Renungan Harian : Sabtu 29 Januari 2011
Ibr 11:1-2.8-19; Mzm Luk 1:69-70.71-72.73-75; Mrk 4:35-41
Ibr 11:1-2.8-19; Mzm Luk 1:69-70.71-72.73-75; Mrk 4:35-41
"Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?"
BACAAN INJIL:
Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Bila seseorang tertidur di dalam Gereja saat ibadat, sering membela diri dengan mengatakan bahwa dia mau seperti Yesus yang tertidur di buritan kapal. Ada pula yang mengatakan bahwa Yesus sedang tertidur saat seseorang mengali persoalan hidup yang berat, sehingga perlu dibangunkan. Cerita tentang Yesus yang tidur diburitan kadang kala dijadikan suatu kelakar.
Dalam Injil hari ini diceritakan bahwa para murid naik perahu bertolak ke seberang dan Yesus ikut bersama mereka dalam perahu tersebut. Dalam perjalanan itu, gelombang besar menghantam perahu mereka sehingga air masuk ke perahu itu dan hamper memenuhinya. Para murid berusaha mengendalikan perahu tetapi Yesus tertidur di buritan. Dalam situasi demikian Yesus tidur dengan nyenyak mungkin karena lelah sehabis berkeliling mengajar. Tetapi juga kita bisa berpikir bahwa seakan Yesus tidak peduli dengan keadaan sekitar yakani para murid yang panik dan kewalahan mengendalikan perahu supaya tidak tenggelam. Pemikiran ini ada dalam diri para murid sehingga sebagai manusia biasa wajarlah para murid dalam situasi panic melihat Yesus enak-enak tidur seakan tidak peduli dengan mereka sehingga membangunkan Yesus dan seakan menegur Yesus berkata, “Guru,, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Yesus akhirnya bangun, menghardik ombak itu agar tenang dan akhirnya ombak itupun tenang. Sesudah ombak diredakan Yesus menegur para murid yang begitu takut. Kalau sekiranya Yesus tidak terlebih dahulu meredakan ombak, kata-kata ini tentu bisa membuat para murid heran dan mungkin geram, karena hal yang wajar para murid ketakutan karena perahu mereka hampir tenggelam dan Yesus enak-enak tidur , tidak peduli dengan situasi dan tidak mau membantu.
Yesus menegur mereka bukan terutama karena ketakutan mereka, bukan juga karena merasa diganggu alam tidur-NYa, tetapi ketidak percayaan mereka akan diri Yesus yang adalah Tuhan, yang berkuasa atas langit dan bumi ada bersama-sama mereka. Dari kata-kata mereka yang mengatakan,”Guru, apakah Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” terkandung makna bahwa mereka menganggap Yesus tidak peduli akan persoalan yang mereka hadapi. Lebih parah lagi mereka mengganggap bahwa Yesus akan ikut binasi oleh Karena ombak itu. Itu berarti bahwa mereka belum sungguh mengenal siapa Yesus yang ada bersama mereka, mereka menganggap bahwa Yesus hanya guru biasa yang hebat, luar biasa dalam pengajaran, bukan Tuhan. Ketidakpercayaan mereka inilah yang ditegur oleh Yesus.
Manakala hidup terasa aman, semua terasa lancar, kita pasti mampu dengan mudah mengatakan bahwa Yesus senantiasa beserta kita dan memberkati kita selalu. Tetapi manakala persoalan, penderitaan atau gelombang kehidupan mendatangi kita, iman yang semula kelihatan kuat bisa goyah dan dapat membuat kita jatuh pada suatu pemikiran bahwa Tuhan telah meninggalkan kita atau Tuhan tertidur dan tidak perduli dengan persoalan yang kita hadapi. Adapula yang pada akhirnya tidak lagi percaya akan kuasa Tuhan dalam hidupnya.
Namun lewat Injil hari ini, kepada kita diingatkan bahwa Tuhan Yesus tidak pernah jauh dari kita, tidak pernah meninggalkan kita dan bukan tidak peduli dengan persoalan yang kita hadapi dalam hidup ini. Tuhan senantiasa hadir dalam hidup kita, Dia ada dalam perahu kehidupan kita bersama-sama dengan kita. Kalaupun perahu kehidupan kita diterpa ombak kehidupan dan seakan Tuhan tidak membantu, bukan karena Tuhan tidak peduli atau tertidur, tetapi Tuhan mau melihat sedalam apa iman kita kepada-Nya. Ketika ombak kehidupan ini menerpa perahu kehidupan kita, kita tidak usah terlalu panik dan ketakutan, tetapi mari kita datang kepada Yesus untuk memohon kekuatan, memohon pertolongan. Dalam situasi demikian, tentu tidak tepat bila dalam doa kita katakana, “Tuhan, apakah Engkau tidak peduli akan persoalan yang sedang kuhadapi?” Tetapi katakanlah, “Tuhan, tolonglah kami yang lemah ini.” Dalam doa itu, kita mohon pertolongan dan sekaligus kita serahkan diri kita pada kuasa dan kasih-NYa. Semoga lewat bacaan Injil hari ini, iman kita semakin dikuatkan bahwa Yesus adalah Tuhan, Dia senantiasa hadir dalam perahu kehidupan kita. Amin.
