaknya. Kalaupun ada orang tua memberikan yang tidak baik kepada anak-anaknya, itu orang tua yang jahat dan mungkin gila. Nah, orang tua atau manusia saja memberikan apa yang baik kepada anak-anaknya yang meminta kepadanya, apalagilah Allah sendiri. Malah kebaikan Allah melebihi kebaikan manusia, Allah akan memberikan yang terbaik bagi kita, yang kita butuhkan.Oleh karena itu, Yesus mengajarkan kepada kita agar kita mau meminta dengan tekun dan sabar kepada Allah. Ketekutan dan kesabaran kita dalam meminta kepada Allah, pasti akan membuahkan hasil, yakni Tuhan pasti akan mengabulkannya.
Namun walaupun injil hari ini menyatakan kebaikan Allah dan menjadi dasar kita meminta kepada Allah, tetapi menjadi suatu permenungan bagi kita, “Apakah yang kita minta itu memang perlu untuk kehidupan kita?” Justru seringkali kita tidak tahu apa yang kita minta dari Allah. Juga justru seringkali kita meminta sesuatu yang sebenarnya tidak perlu dan tidak kita butuhkan kepada Allah. Sehingga ketika Tuhan tidak mengabulkannya, kita langsung kecewa. Atau ketika seakan Tuhan lambat mengabulkannya, kita langsung kecewa. Atau ketika Tuhan mengabulkannya dengan pemberian lain, kita langsung kecewa karena menganggap bukan itu yang kita minta. Maka kita juga harus meminta apa yang memang perlu dan kita butuhkan. Kita juga harus percaya bahwa Tuhan tahu apa yang kita butuhkan dan perlukan untuk hidup dan keselamatan kita. Dari sebab itu, dalam meminta, juga harus dijiwai oleh iman bahwa semuanya kita serahkan kepada Tuhan dan kita yakin bahwa Tuhan akan memberikan yang terbaik bagi kita.
Selain itu, juga patut kita renungkan dan bertanya dalam hati, “Apakah memang kita layak meminta sesuatau yang yang besar dari Allah?” Ini perlu kita renungkan, sebab kita seringkali hanya meminta saja, tetapi sulit atau hampir tidak pernah mau memberi baik itu kepada Tuhan maupun kepada sesama. Kita seringkali berharap dan seakan memaksa agar Tuhan mengabulkan permohonan kita, padahal kita malah seringkali kita tidak pernah mau memberi apa yang diharapkan oleh Tuhan atas kita, yakni iman dan hidup baik. Demikian halnya dalam kehidupan sehari-hari dengan sesama kita, kita banyak meminta dari Tuhan, tetapi kita sendiri tidak pernah mau memberi atau berbagi dengan sesama. Dalam meminta juga menuntut kerelaan memberi. Inilah yang dikatakan oleh Yesus dalam ayat terakhir pada Injil hari ini, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka.” Sehingga jelas bagi kita, agar kita layak mengaharapkan belaskasih dari Tuhan, maka kita harus terlebih dahulu mengasihi Tuhan, lewat iman dan pengapdian kita pada Tuhan. Agar kita bisa berharap kasih karunia dari Tuhan, kita juga harus pertama-tama rela memberi atau berbagi kasih karunia Tuhan kepada sesama. Janganlah kita mengharapkan banyak dari Tuhan, sedangkan kita begitu pelit dan tidak mau berbagi kasih dengan sesama. Orang yang banyak memberi, maka mereka layak untuk mendapatkan banyak dan akan beroleh banyak. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.