Renungan Harian : Rabu 26 Januari 2011
2Tim 1:1-8 / Tit 1:1-5 Mzm 96:1-2a,2b-3,7-8a,10, Luk 10:1-9
(Timotius dan Titus)
2Tim 1:1-8 / Tit 1:1-5 Mzm 96:1-2a,2b-3,7-8a,10, Luk 10:1-9
(Timotius dan Titus)
"Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu.”
BACAAN INJIL:
Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Kerap terjadi saat periodisasi pengurus Gereja di stasi-stasi, begitu sulit memilih pengurus gereja karena umumnya semua menolak dipilih menjadi pengurus Gereja. Mungkin karena semua tahu bahwa menjadi pengurus Gereja adalah suatu pengorbanan, tidak mendatkan upah atau gaji.
Pernah juga dalam suatu lokakarya bersama antara Para Pastor Paroki dan Utusan DPPH se-KAM, ada pengurus Gereja yang mengusulkan agar para pengurus Gereja mendapat ucapan terimakasiha tau gaji bulanana. Hal ini dilontarkannya karena seringkali mengikut sulit memilih pengurus Gereja dan juga karena melihat dalam Gereja tetangga, para pengurus Gereja atau yang kerap disebut sintua, mereka mendapatkan gaji bulanan. Saat itu yang menjawab dan keberatan adalah pengurus awam sendiri yang tidak setuju akan usul itu, bahkan mengatakan bahwa kalau sekiranya pengurus gereja diberi gaji bulanan, dia sendiri itak akan mau menjadi pengurus gereja. Masih banyak orang yang mau menjadi pengurus Gereja adalah karena tugas itu adalah panggilan, pelayanan dan pengorbanan, bukan karena mendapat upah dan inilah kehormatan dan kebanggan mejadi pengurus Gereja Katolik. Syukur kepada Tuhan bahwa ditengah kesulitan mencari orang untuk menjadi pengurus Gereja, masih ada kesadaran yang mendalam dalam tugas sebagai pengurus Gereja, meskipun mungkin tidak semua pengurus Gereja menyadari dan menghayati hal ini.
Aktif dalam karya pelayanan dalam Gereja bukanlah hal yang mudah dan sepertinya kurang menarik bagi dunia sekarang ini. Sehingga jangankan untuk mencari panggilan imam, menjadi pengurus Gereja saja begitu sulit. Hal ini bisa terjadi karena memang semuanya itu adalah panggilan, pelayanan, pengorbanan dan juga karena tantangan pada masa sekarang ini, orang sudah kurang melihat pentingnya agama, iman dan peran Allah. Bisa dikatakan juga karena orang sudah kurang peduli dengan iman, dan kurang percaya dengan Tuhan. Keadaan ini menambah beban dan kesulitan untuk menjadi pekerja di ladang anggur Tuhan. Sehubungan dengan tantangan ini, Yesus sendiri sudah menubuatkannya sejak awal karena Dia sendiri mengatakan bahwa orang yang bekerja di ladang anggur Tuhan adalah berarti diutus ke tengah-tengah serigala kehidupan ini yang justru lebih buas daripada serigala hutan. Kata orang, serigala tidak akan memakan anaknya, tapi serigala kehidupan ini, tidak perduli siapa yang dimakan.
Namun walaupun demikian, kita bisa berbangga dan bersyukur bahwa walaupun Gereja mendapat tantangan dari dunia, tetapi Gereja khususnya Katolik tetap bertahan dan bahkan bisa dikatakan perkembangannya sungguh memuaskan, demikian juga panggilan khusus untuk bekerja di ladang Anggur Tuhan tetapi banyak, walaupun tidak sebanding dengan luasnya ladang anggur yang harus dituai. Pertambahan umat katolik tidak sebanding dengan pertambahan panggilan menjadi imam. Ini semua bisa terjadi karena Yesus sendiri sebagai kepala Gereja, senantiasa menjamin kehidupan Gereja dengan melimpahkan rahmat dan berkat-Nya.
Namun walaupun demikian, lewat Injil hari ini, kita diingatkan akan tugas dan peran kita semua untuk memperhatikan pewartaan Kerajaan Allah. Kita semua diutus oleh Yesus untuk menjadi pekerjaan di ladang anggur-Nya. Hendaknya kita ambil bagian dalam tugas dan peran ini sesuai dengan apa yang kita miliki dan di manapun kita berada.
Kita semua juga bertanggungjawab atas panggilan menjadi imam dan juga pengurus Gereja. Tetapi seringkali kita berdoa demikian, “Ada umat yg berdoa demikian, "Tuhan semoga banyak orang yang mau bekerja di ladang anggur-Mu dengan jadi pengurus Gereja dan jadi imam, tapi bukan saya dan juga bukan anak saya, orang lain saja dan anak orang lain saja."
Juga bisa dikatakan bahwa tugas dan tanggungjawab memelihara panggilan imam itu saat ini menjadi sangat sulit, mengingat banyak keluarga anaknya hanya 1 atau 2 orang saja. Karena sangat kecil kemungkinan orang tua mengijinkan anaknya menjadi imam, bila anaknya hanya 1 atau 2 orang saja. Ini hal yang sangat jarang terjadi. Mungkin dapat kita katakan bahwa hampir tidak ada keluarga (suami-istri) yang merencanakan atau mengharapkan anak lebih dari 1 orang, karena berencana untuk dipersembahkan menjadi imam atau suster.
Kita semua sadar bahwa Gereja kita membutuhkan imam, tetapi kita tidak mau tau, tidak memikirkan dan tidak ikut bertanggungjawab atas panggilan itu.
