Hari Valentin tidak disukai di Malaysia
Para politisi dan pengkotbah Muslim mengingatkan kaum muda Muslim tentang perayaan Hari Valentin, sementara para pemimpin Kristen menyesal bahwa berbagai keburukan yang berhubungan dengan Hari Valentin dikait-kaitan dengan agama Kristen.
Pada 11 Februari, Christian Federation of Malaysia (CFM) mengeluarkan pernyataan yang mengatakan “Umat Kristen di Malaysia sangat kecewa dan terluka dengan berbagai pernyataan publik yang dibuat belakangan ini yang mengaitkan Hari Valentin dengan dosa dan dengan agama Kristen.”
Pada 10 Februari, cabang kaum muda dari Council of Churches Malaysia mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengungkapkan “kekecewaan mendalam” dengan pembicara motivasional Islam Siti Nor Bahyah Mahamood atas “komentar-komentarnya yang merendahkan dan tidak bertanggungjawab yang ditayangkan di televisi nasional dan selanjutnya disebarluaskan melalui Youtube.”
Dalam sebuah talk show berjudul “Valentine’s Day: Forbidden in Islam,” Siti mengingatkan kaum muda Muslim agar jangan merayakan Hari Valentin pada 14 Februari.
Namun CFM mengatakan: “Pernyataan-pernyataan yang punya tendensi untuk menyebarkan kehendak buruk dan permusuhan terhadap komunitas agama tertentu tidak boleh dan jangan ditolerir … Ini bukan perayaan Kristen yang dirayakan oleh gereja dewasa ini.”
Pastor Michael Chua, penasehat bidang gerejani untuk Pelayanan Lintas agama dan Ekumene dari Keuskupan Agung Kuala Lumpur, menjelaskan bahwa Hari Valentin “yang dirayakan publik itu berada dalam konteks kebudayaan sekular (Barat) dan tidak ada kaitannya dengan iman Kristen.”
Pernyataan CFM tersebut juga mengatakan “kami tidak percaya dan tidak mempraktekkan politik moral dari individu-individu dan kelompok-kelompok tertentu dalam masyarakat. Gereja di Malaysia selalu menasehati agar kami memberi pendidikan dan mengajarkan tentang keyakinan dan ajaran iman kita.”
Sebelumnya, cabang kaum muda dari pihak oposisi yaitu Pan-Malaysian Islamic Party mengatakan, dia akan menyerang berbagai kegiatan maksiat dan imoral pada Hari Valentin.
Namun tidak semua Muslim mendukung aksi tersebut. Akmal Arrifin, seorang musisi Muslim berusia 40-an menganggap isu itu sebagai sesuatu yang mengada-ada. Bagi kaum Muslim modern, tindak kekerasan semacam itu bukanlah sesuatu yang baik, katanya.
ucanews.com
Disadur dari : http://www.cathnewsindonesia.com/ Tanggal publikasi: 14 Februari 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.