RENUNGAN HARI SABTU SESUDAH RABU ABU: 25 Februari 2012
TAHUN B:
Yes 58:9b-14, Mzm 86:1-2,3-4,5-6, Luk 5:27-32
TAHUN B:
Yes 58:9b-14, Mzm 86:1-2,3-4,5-6, Luk 5:27-32
BACAAN INJIL:
Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
RENUNGAN:
Mungkin pernah menonton satu Film Aksi, yang mana diceritakan bahwa ada suatu misi khusus dalam satu perang dan membutuhkan orang-orang khusus. Untuk itu, orang yang akan memimpin tim ini merekrut beberapa orang yang statusnya adalah tahanan atau narapidana. Ini tentu hal yang aneh, tetapi ada alasan tertentu, yakni ternyata orang-orang narapidana yang direkrut itu adalah para mantan tentara yang menjadi tahanan dan mereka memang mempunya keahlian khusus yang sangat cocok untuk misi itu. Jadi jelas bahwa mereka yang direkrut tidak hanya sekedar tahanan, tetapi memang para ahli, punya keahlian khusus masing-masing dan diyakini cocok untuk misi yang hendak dijalankan.
Namun lebih aneh lagi kita rasa bila kita melihat bagaimana cara Yesus merekrut para rasul dan para muridnya. Kalau kita melihat status dan latar belakang para rasul, memang mereka itu berasal dari latar belakan dan status yang berbeda-beda, karena ada yang dari status ekonomi rendah, ada yang kelas atas, ada yang nelayan dan hari ini, kita mendengar Yesus merekrut Lewi seorang pemungut cukai. Pemungut cukai jelas dicap sebagai pendosa, karena memungut pajak yang sangat menguntungkan diri sendiri dan bekerja bagi para penjajah. Kita bisa bertanya, “Apa kriteria Yesus dalam merekrut para rasul atau para murid-Nya? Tentu bukan karena keahlian mereka dianggap cocok untuk tugas yang akan diberikan oleh Yesus, bukan pula karena melihat status sosial dan pendidikan mereka. Dari jawaban Yesus atas pertanyaan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang bersungut-sungut karena Yesus makan dan minum dengan seorang pemungut cukai, kita dapat mengetahui bahwa tujuan Yesus atau misi Yesus adalah untuk menyelamatkan manusia. Keselamatan inilah yang hendak diberikan oleh Yesus kepada mereka yang dipanggil oleh Yesus untuk mengikuti Dia. Oleh sebab itu, karena Yesus menawarkan keselamatan, tanpa memandang bulu, maka tentu sangat wajar bahwa orang berdosalah yang menjadi sasaran utama Yesus.
Kitapun dipilih Allah menjadi pengikut-Nya dan dipanggil untuk mengikuti-Nya. Tuhan tidak memandang status sosial, ekonomi dan pendidikan kita. Kita dipanggil dan dipilih Allah untuk mengikuti Dia, bukan karena kita ahli dan layak untuk itu, tetapi semata-mata karena Tuhan ingin menawarkan keselamatan kepada kita. Sebab kitapun tidak luput dari kesalahan dan dosa. Dari sebab itu, berapa besarpun dosa dan kesalahan kita, Tuhan tetap memanggil kita untuk mengikuti Dia, Tuhan tetap menawarkan keselamatan Surga bagi kita. Hanya mungkin, kita tidak sadar bahwa kita juga orang berdosa sehingga kita tidak mau mengikui Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kalau kita sadar bahwa kita orang berdosa, pasti kita akan berusaha mengikuti Yesus secara sungguh-sungguh, karena dengan demikian kita akan beroleh keselamatan kekal. Nah, maukah kita mengdengarkan panggilan Yesus dan mengikuti Dia?
Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia. Dan Lewi mengadakan suatu perjamuan besar untuk Dia di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia. Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: "Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?" Lalu jawab Yesus kepada mereka, kata-Nya: "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat."
RENUNGAN:
Mungkin pernah menonton satu Film Aksi, yang mana diceritakan bahwa ada suatu misi khusus dalam satu perang dan membutuhkan orang-orang khusus. Untuk itu, orang yang akan memimpin tim ini merekrut beberapa orang yang statusnya adalah tahanan atau narapidana. Ini tentu hal yang aneh, tetapi ada alasan tertentu, yakni ternyata orang-orang narapidana yang direkrut itu adalah para mantan tentara yang menjadi tahanan dan mereka memang mempunya keahlian khusus yang sangat cocok untuk misi itu. Jadi jelas bahwa mereka yang direkrut tidak hanya sekedar tahanan, tetapi memang para ahli, punya keahlian khusus masing-masing dan diyakini cocok untuk misi yang hendak dijalankan.
Namun lebih aneh lagi kita rasa bila kita melihat bagaimana cara Yesus merekrut para rasul dan para muridnya. Kalau kita melihat status dan latar belakang para rasul, memang mereka itu berasal dari latar belakan dan status yang berbeda-beda, karena ada yang dari status ekonomi rendah, ada yang kelas atas, ada yang nelayan dan hari ini, kita mendengar Yesus merekrut Lewi seorang pemungut cukai. Pemungut cukai jelas dicap sebagai pendosa, karena memungut pajak yang sangat menguntungkan diri sendiri dan bekerja bagi para penjajah. Kita bisa bertanya, “Apa kriteria Yesus dalam merekrut para rasul atau para murid-Nya? Tentu bukan karena keahlian mereka dianggap cocok untuk tugas yang akan diberikan oleh Yesus, bukan pula karena melihat status sosial dan pendidikan mereka. Dari jawaban Yesus atas pertanyaan orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, yang bersungut-sungut karena Yesus makan dan minum dengan seorang pemungut cukai, kita dapat mengetahui bahwa tujuan Yesus atau misi Yesus adalah untuk menyelamatkan manusia. Keselamatan inilah yang hendak diberikan oleh Yesus kepada mereka yang dipanggil oleh Yesus untuk mengikuti Dia. Oleh sebab itu, karena Yesus menawarkan keselamatan, tanpa memandang bulu, maka tentu sangat wajar bahwa orang berdosalah yang menjadi sasaran utama Yesus.
Kitapun dipilih Allah menjadi pengikut-Nya dan dipanggil untuk mengikuti-Nya. Tuhan tidak memandang status sosial, ekonomi dan pendidikan kita. Kita dipanggil dan dipilih Allah untuk mengikuti Dia, bukan karena kita ahli dan layak untuk itu, tetapi semata-mata karena Tuhan ingin menawarkan keselamatan kepada kita. Sebab kitapun tidak luput dari kesalahan dan dosa. Dari sebab itu, berapa besarpun dosa dan kesalahan kita, Tuhan tetap memanggil kita untuk mengikuti Dia, Tuhan tetap menawarkan keselamatan Surga bagi kita. Hanya mungkin, kita tidak sadar bahwa kita juga orang berdosa sehingga kita tidak mau mengikui Tuhan dengan sungguh-sungguh. Kalau kita sadar bahwa kita orang berdosa, pasti kita akan berusaha mengikuti Yesus secara sungguh-sungguh, karena dengan demikian kita akan beroleh keselamatan kekal. Nah, maukah kita mengdengarkan panggilan Yesus dan mengikuti Dia?
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.