Nah semoga lewat Injil hari ini, kita disadarkan bahwa kita semua dipanggil dan ditugaskan oleh Yesus untuk bekerja di ladang anggur-Nya. Juga kita semua bertanggungjawab atas panggilan imam secara khusus dan penggilan para pengurus Gereja untuk berkerja di ladang anggur Tuhan. Amin.
Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Kerap terjadi saat periodisasi pengurus Gereja di stasi-stasi, begitu sulit memilih pengurus gereja karena umumnya semua menolak dipilih menjadi pengurus Gereja. Mungkin karena semua tahu bahwa menjadi pengurus Gereja adalah suatu pengorbanan, tidak mendatkan upah atau gaji.
Pernah juga dalam suatu lokakarya bersama antara Para Pastor Paroki dan Utusan DPPH se-KAM, ada pengurus Gereja yang mengusulkan agar para pengurus Gereja mendapat ucapan terimakasiha tau gaji bulanana. Hal ini dilontarkannya karena seringkali mengikut sulit memilih pengurus Gereja dan juga karena melihat dalam Gereja tetangga, para pengurus Gereja atau yang kerap disebut sintua, mereka mendapatkan gaji bulanan. Saat itu yang menjawab dan keberatan adalah pengurus awam sendiri yang tidak setuju akan usul itu, bahkan mengatakan bahwa kalau sekiranya pengurus gereja diberi gaji bulanan, dia sendiri itak akan mau menjadi pengurus gereja. Masih banyak orang yang mau menjadi pengurus Gereja adalah karena tugas itu adalah panggilan, pelayanan dan pengorbanan, bukan karena mendapat upah dan inilah kehormatan dan kebanggan mejadi pengurus Gereja Katolik. Syukur kepada Tuhan bahwa ditengah kesulitan mencari orang untuk menjadi pengurus Gereja, masih ada kesadaran yang mendalam dalam tugas sebagai pengurus Gereja, meskipun mungkin tidak semua pengurus Gereja menyadari dan menghayati hal ini.
Aktif dalam karya pelayanan dalam Gereja bukanlah hal yang mudah dan sepertinya kurang menarik bagi dunia sekarang ini. Sehingga jangankan untuk mencari panggilan imam, menjadi pengurus Gereja saja begitu sulit. Hal ini bisa terjadi karena memang semuanya itu adalah panggilan, pelayanan, pengorbanan dan juga karena tantangan pada masa sekarang ini, orang sudah kurang melihat pentingnya agama, iman dan peran Allah. Bisa dikatakan juga karena orang sudah kurang peduli dengan iman, dan kurang percaya dengan Tuhan. Keadaan ini menambah beban dan kesulitan untuk menjadi pekerja di ladang anggur Tuhan. Sehubungan dengan tantangan ini, Yesus sendiri sudah menubuatkannya sejak awal karena Dia sendiri mengatakan bahwa orang yang bekerja di ladang anggur Tuhan adalah berarti diutus ke tengah-tengah serigala kehidupan ini yang justru lebih buas daripada serigala hutan. Kata orang, serigala tidak akan memakan anaknya, tapi serigala kehidupan ini, tidak perduli siapa yang dimakan.
Namun walaupun demikian, kita bisa berbangga dan bersyukur bahwa walaupun Gereja mendapat tantangan dari dunia, tetapi Gereja khususnya Katolik tetap bertahan dan bahkan bisa dikatakan perkembangannya sungguh memuaskan, demikian juga panggilan khusus untuk bekerja di ladang Anggur Tuhan tetapi banyak, walaupun tidak sebanding dengan luasnya ladang anggur yang harus dituai. Pertambahan umat katolik tidak sebanding dengan pertambahan panggilan menjadi imam. Ini semua bisa terjadi karena Yesus sendiri sebagai kepala Gereja, senantiasa menjamin kehidupan Gereja dengan melimpahkan rahmat dan berkat-Nya.
Namun walaupun demikian, lewat Injil hari ini, kita diingatkan akan tugas dan peran kita semua untuk memperhatikan pewartaan Kerajaan Allah. Kita semua diutus oleh Yesus untuk menjadi pekerjaan di ladang anggur-Nya. Hendaknya kita ambil bagian dalam tugas dan peran ini sesuai dengan apa yang kita miliki dan di manapun kita berada.
Kita semua juga bertanggungjawab atas panggilan menjadi imam dan juga pengurus Gereja. Tetapi seringkali kita berdoa demikian, “Ada umat yg berdoa demikian, "Tuhan semoga banyak orang yang mau bekerja di ladang anggur-Mu dengan jadi pengurus Gereja dan jadi imam, tapi bukan saya dan juga bukan anak saya, orang lain saja dan anak orang lain saja."
Juga bisa dikatakan bahwa tugas dan tanggungjawab memelihara panggilan imam itu saat ini menjadi sangat sulit, mengingat banyak keluarga anaknya hanya 1 atau 2 orang saja. Karena sangat kecil kemungkinan orang tua mengijinkan anaknya menjadi imam, bila anaknya hanya 1 atau 2 orang saja. Ini hal yang sangat jarang terjadi. Mungkin dapat kita katakan bahwa hampir tidak ada keluarga (suami-istri) yang merencanakan atau mengharapkan anak lebih dari 1 orang, karena berencana untuk dipersembahkan menjadi imam atau suster.
Kita semua sadar bahwa Gereja kita membutuhkan imam, tetapi kita tidak mau tau, tidak memikirkan dan tidak ikut bertanggungjawab atas panggilan itu.
Nah semoga lewat Injil hari ini, kita disadarkan bahwa kita semua dipanggil dan ditugaskan oleh Yesus untuk bekerja di ladang anggur-Nya. Juga kita semua bertanggungjawab atas panggilan imam secara khusus dan penggilan para pengurus Gereja untuk berkerja di ladang anggur Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.