Renungan Harian : Senin 24 Januari 2011 (Hari ke-7 Pekan Doa Sedunia)
Ibr 9:15,24-28, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6, Mrk 3:22-30
(Fransiskus dr Sales)
Ibr 9:15,24-28, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4,5-6, Mrk 3:22-30
(Fransiskus dr Sales)
“Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal."
BACAAN INJIL:
Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan." Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Di Sumatera Utara beberapa kali terjadi penganiayaan bahkan pembunuhan yang dilakukan massa atas seseorang atau satu keluarga karena dituduh memelihara begu ganjang (hantu panjang). Seringkali karena mengalami peristiwa aneh atau penyakit aneh di tempat itu, dan melihat ada orang yang perilakunya lain dari kebiasaan masyarakat, penyakit aneh itu langsung dianggap karena begu ganjang dan tuduhan sebagai pemilik begu ganjang itu langsung dijatuhkan pada orang yang perilakunya dianggap lain dari kebiasaan masyarakat. Kadang juga karena melihat seseorang yang ekonominya seakan begitu lancer dan seakan mendadak kaya raya. Hal inipun kadang dicurigai karena memelihara begu ganjang. Padalah dalam semua kasus, biasanya tidak bisa dibuktikan. Kadang bisa saja terjadi, issu dan tuduhan pemelihara begu ganjang itu ditiupkan seseorang karena kecemburuan, iri hati dan persoalan pribadi dengan orang tertentu. Umumnya bila seseorang dituduh dan dicurigai memelihara begu ganjang, orang itu akan dikucilkan dari masyarakat dan bahkan bisa dianiaya dan dibunuh rame-rame. Masyarakat seakan tidak merasa bersalah membunuh orang yang demikian. Issu begu ganjang ini seringkali menjadi cara yang paling jitu untuk menyingkirkan lawan atau orang yang tidak disukai.
Dengan melihat gambaran di atas, kita bisa bayangkan bagaimana nasib Yesus akibat tuduhan orang-orang Parisi atas Yesus yang mengatakan bahwa Yesus kerasukan Beelzebul dan: bersekutu dengan penghulu setan saat mengusir setan. Dengan tuduhan ini, berarti menuduh Yesus adalah anggota dan penganut setan. Seperti gambaran yang di atas, orang parisi yang menghembuskan tuduhan ini beraharap agar massa saat itu mengucilkan dan bahkan membunuh Yesus secara beramai-ramai. Namun kelicikan mereka dikalahkan oleh jawaban Yesus yang sungguh luar biasa logis, membuat mereka terdiam.
Apa yang dilakukan oleh orang-orang Parisi sungguh kejam dan keji. Orang-orang parisi bukan hanya menolak Yesus adalah Mesias, bukan hanya menolak kata dan pengajaran Yesus, tetapi malah menuduh Yesus penganut setan. Atas tuduhan itu, Yesus tentu marah sehingga Yesus mengatakan bahwa mereka itu bukan hanya melakukan dosa karenya menyangkal Yesus adalah mesias, tetapi juga melakukan dosa menentang Roh Kudus, dosa yang tidak terampuni. Yesus mengatakan demikian karena hati mereka sungguh degil, karena mereka menolak Roh Allah yang berkarya atas hidup dan merasa bahwa mereka dapat selamat dengan jalan pikiran dan lewat aturan mereka sendiri, seakan merekalah yang menentukan seseorang itu diselamatkan atau tidak.
Sehubungan dengan dosa menghujat Roh Kudus, kita cob abaca dari kutipan yang kami ambil dari http://katolisitas.org/ :
“Di dalam Katekismus Gereja Katolik 1864 dikatakan “Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus”, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, tetapi bersalah karena berbuat dosa kekal” (Mrk 3:29). Kerahiman Allah tidak mengenal batas; tetapi siapa yang dengan sengaja tidak bersedia menerima kerahiman Allah melalui penyesalan, ia menolak pengampunan dosa-dosanya dan keselamatan yang ditawarkan oleh Roh Kudus. Ketegaran hati semacam itu dapat menyebabkan sikap yang tidak bersedia bertobat sampai pada saat kematian dan dapat menyebabkan kemusnahan abadi.
2) Jadi secara prinsip dosa adalah suatu kesalahan yang membuat manusia membelok dari tujuan akhir, yaitu persatuan dengan Tuhan. Semakin parah suatu dosa, maka pembelokannya terhadap tujuan akhir akan semakin besar. Dan dosa menghujat Roh Kudus, adalah suatu pembelokan yang benar-benar bertentangan dengan tujuan akhir. Hal ini dapat juga dimanifestasikan dengan keputusasaan dan tidak mempunyai sikap untuk sampai pada tujuan akhir.
