RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXII, Kamis 10 Nopember 2011
Leo Agung
Keb 7:22-8:1, Mzm 119:89,90,130,135,175, Luk 17:20-25
Leo Agung
Keb 7:22-8:1, Mzm 119:89,90,130,135,175, Luk 17:20-25
BACAAN INJIL:
Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.
RENUNGAN:
Hal yang menarik bahwa sekarang ini ziarah-ziarah begitu banyak diminati oleh umat, baik itu berziarah ke tempat rohani yang ada di Indonesia ataupun yang ada di luar negeri. Bahkan ada banyak orang yang sudah beberapa kali berziarah ke tempat ziarah yang di luar negeri. Sekarang ini juga banyak bermunculan agen-agen tour ziarah dengan menawarkan tempat-tempat ziarah yang menarik. Hal ini tentu suatu hal yang baik. Namun tentunya yang sanggup melakukannya hanya orang-orang yang kaya atau orang yang berduit. Kadang juga menjadi suatu pemenungan, “Apakah di tempat-tempat itu orang baru bisa merasakan kehadiran Tuhan atau kehadiran Kerajaan Allah? “Apakah orang yang melakukan ziarah itu sungguh dalam iman sehingga menghasilkan buah iman dalam hidup sehari-hari atau hanya sebagai kebanggaan saja? Motivasi berziarah tentunya harus dari iman dan menghasilkan buah iman dalam hidup sehari-hari.
Namun juga kita harus yakin juga bahwa Kerajaan Allah atau Allah hadir dalam seluruh kehidupan kita, bukan hanya di tempat-tempat ziarah. Yesus sendiri menegaskan bahwa “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Kerajaan Allah hadir dalam kehidupan kita dan ada di antara kita, sehingga kita tidak usah susah-susah mencari kehadiran Kerajaan Allah di tempat lain, tetapi harus kita temukan dalam kehidupan sehari-hari dalam relasi dengan orang lain, dalam keluarga dan dalam setiap sisi kehidupan kita. Malahan kita sendiri yang sudah percaya kepada Yesus harus menghadirkan Kerajaan Allah dalam kehidupan kita. Menghadirkan kerajaan Allah dalam hidup tentu bukan dengan kata-kata, tetapi dengan perilaku hidup yang dilandasi oleh ima. Bagaimana menghadirkannya? Ada pepatah yang mengatakan, “Ubi caritas, Deus ibi est”, yang artinya di mana ada cinta kasih, di situ Allah hadir. Hidup yang melakukan cintah kasih buah iman, itu berarti kita menghadirkan Allah dan Kerajaan-Nya yang penuh cinta kasih kepada manusia, sehingga dengan demikian, orang merasakan kehadiran kerajaan Allah yang penuh kasih. Bahkan dalam penderitaanpun kita bisa menghadirkan Kerajaan Allah, yakni bila kita tetap setia beriman kepada Allah walaupun kita mengalami penderitaan. Kita juga harus yakin bahwa dalam penderitaan hidup, Allah dan Kerajaan-Nya juga hadir bersama kita. Maka kita yang tidak punya uang untuk berziarah ke tempat-tempat ziarah, tidak usah kecewa, karena Kerajaan Allah tidak hanya ada di tempat-tempat ziarah, tetapi hadir dalam semua kehidupan kita dan bahkan kitapun malah harus menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup kita.
Oleh karena itu, sebagai orang beriman, kita hendaknya tidak usah repot-repot mencari kehadiran Kerajaan Allah di tempat lain, tetapi temukanlah kehadirannya dalam hidup setiap hari dan justru berusahalah menghadirkannya dalam hidup lewat hidup yang berdasarkan iman. Amin.
