RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXIII, Kamis 17 Nopember 2011
Elisabet dr Hungaria
1Mak 2:15-29, Mzm 50:1-2,5-6,14-15, Luk 19:41-44
Elisabet dr Hungaria
1Mak 2:15-29, Mzm 50:1-2,5-6,14-15, Luk 19:41-44
BACAAN INJIL
Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."
RENUNGAN:
Sungguh luar biasa besar kasih Allah atas manusia. Allah menghendaki semua manusia beroleh hidup bahagia, beroleh keselaamtan kekal dan kebahagiaan kekal di surga. Walaupun manusia menolak dengan tidak mendengarkan ajaran-Nya dan menolak Dia, Yesus bukannya marah atau membenci tetapi justru bersedih hati melihat orang tidak bertobat dan tidak mau percaya kepada-Nya. Injil hari ini sungguh indah menggambarkan kasih Allah kepada orang-orang Yerusalem yang tidak mau menerima Dia dan tidak mau bertobat, Yesus sampai menangis atas kedegilan hati mereka yang tidak mau bertobat. Yesus sedih mengingat bagaimana nasib orang-orang di Yerusalem yang menolak Dia, mereka akan menerima kebinasaan hidup. Yesus sungguh tidak menghendaki mereka binasa, Dia tidak membenci mereka karena menolak, tetapi bersedih dan bahkan menangisi nasib mereka.
Pasti hingga saat ini Yesus masih menangis karena kita umat yang dikasihi-Nya. Bahkan mungkin Yesus lebih sering menangis karena ulah kita. Sebab kita mengatakan bahwa kita percaya kepada Dia, tetapi dalam kenyataannya kita tidak mengikuti ajaran dan teladan hidup-Nya, kita masih hidup dalam kedosaan. Kalau orang-orang Yerusalem jelas-jelas menolak Dia, kita menerima Dia tetapi tidak sungguh hidup sebagai murid-Nya. Kiranya perbuatan yang demikian yang dinamakan sejenis mengkhianati Yesus, sehingga lebih sakit kiranya bila dikhianati daripada ditolak. Maka hari ini, mari kita segera bertobat dari hidup kedosaan kita, jangan biarkan Yesus sering menangis karena kedegilan hati kita yang tidak mau bertobat. Ingatlah, Yesus sungguh mengasihi kita, Dia tidak menghendaki kelak hidup kita binasa.
Selain itu, mari kita juga meneladan sikap Yesus dalam hubungan kita dengan sesama yang mungkin tidak mau mendengarkan ajakan kita agar mereka bertobat. Kita seringkali kecewa terhadap sesama atau kerabat kita yang tetap hidup dalam ketidakbaikan walaupun kita sudah sering menegur dan mengingatkan mereka agar bertobat. Rasa jengkel yang memuncak bisa menjadi rasa benci atau tidak peduli dengan sesama kita yang hidup dalam kedosaan, membiarkan mereka. Atau ada pula yang malah senang melihat orang jatuh dalam kedosaan. Sikap demikian kiranya jauh dari kita para pengikut Yesus. Sebagai pengikut Yesus, kita harus justru prihatin dengan sesama yang hidup dalam perbuatan yang tidak baik, kita hendaknya selalu berusaha tanpa putus asa mengajak mereka bertobat. Kita juga ikut menangis bagi mereka yang tetap tegar hati tidak mau bertobat, kita sedih karena kita tahu mereka akan masuk dalam kebinasaan hidup. Sehingga janganlah kiranya membenci atau menjauhkan orang yang menolak kita atau orang yang menolak niat baik kita untuk menolong atau mengajak mereka bertobat. Kita menangisi nasib hidup mereka seraya berdoa bagi mereka supaya Tuhanlah yang mempertobatkan mereka sehingga kelak masuk dalam kebahagiaan kekal.
Maka semoga kita bukan orang yang ikut membuat Yesus menangis dan semoga kita ikut menangis bersama Yesus atas orang lain yang tidak mau bertobat. Amin.
Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."
RENUNGAN:
Sungguh luar biasa besar kasih Allah atas manusia. Allah menghendaki semua manusia beroleh hidup bahagia, beroleh keselaamtan kekal dan kebahagiaan kekal di surga. Walaupun manusia menolak dengan tidak mendengarkan ajaran-Nya dan menolak Dia, Yesus bukannya marah atau membenci tetapi justru bersedih hati melihat orang tidak bertobat dan tidak mau percaya kepada-Nya. Injil hari ini sungguh indah menggambarkan kasih Allah kepada orang-orang Yerusalem yang tidak mau menerima Dia dan tidak mau bertobat, Yesus sampai menangis atas kedegilan hati mereka yang tidak mau bertobat. Yesus sedih mengingat bagaimana nasib orang-orang di Yerusalem yang menolak Dia, mereka akan menerima kebinasaan hidup. Yesus sungguh tidak menghendaki mereka binasa, Dia tidak membenci mereka karena menolak, tetapi bersedih dan bahkan menangisi nasib mereka.
Pasti hingga saat ini Yesus masih menangis karena kita umat yang dikasihi-Nya. Bahkan mungkin Yesus lebih sering menangis karena ulah kita. Sebab kita mengatakan bahwa kita percaya kepada Dia, tetapi dalam kenyataannya kita tidak mengikuti ajaran dan teladan hidup-Nya, kita masih hidup dalam kedosaan. Kalau orang-orang Yerusalem jelas-jelas menolak Dia, kita menerima Dia tetapi tidak sungguh hidup sebagai murid-Nya. Kiranya perbuatan yang demikian yang dinamakan sejenis mengkhianati Yesus, sehingga lebih sakit kiranya bila dikhianati daripada ditolak. Maka hari ini, mari kita segera bertobat dari hidup kedosaan kita, jangan biarkan Yesus sering menangis karena kedegilan hati kita yang tidak mau bertobat. Ingatlah, Yesus sungguh mengasihi kita, Dia tidak menghendaki kelak hidup kita binasa.
Selain itu, mari kita juga meneladan sikap Yesus dalam hubungan kita dengan sesama yang mungkin tidak mau mendengarkan ajakan kita agar mereka bertobat. Kita seringkali kecewa terhadap sesama atau kerabat kita yang tetap hidup dalam ketidakbaikan walaupun kita sudah sering menegur dan mengingatkan mereka agar bertobat. Rasa jengkel yang memuncak bisa menjadi rasa benci atau tidak peduli dengan sesama kita yang hidup dalam kedosaan, membiarkan mereka. Atau ada pula yang malah senang melihat orang jatuh dalam kedosaan. Sikap demikian kiranya jauh dari kita para pengikut Yesus. Sebagai pengikut Yesus, kita harus justru prihatin dengan sesama yang hidup dalam perbuatan yang tidak baik, kita hendaknya selalu berusaha tanpa putus asa mengajak mereka bertobat. Kita juga ikut menangis bagi mereka yang tetap tegar hati tidak mau bertobat, kita sedih karena kita tahu mereka akan masuk dalam kebinasaan hidup. Sehingga janganlah kiranya membenci atau menjauhkan orang yang menolak kita atau orang yang menolak niat baik kita untuk menolong atau mengajak mereka bertobat. Kita menangisi nasib hidup mereka seraya berdoa bagi mereka supaya Tuhanlah yang mempertobatkan mereka sehingga kelak masuk dalam kebahagiaan kekal.
Maka semoga kita bukan orang yang ikut membuat Yesus menangis dan semoga kita ikut menangis bersama Yesus atas orang lain yang tidak mau bertobat. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.