3) Perwujudan dari dosa ini adalah keputusasaan (despair) dan juga anggapan yang salah (presumption). Dua hal ini adalah akibat dari kesalahan menilai hakekat Allah. Keputusasaan melawan kebijaksanaan ilahi harapan (hope), dimana harapan ini diperlukan untuk percaya akan janji Allah tentang kehidupan kekal di surga. Keputusasaan sebenarnya memberikan tuduhan yang tidak benar akan Allah yang sebenarnya maha pengampun dan maha kasih. Dengan demikian seseorang yang berputus asa akan menganggap dosanya lebih besar dari kasih Allah. Oleh karena itu, orang ini dapat melakukan apa saja yang melawan Allah, dengan anggapan bahwa dia tidak mungkin mendapatkan kasih Allah.
Di sisi yang lain, anggapan yang salah/asumsi (presumption) adalah dosa yang melawan Roh Kudus, yang berlawanan dengan dosa keputusasaan. Presumption percaya akan janji Allah tentang Surga, namun menyalahi Allah yang sebenarnya Maha Adil, sehingga orang ini berfikir dapat mencapai surga dengan caranya sendiri. Oleh karena itu, orang ini menempatkan anggapan sendiri lebih tinggi dari pada hukum Tuhan. Dia juga berfikir bahwa dia dapat terlepas dari hukuman Tuhan walaupun dia berdosa. Oleh karena itu, pertobatan yang membawa kepada kebahagian kekal, menjadi suatu yang sulit sekali dilakukan. Dan akhirnya orang ini juga dapat terjebak untuk tidak mengakui adanya hukum moral dan kebenaran yang bersumber dari Tuhan. Oleh karena itu orang ini sulit diselamatkan, karena menolak kebenaran berarti menolak Tuhan, sumber dari kebenaran atau kebenaran itu sendiri. …” (penjelasan lebih lanjut tentang hal ini, seilahkan baca di sini Dosa menghujat Roh Kudus – dosa yang tak terampuni
Pada akhir penjelasan itu dikatakan bahwa , “kalau seseorang menolak Roh Kudus, berarti ia menolak kebenaran dan menolak kasih Allah, serta menolak pengampunan dari Allah, maka tidak mungkin diampuni baik di kehidupan sekarang maupun yang akan datang.”
Dari Injil hari ini, kita dapat mengambil suatu kesimpulan dan permenungan, kita diajak untuk selalu waspada agar kita tidak jatuh pada dosa yang tidak terampuni. Untuk itu, mari kita percaya dan menerima Yesus adalah Tuhan kita, mari kita mengakui, percaya akan Roh Allah yang bekerja dalam hidup kita, dalam diri kita dan juga dalam diri sesama kita. Semuanya itu kita nyatakan dalam pertobatan hidup, bukan malah menolak Yesus, karya Allah yang berkerja lewat sesama kita. Untuk itu, kita hidup dalam perbuatan-perbuatan baik dan senantiasa hidup dalam cinta kasih. Amin.
Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan." Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya. Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Di Sumatera Utara beberapa kali terjadi penganiayaan bahkan pembunuhan yang dilakukan massa atas seseorang atau satu keluarga karena dituduh memelihara begu ganjang (hantu panjang). Seringkali karena mengalami peristiwa aneh atau penyakit aneh di tempat itu, dan melihat ada orang yang perilakunya lain dari kebiasaan masyarakat, penyakit aneh itu langsung dianggap karena begu ganjang dan tuduhan sebagai pemilik begu ganjang itu langsung dijatuhkan pada orang yang perilakunya dianggap lain dari kebiasaan masyarakat. Kadang juga karena melihat seseorang yang ekonominya seakan begitu lancer dan seakan mendadak kaya raya. Hal inipun kadang dicurigai karena memelihara begu ganjang. Padalah dalam semua kasus, biasanya tidak bisa dibuktikan. Kadang bisa saja terjadi, issu dan tuduhan pemelihara begu ganjang itu ditiupkan seseorang karena kecemburuan, iri hati dan persoalan pribadi dengan orang tertentu. Umumnya bila seseorang dituduh dan dicurigai memelihara begu ganjang, orang itu akan dikucilkan dari masyarakat dan bahkan bisa dianiaya dan dibunuh rame-rame. Masyarakat seakan tidak merasa bersalah membunuh orang yang demikian. Issu begu ganjang ini seringkali menjadi cara yang paling jitu untuk menyingkirkan lawan atau orang yang tidak disukai.
Dengan melihat gambaran di atas, kita bisa bayangkan bagaimana nasib Yesus akibat tuduhan orang-orang Parisi atas Yesus yang mengatakan bahwa Yesus kerasukan Beelzebul dan: bersekutu dengan penghulu setan saat mengusir setan. Dengan tuduhan ini, berarti menuduh Yesus adalah anggota dan penganut setan. Seperti gambaran yang di atas, orang parisi yang menghembuskan tuduhan ini beraharap agar massa saat itu mengucilkan dan bahkan membunuh Yesus secara beramai-ramai. Namun kelicikan mereka dikalahkan oleh jawaban Yesus yang sungguh luar biasa logis, membuat mereka terdiam.