Atas pertanyaan orang-orang Farisi, apabila Kerajaan Allah akan datang, Yesus menjawab, kata-Nya: "Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Dan Ia berkata kepada murid-murid-Nya: "Akan datang waktunya kamu ingin melihat satu dari pada hari-hari Anak Manusia itu dan kamu tidak akan melihatnya. Dan orang akan berkata kepadamu: Lihat, ia ada di sana; lihat, ia ada di sini! Jangan kamu pergi ke situ, jangan kamu ikut. Sebab sama seperti kilat memancar dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain, demikian pulalah kelak halnya Anak Manusia pada hari kedatangan-Nya. Tetapi Ia harus menanggung banyak penderitaan dahulu dan ditolak oleh angkatan ini.
RENUNGAN:
Hal yang menarik bahwa sekarang ini ziarah-ziarah begitu banyak diminati oleh umat, baik itu berziarah ke tempat rohani yang ada di Indonesia ataupun yang ada di luar negeri. Bahkan ada banyak orang yang sudah beberapa kali berziarah ke tempat ziarah yang di luar negeri. Sekarang ini juga banyak bermunculan agen-agen tour ziarah dengan menawarkan tempat-tempat ziarah yang menarik. Hal ini tentu suatu hal yang baik. Namun tentunya yang sanggup melakukannya hanya orang-orang yang kaya atau orang yang berduit. Kadang juga menjadi suatu pemenungan, “Apakah di tempat-tempat itu orang baru bisa merasakan kehadiran Tuhan atau kehadiran Kerajaan Allah? “Apakah orang yang melakukan ziarah itu sungguh dalam iman sehingga menghasilkan buah iman dalam hidup sehari-hari atau hanya sebagai kebanggaan saja? Motivasi berziarah tentunya harus dari iman dan menghasilkan buah iman dalam hidup sehari-hari.
Namun juga kita harus yakin juga bahwa Kerajaan Allah atau Allah hadir dalam seluruh kehidupan kita, bukan hanya di tempat-tempat ziarah. Yesus sendiri menegaskan bahwa “Kerajaan Allah datang tanpa tanda-tanda lahiriah, juga orang tidak dapat mengatakan: Lihat, ia ada di sini atau ia ada di sana! Sebab sesungguhnya Kerajaan Allah ada di antara kamu." Kerajaan Allah hadir dalam kehidupan kita dan ada di antara kita, sehingga kita tidak usah susah-susah mencari kehadiran Kerajaan Allah di tempat lain, tetapi harus kita temukan dalam kehidupan sehari-hari dalam relasi dengan orang lain, dalam keluarga dan dalam setiap sisi kehidupan kita. Malahan kita sendiri yang sudah percaya kepada Yesus harus menghadirkan Kerajaan Allah dalam kehidupan kita. Menghadirkan kerajaan Allah dalam hidup tentu bukan dengan kata-kata, tetapi dengan perilaku hidup yang dilandasi oleh ima. Bagaimana menghadirkannya? Ada pepatah yang mengatakan, “Ubi caritas, Deus ibi est”, yang artinya di mana ada cinta kasih, di situ Allah hadir. Hidup yang melakukan cintah kasih buah iman, itu berarti kita menghadirkan Allah dan Kerajaan-Nya yang penuh cinta kasih kepada manusia, sehingga dengan demikian, orang merasakan kehadiran kerajaan Allah yang penuh kasih. Bahkan dalam penderitaanpun kita bisa menghadirkan Kerajaan Allah, yakni bila kita tetap setia beriman kepada Allah walaupun kita mengalami penderitaan. Kita juga harus yakin bahwa dalam penderitaan hidup, Allah dan Kerajaan-Nya juga hadir bersama kita. Maka kita yang tidak punya uang untuk berziarah ke tempat-tempat ziarah, tidak usah kecewa, karena Kerajaan Allah tidak hanya ada di tempat-tempat ziarah, tetapi hadir dalam semua kehidupan kita dan bahkan kitapun malah harus menghadirkan Kerajaan Allah dalam hidup kita.
Oleh karena itu, sebagai orang beriman, kita hendaknya tidak usah repot-repot mencari kehadiran Kerajaan Allah di tempat lain, tetapi temukanlah kehadirannya dalam hidup setiap hari dan justru berusahalah menghadirkannya dalam hidup lewat hidup yang berdasarkan iman. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.