RENUNGAN HARI RAYA KABAR SUKACITA (25 MARET 2011)
Yes 7:10-14, 8:10, Mzm 40:7-8a,8b-9,10,11, Ibr 10:4-10, Luk 1:26-38
Yes 7:10-14, 8:10, Mzm 40:7-8a,8b-9,10,11, Ibr 10:4-10, Luk 1:26-38
"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu."
BACAAN INJIL:
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Di zaman modern ini, sudah banyak wanita yang mengandung dan melahirkan di luar nikah. Hal ini bukan hal baru dan luar biasa lagi. Namun walaupun demikian, wanita yang mengandung di luar nikah tetap dianggap suatu aib yang memalukan, si wanita maupun orang tuanya tetap akan merasa malu. Maka seringkali karena rasa malu, tidak jarang si wanita baik dari dirinya sendiri atau atas dorongan orang lian, akhirnya mengugurkan kandungannya, kalaupun tidak menggugurkannya, si wanita diungsikan ke tempat tersembunyi biar tidak ada yang mengetahui bahwa dia mengandung dan melahirkan di luar nikah tanpa suami yang pasti.
Di zaman ini saja wanita yang mengandung di luar nikah masih tetap jadi aib besar, maka bisa kita bayangkan sendiri bagaimana perasaan Maria ketika menerima kabar dari malaikat bahwa dia akan mengandung, padahal dia baru hanya masih bertunangan dengan Yusuf tunangannya. Sebagai wanita biasa dan masih muda, tentu Maria sangat kaget, sukacita dan juga ketakutan ketika dikunjungi oleh malaikat Allah dan disapa. Sebab dia sadar bahwa dirinya bukan siapa-siapa, bukan seorang nabiah, hanya seorang wanita desa yang sederhana dan masih muda. Malaikat Allah menguatkan dia dengan menyatakan bahwa Tuhan menyertai dia. Kalimat ini tentu merupakan kabar sukacita. Namun malaikat itu mengatakan bahwa dia akan mengandung . Mendengar kata-kata ini Maria tentu ketakutan, seakan kata-kata maliakat itu seperti petir yang menyambar telinganya . Sebab dia belum bersuami dan berpikir mengapa Tuhan memilih dia untuk suatu tugas atau peran yang luhur, yakni mengandung Anak Allah. Oleh karena itulah Maria bertanya bagaimana itu mungkin terjadi. Maria sadar siapa dirinya, wanita desa yang sederhana, dan dia juga sadar apa resiko yang akan dialaminya bila orang lain mengetahui dia sudah mengandung padahal belum bersuami. Maria sungguh tahu bahwa hukum yang berlaku bagi seorang wanita yang mengandung sebelum bersuami adalah dihuum mati dengan dilempari batu sampai mati.
Oleh karena itulah Maliakat menguatkan dia bahwa Roh Kudus akan menyertai dia dalam menjalani semuanya itu. Kiranya malaikat tahu bahwa Maria masih diliputi keraguand an ketakutan, oleh karena itulah Maliakat memberitahukan bahwa saudarinya Elisabet juga mengandung pada masa tuanya, padahal menurut usianya, Elisabet tidka mungkin mengandung lagi. Tetapi malaikat memberitahukan bahwa Elisabet sudah mengandung berkat karunia Allah. Berita ini kiranya bukan sekedar berita, tetapi bagian dari peneguhan bagi Maria agar tidak ragu, tetapi yakin dan tidak usah takut karena Roh Allah akan menyertainya, bagi Allah tidak ada yang mustahil. Setelah panjang lebar malaikat itu meneguhkan Maria, Maria akhirnya menerima kabar yang disampaikan oleh Malaikat itu dengan suatu keyakinan bahwa Roh Kudus akan menyertai dia sebagaimana yang dijanjikan oleh malaikat itu. Maria pasrah atas kehendak Allah atas dirinya. Sikap pasrahnya itu berarti dia membiarkan Roh Kudus yang bekerja atas dirinya. Roh Kudus itulah yang memampukan Maria melaksanakan tugas mulia yang diberikan Allah kepadanya.
