Tokoh agama tak akan kerahkan massa
Tokoh lintas agama berjanji tidak akan mengerahkan massa untuk menyampaikan tuntutan mereka, tapi tetap berpegang pada pernyataan sikap, yakni menjadi kritik bagi pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
“Kami tegaskan kami tetap pada pernyataan sikap kami, tetap satu tujuan, tetap kompak dan akan terus menjaga pernyataan kami sebelumnya,” kata mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif dalam jumpa pers Tokoh Lintas Agama di Gedung KWI, Jakarta Pusat, siang tadi.
“Kami juga tidak akan melakukan mobilisasi massa. Karena kalau itu terjadi bisa timbul aksi anarkis dan bisa terjadi pertumpahan darah. Saya tidak mau itu terjadi. Kita adalah gerakan moril yang proaktif dalam pembangunan,” lanjut Syafii.
Menurut Pastor Franz Magnis-Suseno, para tokoh lintas agama sudah cukup tegas dalam menyampaikan tuntutan , meskipun bahasa yang digunakan cukup lunak.
“Bahasanya saja yang lunak, tapi isinya keras. Terserah pemerintah mau terima tidak sikap kami itu. Tetapi, kami tetap pada pernyataan kami dan sikap kami sebelumnya,” kata Romo Magnis seperti dikutip detik.com.
Dalam beberapa hari terakhir Tokoh Lintas Agama gencar menyampaikan aspirasi masyarakat kepada presiden SBY.
Pada 17 Januari mereka bertemu SBY dan para menteri di Istana Negara. Kemudian pada 19 Januari mereka meluncurkan Rumah Pengaduan Kebohongan Publik.
Para tokoh agama khawatir dengan kebohongan-kebohongan pemerintah, karena itu dinilai akan memperparah kondisi bangsa. Karena itu mereka mengajak masyarakat (umat masing-masing) untuk memerangi kebohongan yang dilakukan pemerintah.
Para tokoh agama, Syafii Maarif, Andreas A Yewangoe, Biksu Pannyavaro, Salahuddin Wahid, I nyoman Udayana Sangging, Franz Magnis-Suseno dan Romo Benny Susetyo, menganggap pemerintahan Presiden SBY gagal mengemban amanah rakyat.
Reporter Cathnewsindonesia.com, Jakarta
Disadur dari http://www.cathnewsindonesia.com/ Tanggal publikasi: 20 Januari 2011
“Kami tegaskan kami tetap pada pernyataan sikap kami, tetap satu tujuan, tetap kompak dan akan terus menjaga pernyataan kami sebelumnya,” kata mantan ketua umum PP Muhammadiyah, Syafii Maarif dalam jumpa pers Tokoh Lintas Agama di Gedung KWI, Jakarta Pusat, siang tadi.
“Kami juga tidak akan melakukan mobilisasi massa. Karena kalau itu terjadi bisa timbul aksi anarkis dan bisa terjadi pertumpahan darah. Saya tidak mau itu terjadi. Kita adalah gerakan moril yang proaktif dalam pembangunan,” lanjut Syafii.
Menurut Pastor Franz Magnis-Suseno, para tokoh lintas agama sudah cukup tegas dalam menyampaikan tuntutan , meskipun bahasa yang digunakan cukup lunak.
“Bahasanya saja yang lunak, tapi isinya keras. Terserah pemerintah mau terima tidak sikap kami itu. Tetapi, kami tetap pada pernyataan kami dan sikap kami sebelumnya,” kata Romo Magnis seperti dikutip detik.com.
Dalam beberapa hari terakhir Tokoh Lintas Agama gencar menyampaikan aspirasi masyarakat kepada presiden SBY.
Pada 17 Januari mereka bertemu SBY dan para menteri di Istana Negara. Kemudian pada 19 Januari mereka meluncurkan Rumah Pengaduan Kebohongan Publik.
Para tokoh agama khawatir dengan kebohongan-kebohongan pemerintah, karena itu dinilai akan memperparah kondisi bangsa. Karena itu mereka mengajak masyarakat (umat masing-masing) untuk memerangi kebohongan yang dilakukan pemerintah.
Para tokoh agama, Syafii Maarif, Andreas A Yewangoe, Biksu Pannyavaro, Salahuddin Wahid, I nyoman Udayana Sangging, Franz Magnis-Suseno dan Romo Benny Susetyo, menganggap pemerintahan Presiden SBY gagal mengemban amanah rakyat.
Reporter Cathnewsindonesia.com, Jakarta
Disadur dari http://www.cathnewsindonesia.com/ Tanggal publikasi: 20 Januari 2011
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.