RENUNGAN HARI BIASA PEKAN I PRAPASKAH, Selasa 28 Februari 2012
Yes 55:10-11, Mzm 34:4-5,6-7,16-17,18-19, Mat 6:7-15
Yes 55:10-11, Mzm 34:4-5,6-7,16-17,18-19, Mat 6:7-15
BACAAN INJIL:
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
RENUNGAN:
Apakah doa kita merupakan ungkapan iman?
Pertanyaan ini kiranya perlu kita renungkan. Sebab banyak orang yang tidak pernah berdoa, karena tidak tahu berdoa. Mengapa tidak tahu berdoa? Karena kurang beriman. Ada pula orang yang begitu rajin berdoa dan begitu lancar berdoa sehingga bisa doanya begitu panjang. Ada pula orang yang doanya begitu singkat.
Doa itu adalah salah satu ungkapanhidup orang beriman sehingga harus menjadi kebutuhan hidup orang beriman. Bila doa itu sudah menjadi kebutuhan hidup, tentu akan rajin berdoa dan tahu berdoa yang benar. Namun kiranya iman seseorang tidak bisa diukur hanya dengan doa saja. Yesus dengan tegas mengatakan agar doa-doa kita tidak panjang-pangjang dan bertele-tele seperti doa orang yang tidak mengenal Allah. Yesus mengatakan bahwa doa yang panjang dan bertele-tele adalah seperti doa yang tidak mengenal Tuhan, karena dalam doa itu seakan orang mendikte Tuhan dengan menerangkan semuanya, padahal Tuhan tahu apa yang kita perlukan.
Dari sebab itu, Yesus mengajarkan doa yang sungguh merupakan ungkapan iman, yakni dengan memberikan kita doa yang dikenal dengan Doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami menjadi doa yang sangat bernilai bagi kita bukan hanya karena doa itu langsung diajarkan oleh Yesus, tetapi juga karena doa itu sungguh mengandung iman. Doa ini mengajarkan kita bahwa doa itu harus merupakan ungkapan iman kepada Tuhan bahwa Dia adalah Tuhan Allah pemilik sorga yang menjadi kerinduan hati kita, Dialah yang harus kita sembah, kita muliakan dan kita rindukan selalu. Dalam doa itu, kita juga diajak untuk selalu percaya akan kuasa dan kebaikan Tuhan, sehingga kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan akan memberikan kita yang terbaik bagi hidup kita. Dalam doa ini kita juga diajar untuk menyadari kelemahan dan bersikap rendah hati menyadari bahwa kita orang berdosa sehingga kita selalu membutuhkan pengampunan dari Tuhan, serta mengajar kita agar kita selalu berusaha hidup baik, terhindar dari hidup jahat sehingga kita mengharapkan pertolongan-Nya. Sehingga jelaskah bahwa doa Bapa Kami sungguh doa yang sangat bernilai karena merupakan doa yang mengandung iman yang mendalam.
Namun kiranya, kita tidak boleh lupa, bahwa memang berdoa itu penting dan baik. Tetapi doa itu harus mengalir dan merupakan ungkapan iman kita. Orang sungguh-sungguh berdoa dengan penuh iman adalah bila doa itu pada akhirnya berbuah dalam kehidupan yang baik. Sebab bisa saja orang begitu rajin berdoa dan banyak berdoa, tetapi hidupnya tidak seperti yang dikehendaki oleh Allah yakni hidup tanpa cinta kasih. Dalam ayat terakhir setelah mengajarkan Doa Bapa Kami, Yesus mengatakan, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." Kalimat terakhir ini tentu bukan hanya sekedar tambahan saja, juga kita mengerti bukan hanya soal pengampunan. Namun kalimat terakhir ini juga sangat penting kita perhatikan dan kita renungkan. Dengan ayat terakhir ini, Yesus mengatakan kepada kita, bahwa doa-doa kita itu juga harus membuat hidup kita semakin baik dan juga membuat kita mengasihi sesama kita. Sehingga dapata dikatakan bahwa doa orang beriman adalah bila hidupnya semakin lebih baik dan juga dia mengasihi sesamanya. Jadi bila seseorang banyak berdoa tetapi tidak mengasihi sesamanya, berarti dia belumlah berdoa dalam dan dengan iman. Seorang pendoa adalah juga seorang pencinta sesama manusia. Amin.
Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu berdoalah demikian: Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. (Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.) Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu."
RENUNGAN:
Apakah doa kita merupakan ungkapan iman?
Pertanyaan ini kiranya perlu kita renungkan. Sebab banyak orang yang tidak pernah berdoa, karena tidak tahu berdoa. Mengapa tidak tahu berdoa? Karena kurang beriman. Ada pula orang yang begitu rajin berdoa dan begitu lancar berdoa sehingga bisa doanya begitu panjang. Ada pula orang yang doanya begitu singkat.
Doa itu adalah salah satu ungkapanhidup orang beriman sehingga harus menjadi kebutuhan hidup orang beriman. Bila doa itu sudah menjadi kebutuhan hidup, tentu akan rajin berdoa dan tahu berdoa yang benar. Namun kiranya iman seseorang tidak bisa diukur hanya dengan doa saja. Yesus dengan tegas mengatakan agar doa-doa kita tidak panjang-pangjang dan bertele-tele seperti doa orang yang tidak mengenal Allah. Yesus mengatakan bahwa doa yang panjang dan bertele-tele adalah seperti doa yang tidak mengenal Tuhan, karena dalam doa itu seakan orang mendikte Tuhan dengan menerangkan semuanya, padahal Tuhan tahu apa yang kita perlukan.
Dari sebab itu, Yesus mengajarkan doa yang sungguh merupakan ungkapan iman, yakni dengan memberikan kita doa yang dikenal dengan Doa Bapa Kami. Doa Bapa Kami menjadi doa yang sangat bernilai bagi kita bukan hanya karena doa itu langsung diajarkan oleh Yesus, tetapi juga karena doa itu sungguh mengandung iman. Doa ini mengajarkan kita bahwa doa itu harus merupakan ungkapan iman kepada Tuhan bahwa Dia adalah Tuhan Allah pemilik sorga yang menjadi kerinduan hati kita, Dialah yang harus kita sembah, kita muliakan dan kita rindukan selalu. Dalam doa itu, kita juga diajak untuk selalu percaya akan kuasa dan kebaikan Tuhan, sehingga kita menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan. Kita percaya bahwa Tuhan akan memberikan kita yang terbaik bagi hidup kita. Dalam doa ini kita juga diajar untuk menyadari kelemahan dan bersikap rendah hati menyadari bahwa kita orang berdosa sehingga kita selalu membutuhkan pengampunan dari Tuhan, serta mengajar kita agar kita selalu berusaha hidup baik, terhindar dari hidup jahat sehingga kita mengharapkan pertolongan-Nya. Sehingga jelaskah bahwa doa Bapa Kami sungguh doa yang sangat bernilai karena merupakan doa yang mengandung iman yang mendalam.
Namun kiranya, kita tidak boleh lupa, bahwa memang berdoa itu penting dan baik. Tetapi doa itu harus mengalir dan merupakan ungkapan iman kita. Orang sungguh-sungguh berdoa dengan penuh iman adalah bila doa itu pada akhirnya berbuah dalam kehidupan yang baik. Sebab bisa saja orang begitu rajin berdoa dan banyak berdoa, tetapi hidupnya tidak seperti yang dikehendaki oleh Allah yakni hidup tanpa cinta kasih. Dalam ayat terakhir setelah mengajarkan Doa Bapa Kami, Yesus mengatakan, “Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." Kalimat terakhir ini tentu bukan hanya sekedar tambahan saja, juga kita mengerti bukan hanya soal pengampunan. Namun kalimat terakhir ini juga sangat penting kita perhatikan dan kita renungkan. Dengan ayat terakhir ini, Yesus mengatakan kepada kita, bahwa doa-doa kita itu juga harus membuat hidup kita semakin baik dan juga membuat kita mengasihi sesama kita. Sehingga dapata dikatakan bahwa doa orang beriman adalah bila hidupnya semakin lebih baik dan juga dia mengasihi sesamanya. Jadi bila seseorang banyak berdoa tetapi tidak mengasihi sesamanya, berarti dia belumlah berdoa dalam dan dengan iman. Seorang pendoa adalah juga seorang pencinta sesama manusia. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.