RENUNGAN HARI MINGGU PEKAN KE XXXIII
MINGGU 13 Nopember 2011
Ams 31:10-13,19-20,30-31, Mzm 128:1-2,3,4-5, 1Tes 5:1-6, Mat 25:14-30
MINGGU 13 Nopember 2011
Ams 31:10-13,19-20,30-31, Mzm 128:1-2,3,4-5, 1Tes 5:1-6, Mat 25:14-30
BACAAN INJIL:
“Karena engkau setia dalam hal kecil, masuklah ke dalam bahagia tuanmu.”
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
RENUNGAN:
Tuhan telah memberi anugerah-Nya kepada kita semua, anugerah itu haruslah dikembangkan, bukan hanya sekedar disimpan.
“Tuhan tidak adil.” Pikiran demikian seringkali ada dalam pikiran banyak orang, karena mungkin melihat bahwa kepada orang lain Tuhan memberi banyak berkat sedangkan kepada dirinya seakan sedikit saja. Pikiran demikian juga mungkin muncul dalam benak kita saat membaca perumpamaan hari ini.
Dalam perumpamaan injil hari ini, seorang tuan membagikan talenta kepada 3 orang hambanya, dan masing-masing berbeda satu sama lain. Kepada hamba yang pertama diberikan lima talenta, yang seorang lagi 2 talenta dan yang seorang lagi hanya satu talenta. Mengapa tuan itu memberikan mereka berbeda-beda satu sama lain? Kita tidak tahu maksud pasti maksud tuan itu membeda-bedakan kepercayaan kepada hamba-hambanya. Tindakan tuan itu bagi kita tidak adil karena membeda-bedakan pemberian kepada hamba-hambanya. Mungkin saja hamba yang menerima lima talenta itu merasa senang dan itu membuat dia bisa berbuat lebih banyak untuk menggandakan talenta yang diberikan tuannya sehingga menghasilkan laba lima talenta, demikian juga halnya pada hamba yang menerima kepercayaan dua talenta. Sedangkan hamba yang hanya menerima 1 talenta itu mungkin hatinya kecewa karena hanya beroleh 1 talenta saja, sehingga dia tidak berbuat apa-apa atas talenta itu makanya dia menanamnya dalam tanah. Selain itu, hamba ini juga menganggap tuannya jahat, makanya dia mengatakan, “, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!” Hamba yang hanya menerima 1 talenta itu tidak menggandakan talenta itu tetapi menanamnya dalam tanah, mungkin karena takut gagal. Sebab bila 1 talenda digandakan dan gagal pula, pasti dia kehabisan talenta. Beda halnya dengan yang menerima 5 dan 2 talenta, bila mereka gagal dalam usaha pertama, mereka masih punya beberapa talenta untuk memulai lagi. Sehingga sekilas bagi kita bahwa benarlah tindakan hamba yang menerima hanya 1 talenta dan tuan itu berlaku tidak adil kepada hamba-hambanya.
Namun bila kita simak, jelas bagi kita bahwa tuan itu bukan berlaku tidak adil, tetapi tuan itu tahu kemampuan hamba-hamba itu sehingga dia memberi berbeda bagi masing-masing hamba, dan yang pasti bahwa semua hambanya diberikan kepercayaan atas telenta. Tuan itu juga mengharapkan buah sesuai dengan apa yang dipercayakannya kepada hamba-hamba itu. Tuan itu tidak menuntut lebih baik buah dari hamba yang diberi sedikit. Kesalahan hamba yang hanya menerima 1 talenta adalah dia tidak mengenal dan memahami tuannya itu yang sudah mempercayakan talenta kepadanya walaupun hanya 1 saja dan bahkan menganggap tuannya itu jahat. Dia mendapat kepercayaan talenta tetapi dia tidak menggunakannya , malah menanamnya dalam tanah. Akhir hidup hamba yang tidak berguna itu adalah dimasukkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
Seringkali kita juga menganggap Tuhan itu jahat dan berlaku tidak adil kepada kita. Kita seringkali membandingkan apa yang ada pada kita dan yang ada pada orang lain. Ketika kita melihat orang lain punya kekayaan yang berlimpah, pekerjaan yang bagus dan hidupnya baik, kita merasa iri, cemburu dan berpikir, “Mengapa Tuhan begitu banyak memberi berkat-Nya kepada orang lain, sedangkan kepada kita hanya sedikit saja?” Tuhan tidak adil!” itulah pikiran kita. Bahkan mungkin kita merasa bahwa Tuhan tidak memberikan apa-apa kepada kita bila dibandingkan dengan apa yang dimiliki dan diterima oleh orang lain. Kita seringkali mengeluhkan hal demikian dan membuat kita selalu cemburu, iri melihat keberhasilan orang lain dan apa yang mereka miliki.
