Renungan Harian : Jumat 21 Januari 2011
(Hari ke-4 Pekan Doa Sedunia)
Ibr 8:6-13, Mzm 85:8,10-11,13-14,Mrk 3:13-19
(Agnes)
(Hari ke-4 Pekan Doa Sedunia)
Ibr 8:6-13, Mzm 85:8,10-11,13-14,Mrk 3:13-19
(Agnes)
"Yesus menghendaki kita menjadi murid-murid-Nya dan mengutus kita mewartakan Injil."
BACAAN INJIL:
Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Ada banyak cara, alasan seseorang menjadi orang kristiani dan menjadi seorang katolik. Ada orang menjadi Kristen karena perkawinan, ada karena baptisan sejak kecil karena lahir dalam keluarga katolik, ada yang diajak orang lain, ada yang dibaptis dewasa karena alasan sendiri. Namun apapun alasan atau caranya, sebenarnya menjadi orang kristiani adalah rahmat panggilan Allah kepada kita semua. Sebenarnya kita menjadi kristiani karena Tuhan memanggil dan menghendaki kita mengikuti-Nya karena Dia merindukan kita beroleh kebahagiaan dan keselamatan kekal. Meskipun mungkin cara dan alasan kita bermacam-macam, itu semuanya cara yang dipakai Allah untuk memanggil kita pada keselamatan, Dia menghendaki kita menjadi murid-Nya dan masuk dalam keselamatan kekal.
Kalau ada orang yang mengatakan bahwa percaya atau beriman adalah suatu kebebasan dan pilihan hidup, hal ini sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Tuhan memberikan manusia kebebasan, tentu bukan dalam arti bahwa manusia bebas memilih sesuka hatinya. Kebebasan diberikan oleh Tuhan adalah kebebasan yang terarah kepada kebaikan sejati pada kebenaran mutlak. Yesus memanggil kita semua dalam segala kelebihandan kekurangan kita, dalam semua keberadaan kita. Kita mengiyakan panggilan Tuhan, sebenarnya bukanberarti sepenuhnya menjadi suatu pilihan kita bahwa kita bebas menjatuhkan pilihan ‘ya’ atau ‘tidak’ pada panggilan Tuhan. Tetapi sebenarnya kebebasan yang kita peroleh itulah yang mengarahkan kita kepada kebenaran sejati. Kebebasan itu berasal dari Tuhan sehingga pilihan untuk mengikuti Yesus, tetap merupakan rahmat dan anugerah Tuhan.
Dalam Injil hari ini, Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan Dia memilih 12 orang untuk menyertai-Nya dan juga diutus untuk memberitakan Injil. Dari yang dipilih oleh Yesus, memiliki profesi yang berbeda-beda, status hidup yang berbeda-beda. Dari ke 12 yang dipilih oleh Yesus, ternyata Yudas Iskariot akhirnya mengkhianati Yesus. Apakah Yesus salah pilih? Apakah Yesus tertipu dan sebelumnya tidak tahu bahwa Yudas Iskariot akan mengkhianati-Nya? Kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, kita yakin bahwa Dia tahu siapa yang Dia pilih dan kehendaki, Dia tahu bahwa Yudas punya kelemahan yakni gila uang atau harta dan kita yakin bahwa Dia juga tahu bahwa Yudas akan mengkhianati-Nya. Tetapi mengapa Yesus tetap memilih Yudas? Inilah misteri cintakasih Allah. Tuhan menghendaki semua manusia masuk dalam keselamatan kekal, Dia memanggil dan memberi kesempatan bagi semua untuk mengikuti-Nya dan masuk dalam keselamatan kita.
