RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXIII, Senin 14 Nopember 2011
Nikolaus Tavelic, Yosef Pignatelli
1Mak 1:10-15,41-43,54-57,62-64, Mzm 119:53,61,134,150,155,158, Luk 18:35-43
Nikolaus Tavelic, Yosef Pignatelli
1Mak 1:10-15,41-43,54-57,62-64, Mzm 119:53,61,134,150,155,158, Luk 18:35-43
BACAAN INJIL
Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: "Apa itu?" Kata orang kepadanya: "Yesus orang Nazaret lewat." Lalu ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.
RENUNGAN:
Buta itu pasti tidak enak, karena semua terasa gelap dan tidak bisa menikmati keindahan yang ada dalam hidup ini. Oleh sebab itu banyak orang buta berusaha untuk menyembuhkan kebutaannya dengan berobat. Adapula orang yang berusaha untuk tidak buta yakni dengan berobat mata ke sana kemari. Namun tidak sedikit pula orang yang senang dengan kebutaannya, karena kebutaannya bisa menjadi jalan atau alasan untuk mendapatkan belaskasihan dari orang lain. Misalnya dengan kebutaan itu, orang bisa mengemis di jalan, mengharapkan belaskasihan dari orang lain. Sebab bila tidak buta lagi, tidak ada lagi alasan dia untuk mengharapkan belaskasihan orang lain dengan cara mengemis di jalan-jalan, dia harus bekerja keras mencari nafkah. Bahkan ada pula orang tidak buat tetapi berpura-pura buta supaya bisa mengemis di jalan. Orang yang demikian pasti tidak akan pernah mau disembuhkan.Kalau orang demikian ditanya apakah mau disembuhkan dari kebutaannya, mereka pasti keberatan, mereka tidak membutuhkan kesembuhan dari kebutaan mata, karena itu jalan cari uang bagi mereka, mereka pasti mengatakan bahwa mereka butuh disembuhkan, tetapi butuh makan.
Ada pula orang yang tidak buta secara fisik tetapi buta akan sekitarnya atau sesamanya. Kebutaannya bukan kebutaan akibat mata yang buta, tetapi lebih dalam dari, mata hatinya sungguh buta. Ada pula yang pura-pura buta akan situasi sekitarnya. Penyakit kebutaan yang demikian sepertinya sedang melanda kehidupan manusia sekarang ini. Manusia sekarang tidak mau lagi peduli dengan sesamanya, dengan orang lain, dan orang-orang yang menderita di sekitarnya. Hal ini sudah terbukti dalam suatu video yang terjadi di salah satu kota di Cina, yang menggambarkan seorang anak bayi yang ditabrak mobil sampe 2 kali tetapi orang-orang yang lewat tidak peduli terhadap anak yang tergeletak di jalan, mereka seakan buta dan pura-pura buta. (Bila ingin melihat video tersebut, silahkan klik di sini)
Mungkin ini suatu gambaran bahwa sekarang ini banyak orang buta akan sesama yang menderita, buta akan orang lain dan dunia sekitarnya. Ada pula yang buta akan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Oleh sebab itu, kita yang mungkin hampir buta, baiklah kita mohon kepada Tuhan agar kita disembuhkan dari kebutaan itu, sehingga kita peduli akan sesama terutama yang menderita, peduli akan dunia sekitar kita dan mampu menangkap kehadiran Tuhan dalam hidup kita dan juga dalam diri sesama. Bila kita sungguh tidak termasuk orang yang ‘buta’ kita pasti mengikuti Tuhan Yesus dan memuji memuliakan-Nya dalam hidup. Mengikuti Yesus tentu tidak hanya sekedar dalam ungkapan percaya, tetapi mengikuti apa yang dilakukan oleh Yesus, yakni hidup dalam perbuatan baik dan rasa peduli dengan sesama yang menderita yang terwujud dalam perbuatan baik kepada sesama.
Dalam injil hari ini sungguh dinyatakan kepada kita bahwa di tengah keramaian, Dia mampu menangkap seruan orang buta itu yang berteriak memohon belakasih dari Dia. Yesus mendengarnya, mendekati orang buta itu, menyapanya dan bertanya, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Yesus mengabulkan permintaan orang buta itu, sehingga dia sembuh. Kita bisa melihat dengan mata, tetapi hati dan telinga kita buta. Mungkin kita mendengar teriakan sesama yang memohonkan kasih kepada kita, tetapi kita tidak peduli dan pura-pura tidak mendengar dan pura-pura tidak melihat, kita tidak mau repot dan tidak peduli dengan orang lain. Atau mungkin kita mendengar, melihat, tetapi tidak menyapa dan tidak berbuat sesuatu untuk mereka. Maka baiklah perbuatan Yesus yang kita dengarkan dalam injil hari ini menjadi permenungan dan teladan dari kita. Kita hendaknya tidak buta akan sesama yang menderita, atau pura-pura buta kepada sekitar dan sesama terutama yang menderita. Hendaknya kita berani menjadi orang-orang yang peduli akan sekitar kita, kepada sesama yang menderita, dan berusaha berbuat bagi mereka. Amin.