Lewat perumpamaan ini jelas bukan mau mengatakan bahwa Tuhan tidak berlaku adil bagi semua orang. Tuhan selalu berlaku adil, Dia melimpahkan rahmat-Nya bagi semua orang. Memang untuk masing-masing berbeda satu sama lain. Tindakan Allah yang demikian bukan karena Tuhan mau membeda-bedakan setiap orang, tetapi Tuhan tahu siapa diri kita, tahu sungguh kemampuan kita. Malah Tuhan karena sungguh tahu dan berlaku adil, Dia jelas tidak akan memberikan kepada seseorang kepercayaan atau berkat yang besar sekali padahal seseorang itu tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk itu. Oleh sebab itu, injil hari ini mengingatkan kepada kita bahwa Tuhan telah menganugerahkan berkat-Nya kepada kita semua, tidak ada seorang pun yang tidak mendapatkan berkat kepercayaan dari Tuhan, walaupun kepada setiap orang berbeda-beda. Dari berkat yang dipercayakan-Nya kepada kita, Tuhan mengharapkan bahwa berkat-Nya itu kita gunakan dengan sebaik-baiknya sehingga menghasilkan buah sesuai dengan berkat yang diberikan-Nya. Tuhan tidak meinta pertangungjawaban buah yang banyak dari yang mendapat sedikit. Berkat Tuhan yang dipercayakan kepada kita hendaknya kita gunakan dengan sebaik-baiknya supaya menghasilkan buah, bukan kita tanam atau pendam.
Oleh sebab itu, baiklah kita menyadari berkat yang sudah diberikan kepada kita, bersyukur atas apa yang kita terima dari Tuhan, walaupun kecil yang dipercayakan oleh Tuhan kepada kita bila dibandingkan dengan orang lain, baiklah kita syukuri dan kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Hendaknya kita berhenti mengeluh karena merasa mendapat sedikit, berhenti cemburu, iri kepada orang lain yang beroleh banyak dan berhenti menganggap Tuhan tidak berlaku adil. Sadari dan yakinilah bahwa Tuhan sangat mengenal kita dan Dia tahu apa yang kita butuhkan, Dia tidak akan menuntut terlalu banyak dari apa yang diberikan-Nya kepada kita. Bila kita hanya mengeluhkan apa yang kita miliki, apa yang tidak kita miliki dan yang dimiliki orang lain, itu akan membuat apa yang sudah diberikan oleh Tuhan tidak kita gunakan dan tidak menghasilkan buah. Juga mari kita ingat, bahwa bila tiba waktu-Nya, Tuhan akan meminta pertanggungjawaban dari kita atas apa yang telah dipercayakan-Nya kepada kita. Bila apa yang diberikan-Nya kepada kita, tidak kita gunakan dengan sebaik-baiknya dan tidak menghasilkan buah, maka kita tidak akan diperkenankan masuk dalam perjamuan abadi di surga.
