Renungan Hari Minggu Biasa III, 23 Januari 2011
Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia
(Yes 8:23b-9:3, Mzm 27:1,4,13-14, 1Kor 1:10-13,17, Mat 4:12-23)
Hari ke-6 Pekan Doa Sedunia
(Yes 8:23b-9:3, Mzm 27:1,4,13-14, 1Kor 1:10-13,17, Mat 4:12-23)
"Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!"
Bacaan Injil:
Tetapi waktu Yesus mendengar, bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea.
Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang." Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia. Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
“Andai ku jadi Gayus,” adalah judul lagu yang lagi popular saat ini. Lagu ini menjadi populer karena lirik lagunya merupakan ungkapan hati yang keluar dari pengalaman si pengarang dan penyanyi. Lagu tersebut menceritakan situasi saat ini. Banyak orang yang senang dengan lagu ini, karena merasa menyuarakan keprihatinan masyarakat atas kehidupan sekarang ini. Tetapi tidak sedikit orang yang tersinggung, tidak suka akan lagu ini, sehingga si pengarang lagu mendapat terror juga.
Kita juga tentu tahu bahwa baru-baru ini para tokoh agama berkumpul dan membicarakan persoalan yang terjadi saat ini di negeri kita. Para tokoh agama tersebut prihatin dengan situasi sekarang dalam negeri tercinta. Dari pertemuan tersebut lahirlah kesepakatan bersama dengan mengeluarkan keputusan bersama yang mengatakan ada 18 kebohongan public yang dibuat oleh pemerintah. Para tokoh agama menyampaikan langsung hasil kesepakatan itu kepada pemerintah. Pempinan negeri ini tersinggung dengan hasil pertemuan tersebut sehingga mengundang para tokoh agama untuk bertemu. Dari media juga kita ketahui bahwa para pejabat membuat pembelaan atas ‘tuduhan’ kebohongan itu, dan bahkan mengatakan bahwa para tokoh agama mengatakan sesuatu yang tidak riil dan konkrit.
Penyanyi dan para tokoh agama itu, tentu bukan untuk mencari popularitas di negeri ini. Mereka melakukannya karena menemukan dan melihat adanya kegelapan yang sedang meliputi kehidupan negeri ini. Kegelapan itu ditemukan dalam dunia hukum atau peradilan, dalam dunia para penguasa dan pemerintah dan masih banyak sisi gelap dalam kehidupan kita sekarang. Sehingga dapat dikatakan baik penyanyi lagu tersebut dan para tokoh agama berusaha membawa terang dalam kegelapan itu dan menyerukan pertobatan.
Dalam Injil hari ini diceritakan bahwa Yesus meninggalkan Nasaret dan berdiam di Kapernaum. Sebagaimana kita ketahui bahwa penduduk Nasaret dianggap sebagai penduduk yang percaya kepada Tuhan, kaum beragama dan taat beragama. Namun nyatanya justru mereka menangkap dan memenjarakan Yohanes pembaptis yang menyerukan pertobatan menyambut kedatangan Sang Mesias. Hal yang mungkin aneh bagi kita bahwa Yesus meninggalkan tempat itu, padahal Dia tahu bahwa penduduk negeri itu juga hidup dalam kegelapan. Yesus malah pergi ke tempat yang dikatakan sebagai tempat orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, penduduk yang tidak beragama. Apakah karena Yesus takut akan menerima nasib yang sama seperti Yohanes Pembandi? Tentu bukan karena takut akan menerima nasib yang sama seperti Yohanes Pembaptis. Yesus pergi ke Kapernaum karena memang Dia datang untuk membawa terang kepada dunia, kepada semua orang, bukan hanya kepada kelompok tertentu. Di negeri yang dikatakan penduduknya hidup dalam kegelapan itu, Yesus membawa terang dan mereka menerima kehadiran Sang Terang itu. Di situ Yesus menyerukan pertobatan karena kerajaan Sorga sudah dekat. Penduduk negeri itu mendengarkan seruan Yesus, ini bisa kita lihat dari kenyataan bahwa di negeri itulah Yesus memilih beberapa murid sebagaimana dikatakan dalam Injil hari ini.
Dari sini jelas kita ketahui bahwa sebenarnya di Nasaret Yesus juga hadir untuk membawa terang, namun kenyataannya mereka menolak kehadiran Sang Terang, mereka tidak mau bertobat, malah mereka menolak dan memenjarakan Yohanes yang memberitakan pertobatan untuk menyambut Sang Terang itu. Penduduk Nasaret merasa diri sebagai orang beriman, orang yang taat beragama dan merasa sebagai suku bangsa yang terberkati. Di dalam diri mereka ada kesombongan yang begitu besar, menganggap bahwa status itu merupakan jaminan untuk keselamatan kekal. Oleh karena itulah tidak ada pertoabtan dalam diri mereka. Kesombongan ini justru mereka tidak mau bertobat. Karena bagaimanapun, selama kesombongan itu melekat dalam diri mereka, mereka tidak akan pernah mau menerima kehadiran Sang Terang dan tidak akan pernah mau bertobat. Sedangkan penduduk di Galilea dengan penuh kerendahan hati mereka bertobat, menerima kehadiran Sang Terang.