Demikian juga halnya dengan panggilan kita. Yesus memanggil kita semua dan menghendaki kita semua masuk dalam keselamatan kekal dan juga menghendaki agar kita juga menjadi utusan-Nya memberitakan Injil. Yesus menghendaki dan memilih kita semua tanpa melihat status dan kedudukan kita, bukan karena kelebihan kita, bukan karena kita layak, bukan karena kita sempurna dan bukan karena kita tidak punya kelemahan atau kekurangan. Yesus mengetahui siapa kita, mengetahui kelemahan dan kekurangan kita. Tetapi Dia tetap memilih dan menghendaki kita menjadi murid-Nya dan utusan-Nya mewartakan Kerajaan Allah. Semuanya adalah anugerah dan rahmat Allah bagi kita. Dia memberi kita peluang dan kesempatan yang indah itu.
Menyadari rahmat dan panggilan itu, tentu harus membuat kita juga sadar bahwa rahmat itu harus kita wartakan dengan menjalankan tugas perutusan mewartakan Injil. Yudas yang mengkhianat bukanlah kegagalan Yesus, tetapi kegagalan Yudas untuk mensyukuri rahmat dan anugerah panggilan dan perutusan Yesus. Dia merasa bahwa Yesus memilih dia karena keinginannya, karena dia layak. Dia gagal karena dia kurang menyadari maksud panggilan Tuhan, yakni untuk menyertai Yesus (hidup senantiasa bersama Yesus) dan diutus untuk mewartakan Injil. Semoga kita yang sudah dipanggil dan dikehendaki oleh Yesus menjadi pengikut-Nya, untuk masuk dalam keselamatan kekal, tidak gagal seperti Yudas. Oleh karena itu, mari kita senantiasa menyadari bahwa menjadi Kristen adalah rahmat dan panggilan Tuhan untuk mengikuti-Nya dan mewartakan Injil. Untuk itu mari kita senantiasa mengarahkan hidup kita untuk selalu mengikuti-Nya dan pada pewartaan injil Tuhan. Semuanya itu akan membantu kita terhindar dari godaan dunia, godaan harta, dan godaan lain yang membuat kita gagal seperti Yudas Iskariot. Semoga.
Kemudian naiklah Yesus ke atas bukit. Ia memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan merekapun datang kepada-Nya. Ia menetapkan dua belas orang untuk menyertai Dia dan untuk diutus-Nya memberitakan Injil dan diberi-Nya kuasa untuk mengusir setan. Kedua belas orang yang ditetapkan-Nya itu ialah: Simon, yang diberi-Nya nama Petrus, Yakobus anak Zebedeus, dan Yohanes saudara Yakobus, yang keduanya diberi-Nya nama Boanerges, yang berarti anak-anak guruh, selanjutnya Andreas, Filipus, Bartolomeus, Matius, Tomas, Yakobus anak Alfeus, Tadeus, Simon orang Zelot, dan Yudas Iskariot, yang mengkhianati Dia.
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Ada banyak cara, alasan seseorang menjadi orang kristiani dan menjadi seorang katolik. Ada orang menjadi Kristen karena perkawinan, ada karena baptisan sejak kecil karena lahir dalam keluarga katolik, ada yang diajak orang lain, ada yang dibaptis dewasa karena alasan sendiri. Namun apapun alasan atau caranya, sebenarnya menjadi orang kristiani adalah rahmat panggilan Allah kepada kita semua. Sebenarnya kita menjadi kristiani karena Tuhan memanggil dan menghendaki kita mengikuti-Nya karena Dia merindukan kita beroleh kebahagiaan dan keselamatan kekal. Meskipun mungkin cara dan alasan kita bermacam-macam, itu semuanya cara yang dipakai Allah untuk memanggil kita pada keselamatan, Dia menghendaki kita menjadi murid-Nya dan masuk dalam keselamatan kekal.