Injil hari ini juga hendaknya menjadi peringatan bagi kita, bahwa hidup dan semua yang ada pada kita dalah pemberian dari Tuhan. Tuhan mempercayakan kepada kita hidup, harta, kedudukan, jabatan, pangkat dan bahkan anak-anak atau keluarga. Ingatlah semua adalah milik Tuhan. Tuhan sebagai pemilik, pada waktunya akan meminta pertanggungjawaban dari kita dan mengharapkan apa yang dipercayakan-Nya itu menghasilkan buah sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Hasilkanlah buah sesuai dengan besarnya berkat Tuhan yang dipercayakan kepada para Saudara. Buah yang diharapkan oleh Tuhan yang dipercayakan hidup dan berkat-Nya adalah hidup takut akan Tuhan, dan hidup menurut jalan yang dikehendaki oleh Tuhan.
Bila para Saudara mendapatkan kepercayaan besar dari Tuhan atau banyak berkat dari Tuhan, hasilkanlah buah sesuai dengan semuanya itu. Kepada yang beroleh tidak banyak, hasilkan pula sesuai dengan apa yang Saudara dapat dari Tuhan. Semakin besar atau banyak berkat yang dipercayakan Tuhan kepada kita, semakin banyak dan besar pula buah yang diharapkan Tuhan atas semuanya itu. Bila Saudara mendapat kepercayaan besar dalam pekerjaan dan rejeki, gunakanlah itu sebaik-baiknya sehingga menghasilkan buah sesuai dengan besarnya berkat yang diberikan Tuhan kepada saudara. Misalnya, bila Saudara mendapat rejeki banyak, haruslah persembahan Saudara tidak sama dengan orang lain yang mendapat rejeki sedikit. Namun yang sering terjadi, persembahan orang berpenghasilan 10 juta perbulan sama dengan orang yang hanya 2 juta sebulan.
Juga mari kita renungkan bahwa kiranya kita menganggap bahwa hidup dan apa yang kita miliki adalah milik kita, hanya karena usaha kita semata-mata, sehingga tidak menghasilkan buah seperti yang diharapkan oleh Tuhan. Ingatlah bahwa akan tiba waktunya Tuhan akan meminta pertanggunjawaban atas berkat yang dipercayakan kepada kita. Orang yang menggunakannya dengan baik sehingga menghasilkan buah, merekalah yang diperkenankan masuk dalam perjamuan sukacita di surga. Amin.
“Karena engkau setia dalam hal kecil, masuklah ke dalam bahagia tuanmu.”
"Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka. Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat. Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta. Hamba yang menerima dua talenta itupun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta. Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya. Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka. Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta. Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu. Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan! Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam? Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya. Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu. Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apapun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya. Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi."
RENUNGAN:
Tuhan telah memberi anugerah-Nya kepada kita semua, anugerah itu haruslah dikembangkan, bukan hanya sekedar disimpan.
“Tuhan tidak adil.” Pikiran demikian seringkali ada dalam pikiran banyak orang, karena mungkin melihat bahwa kepada orang lain Tuhan memberi banyak berkat sedangkan kepada dirinya seakan sedikit saja. Pikiran demikian juga mungkin muncul dalam benak kita saat membaca perumpamaan hari ini.
Dalam perumpamaan injil hari ini, seorang tuan membagikan talenta kepada 3 orang hambanya, dan masing-masing berbeda satu sama lain. Kepada hamba yang pertama diberikan lima talenta, yang seorang lagi 2 talenta dan yang seorang lagi hanya satu talenta. Mengapa tuan itu memberikan mereka berbeda-beda satu sama lain? Kita tidak tahu maksud pasti maksud tuan itu membeda-bedakan kepercayaan kepada hamba-hambanya. Tindakan tuan itu bagi kita tidak adil karena membeda-bedakan pemberian kepada hamba-hambanya. Mungkin saja hamba yang menerima lima talenta itu merasa senang dan itu membuat dia bisa berbuat lebih banyak untuk menggandakan talenta yang diberikan tuannya sehingga menghasilkan laba lima talenta, demikian juga halnya pada hamba yang menerima kepercayaan dua talenta. Sedangkan hamba yang hanya menerima 1 talenta itu mungkin hatinya kecewa karena hanya beroleh 1 talenta saja, sehingga dia tidak berbuat apa-apa atas talenta itu makanya dia menanamnya dalam tanah. Selain itu, hamba ini juga menganggap tuannya jahat, makanya dia mengatakan, “, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam. Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!” Hamba yang hanya menerima 1 talenta itu tidak menggandakan talenta itu tetapi menanamnya dalam tanah, mungkin karena takut gagal. Sebab bila 1 talenda digandakan dan gagal pula, pasti dia kehabisan talenta. Beda halnya dengan yang menerima 5 dan 2 talenta, bila mereka gagal dalam usaha pertama, mereka masih punya beberapa talenta untuk memulai lagi. Sehingga sekilas bagi kita bahwa benarlah tindakan hamba yang menerima hanya 1 talenta dan tuan itu berlaku tidak adil kepada hamba-hambanya.
