Tokoh agama kutuk serangan bom gereja
Polisi menjaga ketat Gereja Bethel Indonesia Sepenuh (GBIS) Solo, pasca serangan bom bunuh diri. (Foto: VOA)
Kelompok lintas agama mengecam serangan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh di Kepunton, Solo, Jawa Tengah yang menewaskan pelaku dan mencederai puluhan jemaat.
“Kami mengutuk keras peledakan bom di gereja. Aksi ini biadab, tak bermoral, melukai kebhinekaan dan Pancasila,” kata ketua umum Gerakan Pemuda Ansor Nurson Wahid dalam konferensi pers bersama PGI dan KWI di kantor GP Ansor, Jakarta Pusat, Minggu sore (25/9).
Apalagi peledakan bom itu terjadi pada hari Minggu saat orang sedang beribadat, kata Nusron.
Ia mengatakan, pihaknya telah mengerahkan 500 Banser dan Densus 99 untuk mengamankan Kota Solo, Jawa Tengah beberapa jam setelah ledakan itu terjadi.
Untuk mencegah berlanjutnya peristiwa ini, Nurson mengimbau kepada Nahdlatul Ulama, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, dan Konferensi Waligereja Indonesia untuk menginstruksikan seluruh umat beragama agar saling berkomunikasi dan tetap waspada.
“Kejadian seperti ini jangan sampai terulang, maka itu kita harus bersama-sama untuk melakukan advokasi-advokasi agar negara tegas dan mampu menjamin kebebasan beragama rakyatnya,” kata Nurson.
Nusron juga mengajak pemuda Indonesia untuk turut membangun nilai-nilai Pancasila terutama untuk membangkit toleransi antaragama agar peristiwa pemboman tidak terus terjadi di rumah ibadah, seperti gereja dan masjid.
Ia mengakui Solo selama ini adalah ikon kebhinekaan dan kerukunan umat beragama. Ia mengingatkan agar kejadian ini tidak merembet ke daerah lain.
“Kita perlu antisipasi dan memberikan informasi hingga kepada kelompok basis karena mereka yg paling terkena dampak.
Romo Antonius Benny Susetyo, sekretaris eksekutif Komisi Hubungan Antaragama Konferensi Waligereja Indonesia mengatakan, “Atasnama KWI kami menyampaikan turut berduka cita kepada para korban baik yang meninggal maupun yang luka-luka.”
“Kami menyesalkan kejadian itu saat orang beribadah dan aksi ini menghina Tuhan,” tegasnya.
Dalam 10 tahun terakhir, katanya, hubungan diantara Kriten dan Muslim berjalan baik.
Semua pihak harus bergandengan tangan untuk lawan teror. Pelaku teror harus dihilangkan dari bumi Indonesia, lanjutnya.
Jeiri Sumampaw, sekretaris Bidang Diakonia Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, menyesalkan gereja lagi-lagi menjadi sasaran.
Ia merasa heran ledakan itu terjadi di daerah yang selama ini aman. “Saya berkomunikasi dengan para pendeta di Solo bahwa hubungan mereka dengan warga Muslim sangat akrab.”
Sementara itu Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj juga prihatin dengan aksi bom bunuh diri tersebut.
“Jelas kami sangat menyayangkan. Kenapa di negeri yang sudah mulai kondusif ini masih ada aksi-aksi tak bertanggungjawab seperti itu? Apalagi untuk nama Islam, kejadian ini akan semakin menyulitkan upaya perbaikan nama yang tengah kami lakukan, yang juga dilakukan oleh teman-teman Ormas lainnya,” ungkap Kiai Said di Jakarta, 25 September.
Kejadian ini akan menjadikan Indonesia semakin dinilai miring oleh dunia internasional, tambah dia.
Disadur dari:www.cathnewsindonesia.com , Tanggal publikasi: 26 September 2011
Kelompok lintas agama mengecam serangan bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh di Kepunton, Solo, Jawa Tengah yang menewaskan pelaku dan mencederai puluhan jemaat.
“Kami mengutuk keras peledakan bom di gereja. Aksi ini biadab, tak bermoral, melukai kebhinekaan dan Pancasila,” kata ketua umum Gerakan Pemuda Ansor Nurson Wahid dalam konferensi pers bersama PGI dan KWI di kantor GP Ansor, Jakarta Pusat, Minggu sore (25/9).
Apalagi peledakan bom itu terjadi pada hari Minggu saat orang sedang beribadat, kata Nusron.
Ia mengatakan, pihaknya telah mengerahkan 500 Banser dan Densus 99 untuk mengamankan Kota Solo, Jawa Tengah beberapa jam setelah ledakan itu terjadi.
Untuk mencegah berlanjutnya peristiwa ini, Nurson mengimbau kepada Nahdlatul Ulama, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, dan Konferensi Waligereja Indonesia untuk menginstruksikan seluruh umat beragama agar saling berkomunikasi dan tetap waspada.
“Kejadian seperti ini jangan sampai terulang, maka itu kita harus bersama-sama untuk melakukan advokasi-advokasi agar negara tegas dan mampu menjamin kebebasan beragama rakyatnya,” kata Nurson.
Nusron juga mengajak pemuda Indonesia untuk turut membangun nilai-nilai Pancasila terutama untuk membangkit toleransi antaragama agar peristiwa pemboman tidak terus terjadi di rumah ibadah, seperti gereja dan masjid.
Ia mengakui Solo selama ini adalah ikon kebhinekaan dan kerukunan umat beragama. Ia mengingatkan agar kejadian ini tidak merembet ke daerah lain.
“Kita perlu antisipasi dan memberikan informasi hingga kepada kelompok basis karena mereka yg paling terkena dampak.
Romo Antonius Benny Susetyo, sekretaris eksekutif Komisi Hubungan Antaragama Konferensi Waligereja Indonesia mengatakan, “Atasnama KWI kami menyampaikan turut berduka cita kepada para korban baik yang meninggal maupun yang luka-luka.”
“Kami menyesalkan kejadian itu saat orang beribadah dan aksi ini menghina Tuhan,” tegasnya.
Dalam 10 tahun terakhir, katanya, hubungan diantara Kriten dan Muslim berjalan baik.
Semua pihak harus bergandengan tangan untuk lawan teror. Pelaku teror harus dihilangkan dari bumi Indonesia, lanjutnya.
Jeiri Sumampaw, sekretaris Bidang Diakonia Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia, menyesalkan gereja lagi-lagi menjadi sasaran.
Ia merasa heran ledakan itu terjadi di daerah yang selama ini aman. “Saya berkomunikasi dengan para pendeta di Solo bahwa hubungan mereka dengan warga Muslim sangat akrab.”
Sementara itu Ketua Umum PBNU KH. Said Aqil Siroj juga prihatin dengan aksi bom bunuh diri tersebut.
“Jelas kami sangat menyayangkan. Kenapa di negeri yang sudah mulai kondusif ini masih ada aksi-aksi tak bertanggungjawab seperti itu? Apalagi untuk nama Islam, kejadian ini akan semakin menyulitkan upaya perbaikan nama yang tengah kami lakukan, yang juga dilakukan oleh teman-teman Ormas lainnya,” ungkap Kiai Said di Jakarta, 25 September.
Kejadian ini akan menjadikan Indonesia semakin dinilai miring oleh dunia internasional, tambah dia.
Disadur dari:www.cathnewsindonesia.com , Tanggal publikasi: 26 September 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.