Apa yang dilakukan oleh orang-orang Parisi sungguh kejam dan keji. Orang-orang parisi bukan hanya menolak Yesus adalah Mesias, bukan hanya menolak kata dan pengajaran Yesus, tetapi malah menuduh Yesus penganut setan. Atas tuduhan itu, Yesus tentu marah sehingga Yesus mengatakan bahwa mereka itu bukan hanya melakukan dosa karenya menyangkal Yesus adalah mesias, tetapi juga melakukan dosa menentang Roh Kudus, dosa yang tidak terampuni. Yesus mengatakan demikian karena hati mereka sungguh degil, karena mereka menolak Roh Allah yang berkarya atas hidup dan merasa bahwa mereka dapat selamat dengan jalan pikiran dan lewat aturan mereka sendiri, seakan merekalah yang menentukan seseorang itu diselamatkan atau tidak.
Sehubungan dengan dosa menghujat Roh Kudus, kita cob abaca dari kutipan yang kami ambil dari http://katolisitas.org/ :
“Di dalam Katekismus Gereja Katolik 1864 dikatakan “Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus”, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, tetapi bersalah karena berbuat dosa kekal” (Mrk 3:29). Kerahiman Allah tidak mengenal batas; tetapi siapa yang dengan sengaja tidak bersedia menerima kerahiman Allah melalui penyesalan, ia menolak pengampunan dosa-dosanya dan keselamatan yang ditawarkan oleh Roh Kudus. Ketegaran hati semacam itu dapat menyebabkan sikap yang tidak bersedia bertobat sampai pada saat kematian dan dapat menyebabkan kemusnahan abadi.
2) Jadi secara prinsip dosa adalah suatu kesalahan yang membuat manusia membelok dari tujuan akhir, yaitu persatuan dengan Tuhan. Semakin parah suatu dosa, maka pembelokannya terhadap tujuan akhir akan semakin besar. Dan dosa menghujat Roh Kudus, adalah suatu pembelokan yang benar-benar bertentangan dengan tujuan akhir. Hal ini dapat juga dimanifestasikan dengan keputusasaan dan tidak mempunyai sikap untuk sampai pada tujuan akhir.
3) Perwujudan dari dosa ini adalah keputusasaan (despair) dan juga anggapan yang salah (presumption). Dua hal ini adalah akibat dari kesalahan menilai hakekat Allah. Keputusasaan melawan kebijaksanaan ilahi harapan (hope), dimana harapan ini diperlukan untuk percaya akan janji Allah tentang kehidupan kekal di surga. Keputusasaan sebenarnya memberikan tuduhan yang tidak benar akan Allah yang sebenarnya maha pengampun dan maha kasih. Dengan demikian seseorang yang berputus asa akan menganggap dosanya lebih besar dari kasih Allah. Oleh karena itu, orang ini dapat melakukan apa saja yang melawan Allah, dengan anggapan bahwa dia tidak mungkin mendapatkan kasih Allah.
Di sisi yang lain, anggapan yang salah/asumsi (presumption) adalah dosa yang melawan Roh Kudus, yang berlawanan dengan dosa keputusasaan. Presumption percaya akan janji Allah tentang Surga, namun menyalahi Allah yang sebenarnya Maha Adil, sehingga orang ini berfikir dapat mencapai surga dengan caranya sendiri. Oleh karena itu, orang ini menempatkan anggapan sendiri lebih tinggi dari pada hukum Tuhan. Dia juga berfikir bahwa dia dapat terlepas dari hukuman Tuhan walaupun dia berdosa. Oleh karena itu, pertobatan yang membawa kepada kebahagian kekal, menjadi suatu yang sulit sekali dilakukan. Dan akhirnya orang ini juga dapat terjebak untuk tidak mengakui adanya hukum moral dan kebenaran yang bersumber dari Tuhan. Oleh karena itu orang ini sulit diselamatkan, karena menolak kebenaran berarti menolak Tuhan, sumber dari kebenaran atau kebenaran itu sendiri. …” (penjelasan lebih lanjut tentang hal ini, seilahkan baca di sini Dosa menghujat Roh Kudus – dosa yang tak terampuni
Pada akhir penjelasan itu dikatakan bahwa , “kalau seseorang menolak Roh Kudus, berarti ia menolak kebenaran dan menolak kasih Allah, serta menolak pengampunan dari Allah, maka tidak mungkin diampuni baik di kehidupan sekarang maupun yang akan datang.”
Dari Injil hari ini, kita dapat mengambil suatu kesimpulan dan permenungan, kita diajak untuk selalu waspada agar kita tidak jatuh pada dosa yang tidak terampuni. Untuk itu, mari kita percaya dan menerima Yesus adalah Tuhan kita, mari kita mengakui, percaya akan Roh Allah yang bekerja dalam hidup kita, dalam diri kita dan juga dalam diri sesama kita. Semuanya itu kita nyatakan dalam pertobatan hidup, bukan malah menolak Yesus, karya Allah yang berkerja lewat sesama kita. Untuk itu, kita hidup dalam perbuatan-perbuatan baik dan senantiasa hidup dalam cinta kasih. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.