Namun bila kita simak, jelas bagi kita bahwa tuan itu bukan berlaku tidak adil, tetapi tuan itu tahu kemampuan hamba-hamba itu sehingga dia memberi berbeda bagi masing-masing hamba, dan yang pasti bahwa semua hambanya diberikan kepercayaan atas telenta. Tuan itu juga mengharapkan buah sesuai dengan apa yang dipercayakannya kepada hamba-hamba itu. Tuan itu tidak menuntut lebih baik buah dari hamba yang diberi sedikit. Kesalahan hamba yang hanya menerima 1 talenta adalah dia tidak mengenal dan memahami tuannya itu yang sudah mempercayakan talenta kepadanya walaupun hanya 1 saja dan bahkan menganggap tuannya itu jahat. Dia mendapat kepercayaan talenta tetapi dia tidak menggunakannya , malah menanamnya dalam tanah. Akhir hidup hamba yang tidak berguna itu adalah dimasukkan ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
Seringkali kita juga menganggap Tuhan itu jahat dan berlaku tidak adil kepada kita. Kita seringkali membandingkan apa yang ada pada kita dan yang ada pada orang lain. Ketika kita melihat orang lain punya kekayaan yang berlimpah, pekerjaan yang bagus dan hidupnya baik, kita merasa iri, cemburu dan berpikir, “Mengapa Tuhan begitu banyak memberi berkat-Nya kepada orang lain, sedangkan kepada kita hanya sedikit saja?” Tuhan tidak adil!” itulah pikiran kita. Bahkan mungkin kita merasa bahwa Tuhan tidak memberikan apa-apa kepada kita bila dibandingkan dengan apa yang dimiliki dan diterima oleh orang lain. Kita seringkali mengeluhkan hal demikian dan membuat kita selalu cemburu, iri melihat keberhasilan orang lain dan apa yang mereka miliki.
Lewat perumpamaan ini jelas bukan mau mengatakan bahwa Tuhan tidak berlaku adil bagi semua orang. Tuhan selalu berlaku adil, Dia melimpahkan rahmat-Nya bagi semua orang. Memang untuk masing-masing berbeda satu sama lain. Tindakan Allah yang demikian bukan karena Tuhan mau membeda-bedakan setiap orang, tetapi Tuhan tahu siapa diri kita, tahu sungguh kemampuan kita. Malah Tuhan karena sungguh tahu dan berlaku adil, Dia jelas tidak akan memberikan kepada seseorang kepercayaan atau berkat yang besar sekali padahal seseorang itu tidak mempunyai kemampuan yang cukup untuk itu. Oleh sebab itu, injil hari ini mengingatkan kepada kita bahwa Tuhan telah menganugerahkan berkat-Nya kepada kita semua, tidak ada seorang pun yang tidak mendapatkan berkat kepercayaan dari Tuhan, walaupun kepada setiap orang berbeda-beda. Dari berkat yang dipercayakan-Nya kepada kita, Tuhan mengharapkan bahwa berkat-Nya itu kita gunakan dengan sebaik-baiknya sehingga menghasilkan buah sesuai dengan berkat yang diberikan-Nya. Tuhan tidak meinta pertangungjawaban buah yang banyak dari yang mendapat sedikit. Berkat Tuhan yang dipercayakan kepada kita hendaknya kita gunakan dengan sebaik-baiknya supaya menghasilkan buah, bukan kita tanam atau pendam.
