RENUNGAN HARI JUMAT SESUDAH RABU ABU: 24 Februari 2012
TAHUN B:
Yes 58:1-9a, Mzm 51:3-4,5-6a,18-19, Mat 9:14-15
TAHUN B:
Yes 58:1-9a, Mzm 51:3-4,5-6a,18-19, Mat 9:14-15
BACAAN INJIL:
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
RENUNGAN:
Untuk apa kita berpuasa? Mungkin pertanyaan ini perlu kira renungkan. Sebab banyak diantara umat yang tidak tahu apa makna sesungguhnya tentang berpuasa dan berpantang pada masa prapaskah. Sebab ada orang yang bertanya, “Apakah berpuasa itu, berarti mengurangi makan tetapi bisa makan camilan bila merasa lapar? Tampak ada niat berpuasa dan berpantang, tetapi tidak bisa menahan lapar. Apalagi bila camilan lebih banyak daripada makan seperti biasanya, tentu tidak ada ubahnya dengan makan seperti biasa. Banyak orang yang menganggap bahwa pantang dan puasa pada masa prapaskah hanya sekedar mengurangi makan dan minum.
Orang-orang Farisi juga begitu heran ketika melihat murid-murid Yesus tidak berpuasa, sedangkan mereka berpuasa. Menanggapi pertanyaan ini, Yesus bukannya menyangkal nilai baik dari puasa itu. Tetapi Yesus mengingatkan mereka apa sebenarnya tujuan dari berpuasa.
Berpuasa tentu bukan hanya sekedar soal makan dan minum, tetapi lebih pada hidup yang semakin lebih baik yang selaras dengan kehendak Tuhan, dan hidup yang semakin dekat dengan Tuhan. Jadi tujuan utama adalah hidup yang semakin dekat dengan Tuhan, dan hidup yang selaras dengan kehendak Tuhan. Para murid saat itu tidak berpuasa karena saat itu mereka sudah jelas bersatu dengan Tuhan yakni dengan menjadi pengikut Yesus. Baru kelak setelah Yesus tidak bersama mereka dalam kehidupan dunia, para murid harus berpuasa agar hidup mereka tetap dekat dengan Tuhan. Kesalahan orang-orang Farisi adalah, mereka berpantang dan berpuasa, menjalankan ajaran agama tetapi mereka tidak mengenal Tuhan yang telah hadir di hadapan mereka, malah mereka menolak Yesus adalah Tuhan. Sehingga jelas puasa mereka itu hanya sebagai kewajiban, bukan didasarkan iman untuk semakin dekat dengan Tuhan.
Nah bagaimana dengan puasa kita? Tentu nilai suatu puasa dan pantang yang kita lakukan, tidak mempunyai nilai iman kalau hanya sekedar menjalankan kewajiban, ataupun kalau hanya sebagai kesempatan untuk mengirit pengeluaran ataupun jalan untuk diet. Tetapi puasa dan pantang yang benar adalah kita mengurangi kenikmatan badan dan hidup semakin dekat dengan Allah dengan berusaha melaksanakan kehendak Tuhan. Lebih dari itu, buah dari pantang dan puasa kita, juga bisa dinikmati oleh banyak orang. Nah, semoga kita berpuasa dan berpantang yang benar seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Amin.
Kemudian datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.
RENUNGAN:
Untuk apa kita berpuasa? Mungkin pertanyaan ini perlu kira renungkan. Sebab banyak diantara umat yang tidak tahu apa makna sesungguhnya tentang berpuasa dan berpantang pada masa prapaskah. Sebab ada orang yang bertanya, “Apakah berpuasa itu, berarti mengurangi makan tetapi bisa makan camilan bila merasa lapar? Tampak ada niat berpuasa dan berpantang, tetapi tidak bisa menahan lapar. Apalagi bila camilan lebih banyak daripada makan seperti biasanya, tentu tidak ada ubahnya dengan makan seperti biasa. Banyak orang yang menganggap bahwa pantang dan puasa pada masa prapaskah hanya sekedar mengurangi makan dan minum.
Orang-orang Farisi juga begitu heran ketika melihat murid-murid Yesus tidak berpuasa, sedangkan mereka berpuasa. Menanggapi pertanyaan ini, Yesus bukannya menyangkal nilai baik dari puasa itu. Tetapi Yesus mengingatkan mereka apa sebenarnya tujuan dari berpuasa.
Berpuasa tentu bukan hanya sekedar soal makan dan minum, tetapi lebih pada hidup yang semakin lebih baik yang selaras dengan kehendak Tuhan, dan hidup yang semakin dekat dengan Tuhan. Jadi tujuan utama adalah hidup yang semakin dekat dengan Tuhan, dan hidup yang selaras dengan kehendak Tuhan. Para murid saat itu tidak berpuasa karena saat itu mereka sudah jelas bersatu dengan Tuhan yakni dengan menjadi pengikut Yesus. Baru kelak setelah Yesus tidak bersama mereka dalam kehidupan dunia, para murid harus berpuasa agar hidup mereka tetap dekat dengan Tuhan. Kesalahan orang-orang Farisi adalah, mereka berpantang dan berpuasa, menjalankan ajaran agama tetapi mereka tidak mengenal Tuhan yang telah hadir di hadapan mereka, malah mereka menolak Yesus adalah Tuhan. Sehingga jelas puasa mereka itu hanya sebagai kewajiban, bukan didasarkan iman untuk semakin dekat dengan Tuhan.
Nah bagaimana dengan puasa kita? Tentu nilai suatu puasa dan pantang yang kita lakukan, tidak mempunyai nilai iman kalau hanya sekedar menjalankan kewajiban, ataupun kalau hanya sebagai kesempatan untuk mengirit pengeluaran ataupun jalan untuk diet. Tetapi puasa dan pantang yang benar adalah kita mengurangi kenikmatan badan dan hidup semakin dekat dengan Allah dengan berusaha melaksanakan kehendak Tuhan. Lebih dari itu, buah dari pantang dan puasa kita, juga bisa dinikmati oleh banyak orang. Nah, semoga kita berpuasa dan berpantang yang benar seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.