Bermenung atas hari raya hari ini, hari ini adalah hari raya sukacita bagi kita, karena Allah mengasihi kita dan menyertai kita, bahkan Dia akan tinggal beserta kita lewat kelahiran Yesus Anak Allah. Tetapi secara manusiawi kabar itu bukan sukacita bagi Maria tetapi kabar yang menyakitkan, kabar yang sangat beresiko bagi Maria. Namun syukurlah Maria mau menerima semuanya itu. Keterbukaan dan kerelaaan Maria membuahkan kehadiran Yesus Sang Penyelamat hadir dan tinggal bersama kita. Oleh karena itulah dalam perayaan hari ini, kita sudah patut dan pantas untuk berterimakasih kepada Maria atas keterbukaan dan kerelaannya menerima tugas luhur, mulia tetapi sangat berat itu. Dalam perayaan hari ini juga, kita pantaslah menghormati Maria dan menjadikannya sebagai teladan dalam beriman. Kita hendaknya menjadikan Maria teladan karena dia terbuka pada perintah Allah, siap melaksanakannya meskipun berat dan penuh resiko taruhan nayawanya. Maria juga memberi teladan bahwa beriman adalah berpasrah pada kehendak, kuasa dan penyelenggaraan Allah atas hidup, inilah yang terkadung dalam kata-katanya, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Percaya dan pasarah pada Allah itu berarti kita membiarkan Roh Allah bekerja atas dan dalam diri kita.
Selain hal di atas, hari raya hari ini juga kembali meneguhkan iman kita, bahwa sebagaimana kabar malaikat yang mengatakan bahwa Tuhan mengarunia dan menyertai Maria, demikianpun kita dikarunia atau diberkati dan senantiasa disertai oleh Tuhan. Kabar yang diperdengarkan ini kepada Maria, sekarang inipun dikatakan oleh malaikat Tuhan kepada kita, sehingga kita tidak usah takut dalam menjalani hidup kita, walaupun penuh dengan tantangan dan persoalan hidup. Maria menerima kabar itu dan sekaligus meyakininya. Demikian juga kita yang menerima dan meyakini kabar sukacita bahwa Allah juga memberkati dan menyertai kita, itu berarti kita bersedia menerima Yesus berdiam atau tinggal dalam diri kita dan pada akhirnya kitapun harus menjadi saluran berkat Allah bagi sesama kita. Lewat baptisan, sakramen Ekaristi dan Krisma, nyata bagi kita bahwa Yesus sudah bersatu, berdiam dalam diri kita dan menjadikan diri kita menjadi Bait Allah sendiri. Oleh karena itulah, baiklah kiranya pada hari raya ini, hal ini kita sadari lagi. Dengan menyadari atau meyakini ini, kitapun sperti Maria, menjadi perantara kehadiran Yesus dalam hidup ini bagi sesama kita. Ini aalah tugas mulia dan luhur, tetapi bukanlah tugas yang mudah. Namun walaupun demikian, hendaknya kita tidak usah takut, seperti Maria kita berkata, “"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Dengan mengucapkan kata-kata ini dengan penuh iman, kita membiarkan Allah meraja dan bekerja dalam diri kita. Yakinlah, Roh Kudus akan menguatkan dan menyempurnakan hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan. Amin.
Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, iapun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil." Kata Maria: "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Lalu malaikat itu meninggalkan dia.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Di zaman modern ini, sudah banyak wanita yang mengandung dan melahirkan di luar nikah. Hal ini bukan hal baru dan luar biasa lagi. Namun walaupun demikian, wanita yang mengandung di luar nikah tetap dianggap suatu aib yang memalukan, si wanita maupun orang tuanya tetap akan merasa malu. Maka seringkali karena rasa malu, tidak jarang si wanita baik dari dirinya sendiri atau atas dorongan orang lian, akhirnya mengugurkan kandungannya, kalaupun tidak menggugurkannya, si wanita diungsikan ke tempat tersembunyi biar tidak ada yang mengetahui bahwa dia mengandung dan melahirkan di luar nikah tanpa suami yang pasti.
Di zaman ini saja wanita yang mengandung di luar nikah masih tetap jadi aib besar, maka bisa kita bayangkan sendiri bagaimana perasaan Maria ketika menerima kabar dari malaikat bahwa dia akan mengandung, padahal dia baru hanya masih bertunangan dengan Yusuf tunangannya. Sebagai wanita biasa dan masih muda, tentu Maria sangat kaget, sukacita dan juga ketakutan ketika dikunjungi oleh malaikat Allah dan disapa. Sebab dia sadar bahwa dirinya bukan siapa-siapa, bukan seorang nabiah, hanya seorang wanita desa yang sederhana dan masih muda. Malaikat Allah menguatkan dia dengan menyatakan bahwa Tuhan menyertai dia. Kalimat ini tentu merupakan kabar sukacita. Namun malaikat itu mengatakan bahwa dia akan mengandung . Mendengar kata-kata ini Maria tentu ketakutan, seakan kata-kata maliakat itu seperti petir yang menyambar telinganya . Sebab dia belum bersuami dan berpikir mengapa Tuhan memilih dia untuk suatu tugas atau peran yang luhur, yakni mengandung Anak Allah. Oleh karena itulah Maria bertanya bagaimana itu mungkin terjadi. Maria sadar siapa dirinya, wanita desa yang sederhana, dan dia juga sadar apa resiko yang akan dialaminya bila orang lain mengetahui dia sudah mengandung padahal belum bersuami. Maria sungguh tahu bahwa hukum yang berlaku bagi seorang wanita yang mengandung sebelum bersuami adalah dihuum mati dengan dilempari batu sampai mati.