Pertobatan merupakan kunci utama menerima kehadiran Yesus Sang Terang dalam kehidupan kita. Bertobat atau metanoia adalah suatu perubahan hidup dan perubahan sikap. Para penduduk Nasaret gagal menerima kehadiran Kerajaan Sorga karena mereka merasa status mereka sabagai bangsa beragama yang mengenal Tuhan, itulah yang menyelamatkan mereka. Bertobat dan menerima kehadiran Kerajaan Allah bukan soal status, bukan juga soal pengetahuan agama, bukan juga soal sudah beragama atau tidak tetapi keterbukaan menerima kehadiran Yesus Sang Terang sejati dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Yesus. Nyatanya banyak orang yang pintar dalam pengetahuan agama, banyak tahu ilmu ketuhanan dan sudah mengatakan diri sebagai orang beragama, nyatanya menolak Sang Terang, menolak kehadiran Kerajaan Sorga dalam diri Yesus Kristus. Oleh karena itu, Yesus menyerukan pertobatan bagi kita semua, yakni dengan mengubah pola dan sikap hidup kita, menjadi hidup yang sesuai dengan kehendak Yesus dan menyerahkan diri sepenuhnya pada kuasa dan kasih-Nya.
Seruan pertobatan ini kiranya sangat dibutuhkand alam kehidupan sekarang ini. Jujur kita katakan bahwa dalam kehidupan sekarang ini, banyak terdapat orang yang hidup dalam kegelapan dan bahkan dengan sengaja menghadirkan dunia gelap. Siapa yang berani membawa terang pertobatan dalam dunia yang diliputi kegelapan ini? Dua contoh di atas yang kami utarakan adalah usaha membawa terang itu. Namun tugas itu juga menjadi tugas kita semua yang percaya kepada Yesus. Yesus memilih para murid-Nya dan mengutus mereka untuk menjala manusia. Itu berarti, kita semua juga dipanggil dan diutus oleh Yesus untuk membawa terang dan menyerukan pertobatan itu dalam duni ini, dalam kehidupan ini, di manapun kita berada dan kapanpun. Semoga kita berani membawa terang pertobatan itu, sehingga layaklah kita mengharapkan hidup yang lebih baik. Amin.
Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yesaya: "Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang." Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat!" Dan ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat dua orang bersaudara, yaitu Simon yang disebut Petrus, dan Andreas, saudaranya. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. Yesus berkata kepada mereka: "Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia." Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia. Dan setelah Yesus pergi dari sana, dilihat-Nya pula dua orang bersaudara, yaitu Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, bersama ayah mereka, Zebedeus, sedang membereskan jala di dalam perahu. Yesus memanggil mereka dan mereka segera meninggalkan perahu serta ayahnya, lalu mengikuti Dia. Yesuspun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah-rumah ibadat dan memberitakan Injil Kerajaan Allah serta melenyapkan segala penyakit dan kelemahan di antara bangsa itu.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
“Andai ku jadi Gayus,” adalah judul lagu yang lagi popular saat ini. Lagu ini menjadi populer karena lirik lagunya merupakan ungkapan hati yang keluar dari pengalaman si pengarang dan penyanyi. Lagu tersebut menceritakan situasi saat ini. Banyak orang yang senang dengan lagu ini, karena merasa menyuarakan keprihatinan masyarakat atas kehidupan sekarang ini. Tetapi tidak sedikit orang yang tersinggung, tidak suka akan lagu ini, sehingga si pengarang lagu mendapat terror juga.
Kita juga tentu tahu bahwa baru-baru ini para tokoh agama berkumpul dan membicarakan persoalan yang terjadi saat ini di negeri kita. Para tokoh agama tersebut prihatin dengan situasi sekarang dalam negeri tercinta. Dari pertemuan tersebut lahirlah kesepakatan bersama dengan mengeluarkan keputusan bersama yang mengatakan ada 18 kebohongan public yang dibuat oleh pemerintah. Para tokoh agama menyampaikan langsung hasil kesepakatan itu kepada pemerintah. Pempinan negeri ini tersinggung dengan hasil pertemuan tersebut sehingga mengundang para tokoh agama untuk bertemu. Dari media juga kita ketahui bahwa para pejabat membuat pembelaan atas ‘tuduhan’ kebohongan itu, dan bahkan mengatakan bahwa para tokoh agama mengatakan sesuatu yang tidak riil dan konkrit.
Penyanyi dan para tokoh agama itu, tentu bukan untuk mencari popularitas di negeri ini. Mereka melakukannya karena menemukan dan melihat adanya kegelapan yang sedang meliputi kehidupan negeri ini. Kegelapan itu ditemukan dalam dunia hukum atau peradilan, dalam dunia para penguasa dan pemerintah dan masih banyak sisi gelap dalam kehidupan kita sekarang. Sehingga dapat dikatakan baik penyanyi lagu tersebut dan para tokoh agama berusaha membawa terang dalam kegelapan itu dan menyerukan pertobatan.
