Paus pun Kritik Larangan Bercadar
(Berlin 24/9/2011) Kali pertama, Paus Benediktus XVI melawat ke negara asalnya, Jerman, sebagai pemimpin gereja Katolik. Dalam kunjungan hari kedua kemarin (23/9), dia bertemu dengan belasan pemimpin muslim negara tersebut. Paus menegaskan perlunya kerja sama umat beragama dalam masyarakat sekuler yang modern.
Dalam pertemuan tertutup itu, Paus mengatakan bahwa muslim memiliki peranan penting dalam dimensi kehidupan umat beragama di dunia. "Terkadang, (muslim) dianggap provokatif dalam masyarakat yang cenderung ingin meminggirkan agama atau menempatkan agama sejajar dengan pilihan-pilihan pribadi lain tiap individu," ungkapnya seperti tertulis dalam outline dialog yang dirilis Vatikan kemarin.
Secara tidak langsung, rohaniwan kelahiran Jerman itu juga mengkritik kebijakan Prancis soal pemakaian cadar atau penutup muka. Saat perundangan itu dibahas di parlemen pun, Gereja Katolik Prancis sudah menyatakan keprihatinannya. Mereka cemas, kebijakan sensitif seperti itu malah memantik perpecahan dalam masyarakat. Tapi, pemerintahan Presiden Nicolas Sarkozy tetap mengesahkannya.
Secara umum, dalam pertemuan yang juga dihadiri Aiman Mazyek, chairman Central Council of Muslims Jerman tersebut, Paus berbicara soal kehidupan beragama di Eropa. Menurut pria yang terlahir dengan nama Joseph Alois Ratzinger itu, pemerintah negara-negara Eropa perlu mengapresiasi kehidupan beragama. Salah satu caranya adalah dengan memberikan agama tempat yang lebih layak.
Paus lantas mencontohkan kehidupan beragama di Amerika Serikat (AS). Di Negeri Paman Sam itu, menurut dia, agama punya peranan penting dalam perdebatan politik. Meski menganut sistem sekuler, pemerintahan Presiden Barack Obama memberikan kesempatan pada komunitas religius untuk ikut menyuarakan pendapat mereka. Bukan hanya dalam isu agama, melainkan juga pemerintahan.
Ditemui usai pertemuan tertutup dengan Paus, Mazyek mengaku puas dengan dialog tersebut. Dia juga menyambut baik undangan Paus untuk meningkatkan dialog muslim-kristiani di Eropa, khususnya di Jerman. "Selama dialog, dia (Paus) berkali-kali menekankan persamaan norma agama antara muslim dan kristiani. Kami juga sepakat bahwa umat beragama saling terikat," ungkapnya dalam pernyataan tertulis.
Saat ini, jumlah muslim di Jerman tercatat 4 juta jiwa. Dibandingkan jumlah total penduduk Jerman yang mencapai sekitar 82 juta jiwa, angka tersebut memang kecil. Kendati demikian, Paus menegaskan bahwa muslim Jerman adalah bagian penting dari masyarakat. "Pemerintah perlu menjalin kerja sama dan hubungan baik dengan komunitas muslim. Bukan hanya demi perdamaian, tapi juga kehidupan masyarakat yang sehat," tandasnya.
Rencananya, tokoh 84 tahun itu berada di Jerman selama empat hari. Kamis lalu (22/9), dia tiba di Kota Berlin. Kemarin, setelah berdialog dengan para pemuka muslim, dia melanjutkan lawatannya ke Kota Erfurt yang berjarak sekitar 300 kilometer dari ibu kota. Di sana, dia bakal melakukan doa bersama dengan sejumlah pemuka agama Kristen. (jpnn.com)
Disadur dari: www.mirifica.net
Dalam pertemuan tertutup itu, Paus mengatakan bahwa muslim memiliki peranan penting dalam dimensi kehidupan umat beragama di dunia. "Terkadang, (muslim) dianggap provokatif dalam masyarakat yang cenderung ingin meminggirkan agama atau menempatkan agama sejajar dengan pilihan-pilihan pribadi lain tiap individu," ungkapnya seperti tertulis dalam outline dialog yang dirilis Vatikan kemarin.
Secara tidak langsung, rohaniwan kelahiran Jerman itu juga mengkritik kebijakan Prancis soal pemakaian cadar atau penutup muka. Saat perundangan itu dibahas di parlemen pun, Gereja Katolik Prancis sudah menyatakan keprihatinannya. Mereka cemas, kebijakan sensitif seperti itu malah memantik perpecahan dalam masyarakat. Tapi, pemerintahan Presiden Nicolas Sarkozy tetap mengesahkannya.
Secara umum, dalam pertemuan yang juga dihadiri Aiman Mazyek, chairman Central Council of Muslims Jerman tersebut, Paus berbicara soal kehidupan beragama di Eropa. Menurut pria yang terlahir dengan nama Joseph Alois Ratzinger itu, pemerintah negara-negara Eropa perlu mengapresiasi kehidupan beragama. Salah satu caranya adalah dengan memberikan agama tempat yang lebih layak.
Paus lantas mencontohkan kehidupan beragama di Amerika Serikat (AS). Di Negeri Paman Sam itu, menurut dia, agama punya peranan penting dalam perdebatan politik. Meski menganut sistem sekuler, pemerintahan Presiden Barack Obama memberikan kesempatan pada komunitas religius untuk ikut menyuarakan pendapat mereka. Bukan hanya dalam isu agama, melainkan juga pemerintahan.
Ditemui usai pertemuan tertutup dengan Paus, Mazyek mengaku puas dengan dialog tersebut. Dia juga menyambut baik undangan Paus untuk meningkatkan dialog muslim-kristiani di Eropa, khususnya di Jerman. "Selama dialog, dia (Paus) berkali-kali menekankan persamaan norma agama antara muslim dan kristiani. Kami juga sepakat bahwa umat beragama saling terikat," ungkapnya dalam pernyataan tertulis.
Saat ini, jumlah muslim di Jerman tercatat 4 juta jiwa. Dibandingkan jumlah total penduduk Jerman yang mencapai sekitar 82 juta jiwa, angka tersebut memang kecil. Kendati demikian, Paus menegaskan bahwa muslim Jerman adalah bagian penting dari masyarakat. "Pemerintah perlu menjalin kerja sama dan hubungan baik dengan komunitas muslim. Bukan hanya demi perdamaian, tapi juga kehidupan masyarakat yang sehat," tandasnya.
Rencananya, tokoh 84 tahun itu berada di Jerman selama empat hari. Kamis lalu (22/9), dia tiba di Kota Berlin. Kemarin, setelah berdialog dengan para pemuka muslim, dia melanjutkan lawatannya ke Kota Erfurt yang berjarak sekitar 300 kilometer dari ibu kota. Di sana, dia bakal melakukan doa bersama dengan sejumlah pemuka agama Kristen. (jpnn.com)
Disadur dari: www.mirifica.net
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.