Oleh karena itulah Maliakat menguatkan dia bahwa Roh Kudus akan menyertai dia dalam menjalani semuanya itu. Kiranya malaikat tahu bahwa Maria masih diliputi keraguand an ketakutan, oleh karena itulah Maliakat memberitahukan bahwa saudarinya Elisabet juga mengandung pada masa tuanya, padahal menurut usianya, Elisabet tidka mungkin mengandung lagi. Tetapi malaikat memberitahukan bahwa Elisabet sudah mengandung berkat karunia Allah. Berita ini kiranya bukan sekedar berita, tetapi bagian dari peneguhan bagi Maria agar tidak ragu, tetapi yakin dan tidak usah takut karena Roh Allah akan menyertainya, bagi Allah tidak ada yang mustahil. Setelah panjang lebar malaikat itu meneguhkan Maria, Maria akhirnya menerima kabar yang disampaikan oleh Malaikat itu dengan suatu keyakinan bahwa Roh Kudus akan menyertai dia sebagaimana yang dijanjikan oleh malaikat itu. Maria pasrah atas kehendak Allah atas dirinya. Sikap pasrahnya itu berarti dia membiarkan Roh Kudus yang bekerja atas dirinya. Roh Kudus itulah yang memampukan Maria melaksanakan tugas mulia yang diberikan Allah kepadanya.
Bermenung atas hari raya hari ini, hari ini adalah hari raya sukacita bagi kita, karena Allah mengasihi kita dan menyertai kita, bahkan Dia akan tinggal beserta kita lewat kelahiran Yesus Anak Allah. Tetapi secara manusiawi kabar itu bukan sukacita bagi Maria tetapi kabar yang menyakitkan, kabar yang sangat beresiko bagi Maria. Namun syukurlah Maria mau menerima semuanya itu. Keterbukaan dan kerelaaan Maria membuahkan kehadiran Yesus Sang Penyelamat hadir dan tinggal bersama kita. Oleh karena itulah dalam perayaan hari ini, kita sudah patut dan pantas untuk berterimakasih kepada Maria atas keterbukaan dan kerelaannya menerima tugas luhur, mulia tetapi sangat berat itu. Dalam perayaan hari ini juga, kita pantaslah menghormati Maria dan menjadikannya sebagai teladan dalam beriman. Kita hendaknya menjadikan Maria teladan karena dia terbuka pada perintah Allah, siap melaksanakannya meskipun berat dan penuh resiko taruhan nayawanya. Maria juga memberi teladan bahwa beriman adalah berpasrah pada kehendak, kuasa dan penyelenggaraan Allah atas hidup, inilah yang terkadung dalam kata-katanya, "Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Percaya dan pasarah pada Allah itu berarti kita membiarkan Roh Allah bekerja atas dan dalam diri kita.
Selain hal di atas, hari raya hari ini juga kembali meneguhkan iman kita, bahwa sebagaimana kabar malaikat yang mengatakan bahwa Tuhan mengarunia dan menyertai Maria, demikianpun kita dikarunia atau diberkati dan senantiasa disertai oleh Tuhan. Kabar yang diperdengarkan ini kepada Maria, sekarang inipun dikatakan oleh malaikat Tuhan kepada kita, sehingga kita tidak usah takut dalam menjalani hidup kita, walaupun penuh dengan tantangan dan persoalan hidup. Maria menerima kabar itu dan sekaligus meyakininya. Demikian juga kita yang menerima dan meyakini kabar sukacita bahwa Allah juga memberkati dan menyertai kita, itu berarti kita bersedia menerima Yesus berdiam atau tinggal dalam diri kita dan pada akhirnya kitapun harus menjadi saluran berkat Allah bagi sesama kita. Lewat baptisan, sakramen Ekaristi dan Krisma, nyata bagi kita bahwa Yesus sudah bersatu, berdiam dalam diri kita dan menjadikan diri kita menjadi Bait Allah sendiri. Oleh karena itulah, baiklah kiranya pada hari raya ini, hal ini kita sadari lagi. Dengan menyadari atau meyakini ini, kitapun sperti Maria, menjadi perantara kehadiran Yesus dalam hidup ini bagi sesama kita. Ini aalah tugas mulia dan luhur, tetapi bukanlah tugas yang mudah. Namun walaupun demikian, hendaknya kita tidak usah takut, seperti Maria kita berkata, “"Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu." Dengan mengucapkan kata-kata ini dengan penuh iman, kita membiarkan Allah meraja dan bekerja dalam diri kita. Yakinlah, Roh Kudus akan menguatkan dan menyempurnakan hidup kita sesuai dengan kehendak Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.