Dalam Injil hari ini diceritakan bahwa Yesus meninggalkan Nasaret dan berdiam di Kapernaum. Sebagaimana kita ketahui bahwa penduduk Nasaret dianggap sebagai penduduk yang percaya kepada Tuhan, kaum beragama dan taat beragama. Namun nyatanya justru mereka menangkap dan memenjarakan Yohanes pembaptis yang menyerukan pertobatan menyambut kedatangan Sang Mesias. Hal yang mungkin aneh bagi kita bahwa Yesus meninggalkan tempat itu, padahal Dia tahu bahwa penduduk negeri itu juga hidup dalam kegelapan. Yesus malah pergi ke tempat yang dikatakan sebagai tempat orang-orang yang tidak mengenal Tuhan, penduduk yang tidak beragama. Apakah karena Yesus takut akan menerima nasib yang sama seperti Yohanes Pembandi? Tentu bukan karena takut akan menerima nasib yang sama seperti Yohanes Pembaptis. Yesus pergi ke Kapernaum karena memang Dia datang untuk membawa terang kepada dunia, kepada semua orang, bukan hanya kepada kelompok tertentu. Di negeri yang dikatakan penduduknya hidup dalam kegelapan itu, Yesus membawa terang dan mereka menerima kehadiran Sang Terang itu. Di situ Yesus menyerukan pertobatan karena kerajaan Sorga sudah dekat. Penduduk negeri itu mendengarkan seruan Yesus, ini bisa kita lihat dari kenyataan bahwa di negeri itulah Yesus memilih beberapa murid sebagaimana dikatakan dalam Injil hari ini.
Dari sini jelas kita ketahui bahwa sebenarnya di Nasaret Yesus juga hadir untuk membawa terang, namun kenyataannya mereka menolak kehadiran Sang Terang, mereka tidak mau bertobat, malah mereka menolak dan memenjarakan Yohanes yang memberitakan pertobatan untuk menyambut Sang Terang itu. Penduduk Nasaret merasa diri sebagai orang beriman, orang yang taat beragama dan merasa sebagai suku bangsa yang terberkati. Di dalam diri mereka ada kesombongan yang begitu besar, menganggap bahwa status itu merupakan jaminan untuk keselamatan kekal. Oleh karena itulah tidak ada pertoabtan dalam diri mereka. Kesombongan ini justru mereka tidak mau bertobat. Karena bagaimanapun, selama kesombongan itu melekat dalam diri mereka, mereka tidak akan pernah mau menerima kehadiran Sang Terang dan tidak akan pernah mau bertobat. Sedangkan penduduk di Galilea dengan penuh kerendahan hati mereka bertobat, menerima kehadiran Sang Terang.
Pertobatan merupakan kunci utama menerima kehadiran Yesus Sang Terang dalam kehidupan kita. Bertobat atau metanoia adalah suatu perubahan hidup dan perubahan sikap. Para penduduk Nasaret gagal menerima kehadiran Kerajaan Sorga karena mereka merasa status mereka sabagai bangsa beragama yang mengenal Tuhan, itulah yang menyelamatkan mereka. Bertobat dan menerima kehadiran Kerajaan Allah bukan soal status, bukan juga soal pengetahuan agama, bukan juga soal sudah beragama atau tidak tetapi keterbukaan menerima kehadiran Yesus Sang Terang sejati dan menyerahkan diri sepenuhnya kepada Yesus. Nyatanya banyak orang yang pintar dalam pengetahuan agama, banyak tahu ilmu ketuhanan dan sudah mengatakan diri sebagai orang beragama, nyatanya menolak Sang Terang, menolak kehadiran Kerajaan Sorga dalam diri Yesus Kristus. Oleh karena itu, Yesus menyerukan pertobatan bagi kita semua, yakni dengan mengubah pola dan sikap hidup kita, menjadi hidup yang sesuai dengan kehendak Yesus dan menyerahkan diri sepenuhnya pada kuasa dan kasih-Nya.
Seruan pertobatan ini kiranya sangat dibutuhkand alam kehidupan sekarang ini. Jujur kita katakan bahwa dalam kehidupan sekarang ini, banyak terdapat orang yang hidup dalam kegelapan dan bahkan dengan sengaja menghadirkan dunia gelap. Siapa yang berani membawa terang pertobatan dalam dunia yang diliputi kegelapan ini? Dua contoh di atas yang kami utarakan adalah usaha membawa terang itu. Namun tugas itu juga menjadi tugas kita semua yang percaya kepada Yesus. Yesus memilih para murid-Nya dan mengutus mereka untuk menjala manusia. Itu berarti, kita semua juga dipanggil dan diutus oleh Yesus untuk membawa terang dan menyerukan pertobatan itu dalam duni ini, dalam kehidupan ini, di manapun kita berada dan kapanpun. Semoga kita berani membawa terang pertobatan itu, sehingga layaklah kita mengharapkan hidup yang lebih baik. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.