RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXIII, Sabtu 19 Nopember 2011
(Rafael dr Yosef Kalinowski, Mechtildis )
1Mak 6:1-13, Mzm 9:2-3,4,6,16b,19, Luk 20:27-40
(Rafael dr Yosef Kalinowski, Mechtildis )
1Mak 6:1-13, Mzm 9:2-3,4,6,16b,19, Luk 20:27-40
BACAAN INJIL:
Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itupun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
RENUNGAN:
Masih sering kita temui orang berziarah kemakam dengan mambawa makanan dan meletakkannya di makan. Kebiasaan ini menyiratkan bahwa orang yang telah dimakamkan di situ, dia atau rohnya masih tinggal di situ dan dia membutuhkan makan. Adapula kebiasaan yang kita temukan dalam budaya tertentu yakni acara memanggil roh arwah yang telah meninggal. Kita tidak tahu dari mana mereka dipanggil, tetapi yang jelas dengan peristiwa seperti itu, itu berarti dianggap arwah orang meninggal tinggal pada tempat tertentu atau mungkin masih gentayangan di dunia ini. Kebiasaan ini masih banyak dilakukan oleh orang dan orang yang sudah menyebut dirinya kristen juga masih banyak yang melakukannya.
Kita juga pasti pernah mendengar suatu ajaran reinkarnasi, yakni ajaran yang mengatakan bahwa seseorang akan hidup kembali setelah dia mati. Seseorang yang telah mati akan hidup kembali dalam suasana yang baru, sesuai dengan bagaimana hidupnya sebelum dia mati. Bila dalam hidup sebelumnya dia baik, maka dia akan hidup kembali dengan keadaan baik pula. Tetapi bila seseorang itu dalam hidup sebelumnya tidak baik atau jahat, maka setelah dia mati, dia hidup kembali dalam bentuk lain, bahkan dikatakan juga bisa jadi hidup dalam bentuk binatang. Tentu bukan demikian ajaran kristiani sehubungan dengan hidup setelah kamatian.
Kemana kita setelah mati?
Yesus mengajarkan bahwa setelah mengalami kematian di dunia ini, orang akan mengalami kebangkitan badan. Hal ini sulit dimengerti oleh orang-orang Saduki. Orang Saduki tidak mengakui adanya kebangkitan badan. Bagi mereka bila seseorang mati, berarti hidupnya berakhir dan menganggap hanya hidup inilah hidup, tidak ada lagi kehidupan lain setelah kehidupan di dunia ini. Pemikiran seperti ini juga banyak dihidupi orang zaman ini, sehingga ada orang yang mengatakan, “Hidup hanya sekali, maka harus dinikmati sepuas-puasnya.Juga kita tidak tahu apakah ada kehidupan setelah kematian dan bagaimana keadaan kita setelah mati, sehingga mengapa hidup yang sekarang tidak dipuas-puaskan?” Prinsipi seperti ini persis sama dengan pemikiran orang-orang Saduki yang menentang ajaran Yesus tentang kebangkitan badan. Oleh karena itu mereka mencoba menyangkal ajaran Yesus dengan menggunakan logika manusia sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini.
Yesus mengajarkan bahwa setelah orang mati, dia akan dibangkitkan untuk masuk dalam kehidupan yang sejati, hidup yang sempurna, abadi dan penuh kebahagiaan karena hidup bersama dengan Allah. Hidup setelah kebangkitan bukan seperti hidup di dunia ini dan bukan seperti yang dipikirkan oleh manusia. Orang telah mati dibangkitkan dan hidup seperti malaikat-malaikat bersama dengan Allah di surga. Kebahagiaan, kesempurnaan hiduplah yang diperoleh orang yang mati ketika dibangkitkan.
Ajaran Yesus tentu bertetentangan dengan gambaran kebiasaan atau ajaran yang kita sebutkan di atas tadi. Ajaran atau kebiasaan di atas jelas menunjukkan bahwa hidup seseorang setelah kematian tidak punya kejelasan atau tidak ada kesudahaannya yang sempurna. Sedangkan ajaran Yesus mengatakan bahwa kesempurnaan hidup, keabadian hidup dan kebahagian hidup bersama Allah itulah pencapaian hidup manusia. Inilah kiranya yang menjadi kerinduan dan harapan kita kelak setelah kita mengalami kematian di dunia ini.
Bila kita menyakini ajaran Yesus ini tentunya kita menyingkirkan kebiasaan-kebiasaan sebagaimana kita sebutkan di atas. Ajaran ini hendaknya membuat kita menjadi hidup dalam semangat dan harapan supaya kelak masuk dalam keabadian hidup di surga. Sehingga hidup yang sekarang adalah persiapan untuk beroleh hidup kekal itu. Jalan satu-satunya yang ditawarkan oleh Yesus adalah percaya kepada Dia, mengikuti Dia, dan itu nyata dalam perbuatan hidup setiap hari yang sesuai dengan kehendak Allah. Dengan menghyati ajaran ini, kita selalu hidup dalam pengharapan akan kehidupan kekal yang penuh dengan kebahagiaan, sehingga walaupun dalam hidup dunia ini kita menderita, kita tidak putus asa karena bila kita tetap hidup baik, setia kepada Yesus, kehidupan kekal sudah menanti kita setelah kita dibangkitkan dari kematian. Maka semoga kita selalu sadar bahwa masih ada kehidupa sejati, kehidupan kekal yang siap menantikan kita bila kita hidup baik dalam kehidupan sekarang. Amin.
Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. Akhirnya perempuan itupun mati. Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
RENUNGAN:
Masih sering kita temui orang berziarah kemakam dengan mambawa makanan dan meletakkannya di makan. Kebiasaan ini menyiratkan bahwa orang yang telah dimakamkan di situ, dia atau rohnya masih tinggal di situ dan dia membutuhkan makan. Adapula kebiasaan yang kita temukan dalam budaya tertentu yakni acara memanggil roh arwah yang telah meninggal. Kita tidak tahu dari mana mereka dipanggil, tetapi yang jelas dengan peristiwa seperti itu, itu berarti dianggap arwah orang meninggal tinggal pada tempat tertentu atau mungkin masih gentayangan di dunia ini. Kebiasaan ini masih banyak dilakukan oleh orang dan orang yang sudah menyebut dirinya kristen juga masih banyak yang melakukannya.
Kita juga pasti pernah mendengar suatu ajaran reinkarnasi, yakni ajaran yang mengatakan bahwa seseorang akan hidup kembali setelah dia mati. Seseorang yang telah mati akan hidup kembali dalam suasana yang baru, sesuai dengan bagaimana hidupnya sebelum dia mati. Bila dalam hidup sebelumnya dia baik, maka dia akan hidup kembali dengan keadaan baik pula. Tetapi bila seseorang itu dalam hidup sebelumnya tidak baik atau jahat, maka setelah dia mati, dia hidup kembali dalam bentuk lain, bahkan dikatakan juga bisa jadi hidup dalam bentuk binatang. Tentu bukan demikian ajaran kristiani sehubungan dengan hidup setelah kamatian.
Kemana kita setelah mati?
Yesus mengajarkan bahwa setelah mengalami kematian di dunia ini, orang akan mengalami kebangkitan badan. Hal ini sulit dimengerti oleh orang-orang Saduki. Orang Saduki tidak mengakui adanya kebangkitan badan. Bagi mereka bila seseorang mati, berarti hidupnya berakhir dan menganggap hanya hidup inilah hidup, tidak ada lagi kehidupan lain setelah kehidupan di dunia ini. Pemikiran seperti ini juga banyak dihidupi orang zaman ini, sehingga ada orang yang mengatakan, “Hidup hanya sekali, maka harus dinikmati sepuas-puasnya.Juga kita tidak tahu apakah ada kehidupan setelah kematian dan bagaimana keadaan kita setelah mati, sehingga mengapa hidup yang sekarang tidak dipuas-puaskan?” Prinsipi seperti ini persis sama dengan pemikiran orang-orang Saduki yang menentang ajaran Yesus tentang kebangkitan badan. Oleh karena itu mereka mencoba menyangkal ajaran Yesus dengan menggunakan logika manusia sebagaimana kita dengarkan dalam injil hari ini.
Yesus mengajarkan bahwa setelah orang mati, dia akan dibangkitkan untuk masuk dalam kehidupan yang sejati, hidup yang sempurna, abadi dan penuh kebahagiaan karena hidup bersama dengan Allah. Hidup setelah kebangkitan bukan seperti hidup di dunia ini dan bukan seperti yang dipikirkan oleh manusia. Orang telah mati dibangkitkan dan hidup seperti malaikat-malaikat bersama dengan Allah di surga. Kebahagiaan, kesempurnaan hiduplah yang diperoleh orang yang mati ketika dibangkitkan.
Ajaran Yesus tentu bertetentangan dengan gambaran kebiasaan atau ajaran yang kita sebutkan di atas tadi. Ajaran atau kebiasaan di atas jelas menunjukkan bahwa hidup seseorang setelah kematian tidak punya kejelasan atau tidak ada kesudahaannya yang sempurna. Sedangkan ajaran Yesus mengatakan bahwa kesempurnaan hidup, keabadian hidup dan kebahagian hidup bersama Allah itulah pencapaian hidup manusia. Inilah kiranya yang menjadi kerinduan dan harapan kita kelak setelah kita mengalami kematian di dunia ini.
Bila kita menyakini ajaran Yesus ini tentunya kita menyingkirkan kebiasaan-kebiasaan sebagaimana kita sebutkan di atas. Ajaran ini hendaknya membuat kita menjadi hidup dalam semangat dan harapan supaya kelak masuk dalam keabadian hidup di surga. Sehingga hidup yang sekarang adalah persiapan untuk beroleh hidup kekal itu. Jalan satu-satunya yang ditawarkan oleh Yesus adalah percaya kepada Dia, mengikuti Dia, dan itu nyata dalam perbuatan hidup setiap hari yang sesuai dengan kehendak Allah. Dengan menghyati ajaran ini, kita selalu hidup dalam pengharapan akan kehidupan kekal yang penuh dengan kebahagiaan, sehingga walaupun dalam hidup dunia ini kita menderita, kita tidak putus asa karena bila kita tetap hidup baik, setia kepada Yesus, kehidupan kekal sudah menanti kita setelah kita dibangkitkan dari kematian. Maka semoga kita selalu sadar bahwa masih ada kehidupa sejati, kehidupan kekal yang siap menantikan kita bila kita hidup baik dalam kehidupan sekarang. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.