Kalau ada orang yang mengatakan bahwa percaya atau beriman adalah suatu kebebasan dan pilihan hidup, hal ini sebenarnya tidak sepenuhnya benar. Tuhan memberikan manusia kebebasan, tentu bukan dalam arti bahwa manusia bebas memilih sesuka hatinya. Kebebasan diberikan oleh Tuhan adalah kebebasan yang terarah kepada kebaikan sejati pada kebenaran mutlak. Yesus memanggil kita semua dalam segala kelebihandan kekurangan kita, dalam semua keberadaan kita. Kita mengiyakan panggilan Tuhan, sebenarnya bukanberarti sepenuhnya menjadi suatu pilihan kita bahwa kita bebas menjatuhkan pilihan ‘ya’ atau ‘tidak’ pada panggilan Tuhan. Tetapi sebenarnya kebebasan yang kita peroleh itulah yang mengarahkan kita kepada kebenaran sejati. Kebebasan itu berasal dari Tuhan sehingga pilihan untuk mengikuti Yesus, tetap merupakan rahmat dan anugerah Tuhan.
Dalam Injil hari ini, Yesus memanggil orang-orang yang dikehendaki-Nya dan Dia memilih 12 orang untuk menyertai-Nya dan juga diutus untuk memberitakan Injil. Dari yang dipilih oleh Yesus, memiliki profesi yang berbeda-beda, status hidup yang berbeda-beda. Dari ke 12 yang dipilih oleh Yesus, ternyata Yudas Iskariot akhirnya mengkhianati Yesus. Apakah Yesus salah pilih? Apakah Yesus tertipu dan sebelumnya tidak tahu bahwa Yudas Iskariot akan mengkhianati-Nya? Kita percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, kita yakin bahwa Dia tahu siapa yang Dia pilih dan kehendaki, Dia tahu bahwa Yudas punya kelemahan yakni gila uang atau harta dan kita yakin bahwa Dia juga tahu bahwa Yudas akan mengkhianati-Nya. Tetapi mengapa Yesus tetap memilih Yudas? Inilah misteri cintakasih Allah. Tuhan menghendaki semua manusia masuk dalam keselamatan kekal, Dia memanggil dan memberi kesempatan bagi semua untuk mengikuti-Nya dan masuk dalam keselamatan kita.
Demikian juga halnya dengan panggilan kita. Yesus memanggil kita semua dan menghendaki kita semua masuk dalam keselamatan kekal dan juga menghendaki agar kita juga menjadi utusan-Nya memberitakan Injil. Yesus menghendaki dan memilih kita semua tanpa melihat status dan kedudukan kita, bukan karena kelebihan kita, bukan karena kita layak, bukan karena kita sempurna dan bukan karena kita tidak punya kelemahan atau kekurangan. Yesus mengetahui siapa kita, mengetahui kelemahan dan kekurangan kita. Tetapi Dia tetap memilih dan menghendaki kita menjadi murid-Nya dan utusan-Nya mewartakan Kerajaan Allah. Semuanya adalah anugerah dan rahmat Allah bagi kita. Dia memberi kita peluang dan kesempatan yang indah itu.
Menyadari rahmat dan panggilan itu, tentu harus membuat kita juga sadar bahwa rahmat itu harus kita wartakan dengan menjalankan tugas perutusan mewartakan Injil. Yudas yang mengkhianat bukanlah kegagalan Yesus, tetapi kegagalan Yudas untuk mensyukuri rahmat dan anugerah panggilan dan perutusan Yesus. Dia merasa bahwa Yesus memilih dia karena keinginannya, karena dia layak. Dia gagal karena dia kurang menyadari maksud panggilan Tuhan, yakni untuk menyertai Yesus (hidup senantiasa bersama Yesus) dan diutus untuk mewartakan Injil. Semoga kita yang sudah dipanggil dan dikehendaki oleh Yesus menjadi pengikut-Nya, untuk masuk dalam keselamatan kekal, tidak gagal seperti Yudas. Oleh karena itu, mari kita senantiasa menyadari bahwa menjadi Kristen adalah rahmat dan panggilan Tuhan untuk mengikuti-Nya dan mewartakan Injil. Untuk itu mari kita senantiasa mengarahkan hidup kita untuk selalu mengikuti-Nya dan pada pewartaan injil Tuhan. Semuanya itu akan membantu kita terhindar dari godaan dunia, godaan harta, dan godaan lain yang membuat kita gagal seperti Yudas Iskariot. Semoga.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.