Tiga Hal yang Membuat Presiden Jadi Musuh FPI
"Jika presiden tidak mau kami musuhi, jangan coba-coba membela aliran sesat."
VIVAnews -- Setidaknya dua kali Front Pembela Islam mengancam akan menggulingkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pada Jumat 18 Februari 2011 malam, pimpinan FPI, Habib Rizieq membeberkan tiga hal yang bisa membuat presiden menjadi musuh FPI.
"Jika presiden tidak mau kami musuhi, jangan coba-coba membela aliran sesat (Ahmadiyah), jangan coba-coba dzalim, serta presiden harus tunduk pada Allah dan Rasulnya,” kata Habib Riziq berbicara pada Tabligh Akbar Umat Islam Se-Sulawesi Selatan.
Berbicara di Masjid Al-Markaz Al-Islam, salah satu Mesjid yang didirikan oleh mantan Wapres RI, Jusuf Kalla, Rizieq kembali mendesak Presiden SBY agar segera membubarkan Ahmadiyah. Jika presiden berani melakukannya, maka FPI akan mendukung SBY, menghormati serta akan mendukung seluruh program-programnya.
Sebaliknya, jika kebijakan-kebijakan kepala negara bertentangan dengan syariat Islam, maka FPI akan berada paling depan untuk melawan pemerintah.
Soal instruksi Presiden agar aparat tak segan-segan membubarkan ormas yang melanggar hukum. Rizieq mengaku tak ambil pusing jika organisasi yang dipimpinnya dibubarkan oleh pemerintah.
Ia juga minta warga FPI tidak risau. "Jika presiden keluarkan Keppres pembubaran FPI pada jam 08.00, maka jam 08.05, saya dirikan organisasi baru bernama Front Pejuang Islam," tegas dia.
Jika Front Pejuang Islam juga dibubarkan, kata dia, maka dengan segera ia akan mendirikan Front Persaudaraan Islam. Kalau tetap dibubarkan, maka nama-nama baru segera dimunculkan, seperti Front Persatuan Islam, Front Pecinta Islam. "Jadi nggak usah pusing. Singkatannya sama dan pengurusnya itu-itu juga," kata Rizieq.
Presiden SBY dalam peringatan Hari Pers Nasional beberapa waktu lalu memerintahkan jajaran di bawahnya agar tidak segan-segan membubarkan organisasi yang kerap melakukan tindak anarki. Pernyataan presiden itu disampaikan setelah sejumlah kelompok menyerang jemaah Ahmadiyah di Pandeglang yang menewaskan 3 orang. Baca Ahmadiyah: Darah dan Ibadah.
Sumber VIVAnews : Sabtu, 19 Februari 2011, 05:27 WIB
Elin Yunita Kristanti
"Jika presiden tidak mau kami musuhi, jangan coba-coba membela aliran sesat (Ahmadiyah), jangan coba-coba dzalim, serta presiden harus tunduk pada Allah dan Rasulnya,” kata Habib Riziq berbicara pada Tabligh Akbar Umat Islam Se-Sulawesi Selatan.
Berbicara di Masjid Al-Markaz Al-Islam, salah satu Mesjid yang didirikan oleh mantan Wapres RI, Jusuf Kalla, Rizieq kembali mendesak Presiden SBY agar segera membubarkan Ahmadiyah. Jika presiden berani melakukannya, maka FPI akan mendukung SBY, menghormati serta akan mendukung seluruh program-programnya.
Sebaliknya, jika kebijakan-kebijakan kepala negara bertentangan dengan syariat Islam, maka FPI akan berada paling depan untuk melawan pemerintah.
Soal instruksi Presiden agar aparat tak segan-segan membubarkan ormas yang melanggar hukum. Rizieq mengaku tak ambil pusing jika organisasi yang dipimpinnya dibubarkan oleh pemerintah.
Ia juga minta warga FPI tidak risau. "Jika presiden keluarkan Keppres pembubaran FPI pada jam 08.00, maka jam 08.05, saya dirikan organisasi baru bernama Front Pejuang Islam," tegas dia.
Jika Front Pejuang Islam juga dibubarkan, kata dia, maka dengan segera ia akan mendirikan Front Persaudaraan Islam. Kalau tetap dibubarkan, maka nama-nama baru segera dimunculkan, seperti Front Persatuan Islam, Front Pecinta Islam. "Jadi nggak usah pusing. Singkatannya sama dan pengurusnya itu-itu juga," kata Rizieq.
Presiden SBY dalam peringatan Hari Pers Nasional beberapa waktu lalu memerintahkan jajaran di bawahnya agar tidak segan-segan membubarkan organisasi yang kerap melakukan tindak anarki. Pernyataan presiden itu disampaikan setelah sejumlah kelompok menyerang jemaah Ahmadiyah di Pandeglang yang menewaskan 3 orang. Baca Ahmadiyah: Darah dan Ibadah.
Sumber VIVAnews : Sabtu, 19 Februari 2011, 05:27 WIB
Elin Yunita Kristanti
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.