Pada hari itu, waktu hari sudah petang, Yesus berkata kepada mereka: "Marilah kita bertolak ke seberang." Mereka meninggalkan orang banyak itu lalu bertolak dan membawa Yesus beserta dengan mereka dalam perahu di mana Yesus telah duduk dan perahu-perahu lain juga menyertai Dia. Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: "Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Ia pun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: "Diam! Tenanglah!" Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. Lalu Ia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya?" Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: "Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Bila seseorang tertidur di dalam Gereja saat ibadat, sering membela diri dengan mengatakan bahwa dia mau seperti Yesus yang tertidur di buritan kapal. Ada pula yang mengatakan bahwa Yesus sedang tertidur saat seseorang mengali persoalan hidup yang berat, sehingga perlu dibangunkan. Cerita tentang Yesus yang tidur diburitan kadang kala dijadikan suatu kelakar.
Dalam Injil hari ini diceritakan bahwa para murid naik perahu bertolak ke seberang dan Yesus ikut bersama mereka dalam perahu tersebut. Dalam perjalanan itu, gelombang besar menghantam perahu mereka sehingga air masuk ke perahu itu dan hamper memenuhinya. Para murid berusaha mengendalikan perahu tetapi Yesus tertidur di buritan. Dalam situasi demikian Yesus tidur dengan nyenyak mungkin karena lelah sehabis berkeliling mengajar. Tetapi juga kita bisa berpikir bahwa seakan Yesus tidak peduli dengan keadaan sekitar yakani para murid yang panik dan kewalahan mengendalikan perahu supaya tidak tenggelam. Pemikiran ini ada dalam diri para murid sehingga sebagai manusia biasa wajarlah para murid dalam situasi panic melihat Yesus enak-enak tidur seakan tidak peduli dengan mereka sehingga membangunkan Yesus dan seakan menegur Yesus berkata, “Guru,, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?" Yesus akhirnya bangun, menghardik ombak itu agar tenang dan akhirnya ombak itupun tenang. Sesudah ombak diredakan Yesus menegur para murid yang begitu takut. Kalau sekiranya Yesus tidak terlebih dahulu meredakan ombak, kata-kata ini tentu bisa membuat para murid heran dan mungkin geram, karena hal yang wajar para murid ketakutan karena perahu mereka hampir tenggelam dan Yesus enak-enak tidur , tidak peduli dengan situasi dan tidak mau membantu.
Yesus menegur mereka bukan terutama karena ketakutan mereka, bukan juga karena merasa diganggu alam tidur-NYa, tetapi ketidak percayaan mereka akan diri Yesus yang adalah Tuhan, yang berkuasa atas langit dan bumi ada bersama-sama mereka. Dari kata-kata mereka yang mengatakan,”Guru, apakah Engkau tidak peduli kalau kita binasa?” terkandung makna bahwa mereka menganggap Yesus tidak peduli akan persoalan yang mereka hadapi. Lebih parah lagi mereka mengganggap bahwa Yesus akan ikut binasi oleh Karena ombak itu. Itu berarti bahwa mereka belum sungguh mengenal siapa Yesus yang ada bersama mereka, mereka menganggap bahwa Yesus hanya guru biasa yang hebat, luar biasa dalam pengajaran, bukan Tuhan. Ketidakpercayaan mereka inilah yang ditegur oleh Yesus.
Manakala hidup terasa aman, semua terasa lancar, kita pasti mampu dengan mudah mengatakan bahwa Yesus senantiasa beserta kita dan memberkati kita selalu. Tetapi manakala persoalan, penderitaan atau gelombang kehidupan mendatangi kita, iman yang semula kelihatan kuat bisa goyah dan dapat membuat kita jatuh pada suatu pemikiran bahwa Tuhan telah meninggalkan kita atau Tuhan tertidur dan tidak perduli dengan persoalan yang kita hadapi. Adapula yang pada akhirnya tidak lagi percaya akan kuasa Tuhan dalam hidupnya.
Namun lewat Injil hari ini, kepada kita diingatkan bahwa Tuhan Yesus tidak pernah jauh dari kita, tidak pernah meninggalkan kita dan bukan tidak peduli dengan persoalan yang kita hadapi dalam hidup ini. Tuhan senantiasa hadir dalam hidup kita, Dia ada dalam perahu kehidupan kita bersama-sama dengan kita. Kalaupun perahu kehidupan kita diterpa ombak kehidupan dan seakan Tuhan tidak membantu, bukan karena Tuhan tidak peduli atau tertidur, tetapi Tuhan mau melihat sedalam apa iman kita kepada-Nya. Ketika ombak kehidupan ini menerpa perahu kehidupan kita, kita tidak usah terlalu panik dan ketakutan, tetapi mari kita datang kepada Yesus untuk memohon kekuatan, memohon pertolongan. Dalam situasi demikian, tentu tidak tepat bila dalam doa kita katakana, “Tuhan, apakah Engkau tidak peduli akan persoalan yang sedang kuhadapi?” Tetapi katakanlah, “Tuhan, tolonglah kami yang lemah ini.” Dalam doa itu, kita mohon pertolongan dan sekaligus kita serahkan diri kita pada kuasa dan kasih-NYa. Semoga lewat bacaan Injil hari ini, iman kita semakin dikuatkan bahwa Yesus adalah Tuhan, Dia senantiasa hadir dalam perahu kehidupan kita. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.