Oleh sebab itu, baiklah kita menyadari berkat yang sudah diberikan kepada kita, bersyukur atas apa yang kita terima dari Tuhan, walaupun kecil yang dipercayakan oleh Tuhan kepada kita bila dibandingkan dengan orang lain, baiklah kita syukuri dan kita gunakan dengan sebaik-baiknya. Hendaknya kita berhenti mengeluh karena merasa mendapat sedikit, berhenti cemburu, iri kepada orang lain yang beroleh banyak dan berhenti menganggap Tuhan tidak berlaku adil. Sadari dan yakinilah bahwa Tuhan sangat mengenal kita dan Dia tahu apa yang kita butuhkan, Dia tidak akan menuntut terlalu banyak dari apa yang diberikan-Nya kepada kita. Bila kita hanya mengeluhkan apa yang kita miliki, apa yang tidak kita miliki dan yang dimiliki orang lain, itu akan membuat apa yang sudah diberikan oleh Tuhan tidak kita gunakan dan tidak menghasilkan buah. Juga mari kita ingat, bahwa bila tiba waktu-Nya, Tuhan akan meminta pertanggungjawaban dari kita atas apa yang telah dipercayakan-Nya kepada kita. Bila apa yang diberikan-Nya kepada kita, tidak kita gunakan dengan sebaik-baiknya dan tidak menghasilkan buah, maka kita tidak akan diperkenankan masuk dalam perjamuan abadi di surga.
Injil hari ini juga hendaknya menjadi peringatan bagi kita, bahwa hidup dan semua yang ada pada kita dalah pemberian dari Tuhan. Tuhan mempercayakan kepada kita hidup, harta, kedudukan, jabatan, pangkat dan bahkan anak-anak atau keluarga. Ingatlah semua adalah milik Tuhan. Tuhan sebagai pemilik, pada waktunya akan meminta pertanggungjawaban dari kita dan mengharapkan apa yang dipercayakan-Nya itu menghasilkan buah sebagaimana yang dikehendaki-Nya. Hasilkanlah buah sesuai dengan besarnya berkat Tuhan yang dipercayakan kepada para Saudara. Buah yang diharapkan oleh Tuhan yang dipercayakan hidup dan berkat-Nya adalah hidup takut akan Tuhan, dan hidup menurut jalan yang dikehendaki oleh Tuhan.
Bila para Saudara mendapatkan kepercayaan besar dari Tuhan atau banyak berkat dari Tuhan, hasilkanlah buah sesuai dengan semuanya itu. Kepada yang beroleh tidak banyak, hasilkan pula sesuai dengan apa yang Saudara dapat dari Tuhan. Semakin besar atau banyak berkat yang dipercayakan Tuhan kepada kita, semakin banyak dan besar pula buah yang diharapkan Tuhan atas semuanya itu. Bila Saudara mendapat kepercayaan besar dalam pekerjaan dan rejeki, gunakanlah itu sebaik-baiknya sehingga menghasilkan buah sesuai dengan besarnya berkat yang diberikan Tuhan kepada saudara. Misalnya, bila Saudara mendapat rejeki banyak, haruslah persembahan Saudara tidak sama dengan orang lain yang mendapat rejeki sedikit. Namun yang sering terjadi, persembahan orang berpenghasilan 10 juta perbulan sama dengan orang yang hanya 2 juta sebulan.
Juga mari kita renungkan bahwa kiranya kita menganggap bahwa hidup dan apa yang kita miliki adalah milik kita, hanya karena usaha kita semata-mata, sehingga tidak menghasilkan buah seperti yang diharapkan oleh Tuhan. Ingatlah bahwa akan tiba waktunya Tuhan akan meminta pertanggunjawaban atas berkat yang dipercayakan kepada kita. Orang yang menggunakannya dengan baik sehingga menghasilkan buah, merekalah yang diperkenankan masuk dalam perjamuan sukacita di surga. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.