Waktu Yesus hampir tiba di Yerikho, ada seorang buta yang duduk di pinggir jalan dan mengemis. Waktu orang itu mendengar orang banyak lewat, ia bertanya: "Apa itu?" Kata orang kepadanya: "Yesus orang Nazaret lewat." Lalu ia berseru: "Yesus, Anak Daud, kasihanilah aku!" Maka mereka, yang berjalan di depan, menegor dia supaya ia diam. Namun semakin keras ia berseru: "Anak Daud, kasihanilah aku!" Lalu Yesus berhenti dan menyuruh membawa orang itu kepada-Nya. Dan ketika ia telah berada di dekat-Nya, Yesus bertanya kepadanya: "Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Jawab orang itu: "Tuhan, supaya aku dapat melihat!" Lalu kata Yesus kepadanya: "Melihatlah engkau, imanmu telah menyelamatkan engkau!" Dan seketika itu juga melihatlah ia, lalu mengikuti Dia sambil memuliakan Allah. Seluruh rakyat melihat hal itu dan memuji-muji Allah.
RENUNGAN:
Buta itu pasti tidak enak, karena semua terasa gelap dan tidak bisa menikmati keindahan yang ada dalam hidup ini. Oleh sebab itu banyak orang buta berusaha untuk menyembuhkan kebutaannya dengan berobat. Adapula orang yang berusaha untuk tidak buta yakni dengan berobat mata ke sana kemari. Namun tidak sedikit pula orang yang senang dengan kebutaannya, karena kebutaannya bisa menjadi jalan atau alasan untuk mendapatkan belaskasihan dari orang lain. Misalnya dengan kebutaan itu, orang bisa mengemis di jalan, mengharapkan belaskasihan dari orang lain. Sebab bila tidak buta lagi, tidak ada lagi alasan dia untuk mengharapkan belaskasihan orang lain dengan cara mengemis di jalan-jalan, dia harus bekerja keras mencari nafkah. Bahkan ada pula orang tidak buat tetapi berpura-pura buta supaya bisa mengemis di jalan. Orang yang demikian pasti tidak akan pernah mau disembuhkan.Kalau orang demikian ditanya apakah mau disembuhkan dari kebutaannya, mereka pasti keberatan, mereka tidak membutuhkan kesembuhan dari kebutaan mata, karena itu jalan cari uang bagi mereka, mereka pasti mengatakan bahwa mereka butuh disembuhkan, tetapi butuh makan.
Ada pula orang yang tidak buta secara fisik tetapi buta akan sekitarnya atau sesamanya. Kebutaannya bukan kebutaan akibat mata yang buta, tetapi lebih dalam dari, mata hatinya sungguh buta. Ada pula yang pura-pura buta akan situasi sekitarnya. Penyakit kebutaan yang demikian sepertinya sedang melanda kehidupan manusia sekarang ini. Manusia sekarang tidak mau lagi peduli dengan sesamanya, dengan orang lain, dan orang-orang yang menderita di sekitarnya. Hal ini sudah terbukti dalam suatu video yang terjadi di salah satu kota di Cina, yang menggambarkan seorang anak bayi yang ditabrak mobil sampe 2 kali tetapi orang-orang yang lewat tidak peduli terhadap anak yang tergeletak di jalan, mereka seakan buta dan pura-pura buta. (Bila ingin melihat video tersebut, silahkan klik di sini)
Mungkin ini suatu gambaran bahwa sekarang ini banyak orang buta akan sesama yang menderita, buta akan orang lain dan dunia sekitarnya. Ada pula yang buta akan kehadiran Tuhan dalam hidupnya. Oleh sebab itu, kita yang mungkin hampir buta, baiklah kita mohon kepada Tuhan agar kita disembuhkan dari kebutaan itu, sehingga kita peduli akan sesama terutama yang menderita, peduli akan dunia sekitar kita dan mampu menangkap kehadiran Tuhan dalam hidup kita dan juga dalam diri sesama. Bila kita sungguh tidak termasuk orang yang ‘buta’ kita pasti mengikuti Tuhan Yesus dan memuji memuliakan-Nya dalam hidup. Mengikuti Yesus tentu tidak hanya sekedar dalam ungkapan percaya, tetapi mengikuti apa yang dilakukan oleh Yesus, yakni hidup dalam perbuatan baik dan rasa peduli dengan sesama yang menderita yang terwujud dalam perbuatan baik kepada sesama.
Dalam injil hari ini sungguh dinyatakan kepada kita bahwa di tengah keramaian, Dia mampu menangkap seruan orang buta itu yang berteriak memohon belakasih dari Dia. Yesus mendengarnya, mendekati orang buta itu, menyapanya dan bertanya, “Apa yang kaukehendaki supaya Aku perbuat bagimu?" Yesus mengabulkan permintaan orang buta itu, sehingga dia sembuh. Kita bisa melihat dengan mata, tetapi hati dan telinga kita buta. Mungkin kita mendengar teriakan sesama yang memohonkan kasih kepada kita, tetapi kita tidak peduli dan pura-pura tidak mendengar dan pura-pura tidak melihat, kita tidak mau repot dan tidak peduli dengan orang lain. Atau mungkin kita mendengar, melihat, tetapi tidak menyapa dan tidak berbuat sesuatu untuk mereka. Maka baiklah perbuatan Yesus yang kita dengarkan dalam injil hari ini menjadi permenungan dan teladan dari kita. Kita hendaknya tidak buta akan sesama yang menderita, atau pura-pura buta kepada sekitar dan sesama terutama yang menderita. Hendaknya kita berani menjadi orang-orang yang peduli akan sekitar kita, kepada sesama yang menderita, dan berusaha berbuat bagi mereka. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.