Renungan Hari Biasa : 17 Januari 2011
Ibr 5:1-10, Mzm 110:1,2,3,4, Mrk 2:18-22
(Antonius)
Ibr 5:1-10, Mzm 110:1,2,3,4, Mrk 2:18-22
(Antonius)
"Anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
BACAAN INJIL:
"Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Bukan suatu hal yang baru bahwa banyak umat Katolik yang bukan dibaptis dalamGereja Katolik sejak mereka bayi, tetapi sebelumnya mereka berasal dari Gereja Kristen Protestan. Mereka menjadi katolik mungkin karena karena percaya akan kebenaran iman kristiani dalam Gereja Katolik, tetapi ada pula yang hanya karena perkawinan atau karena sesuatu hal. Sebelum mereka diterima resmi menjadi katolik, ada yang persiapannya lama dan ada pula yang persiapannya singkat. Orang yang menjadi katolik karena perkawinan dengan pasangan yang katolik atau alasan tertentu, seringkali mereka membawa kebiasaan-kebiasaan mereka ketika berada dalam Gereja Protestan. Mereka mencoba mempelajari, mendalami dan mnghayati iman kristiani dalam Gereja Katolik, tetapi masih membawa kebiasaan-kebiasaan dalam Gereja Protestan. Akibat yang sering terjadi dari sikap yang demikian, iman katolik yang mereka dapatkan bukan membawa mereka pada hidup baru dalam Gereja Katoli, tetapi kerap menjadi ‘pembawa’ permasalahan dalam tubuh Gereja Katolik. Iman Katolik yang mereka dapatkan seringkali dianggap sangat memberatkan, seringkali dianggap bukannya membawa mereka apda persatuan dengan Allah, tetapi menyulitkan. Akibatnya kehadiran mereka yang demikian sering justru menjadi ‘merusak’ dalam tubuh Gereja. Demikian juga halnya, kerap orang yang sudah dibaptis, tidak hidup dalam hidup baru, tetapi hidup dalam hidupnya yang lama sebelum bersatu dengan Yesus.
Dalam Injil hari ini, penginjil berbicara tentang puasa yang mejadi suatu jalan menuju pada persatuan dengan Allah. Berpuasa tentu bukan hanya sekedar mengurangi makan atau minum. Berpuasa juga tentu bukan karena tidak adan yang mau dimakan atau diminum. Ada juga yang melakukan puasa hanya demi menjaga kesehatan atau dalam program diet, pelangsingan tubuh. Tentu puasa yang dimaksud bukan untuk seperti yang kami sebutkan di atas. Puasa yang kita laksanakan dalam iman adalah suatu upaya untuk mengekang diri dari keingingan-keinginan badan yang tidak teratur. Dalam puasa kita berusaha mengendalikan hawa nafsu, keegoisan, kesenangan-kesenangan diri sehingga kita mengarahkan hidup kita pada hidup yang lebih baik. Tentu dalam puasa yang dilandasi oleh iman, juga tidak hanya sekedar hanya untuk mengendalikan diri dari keinginan-keinginan tidak teratur, tetapi mengarahkan seluruh hidup pada persatuan dengan Allah. Orang yang sungguh bersatu dengan Allah, tentu hidupnya sudah terlepas dari keinginan keinginan badan yang tidak teratur, dia hidup semata-mata melakukan kehendak Allah, seseorang itu tidak lagi dikuasai oleh hawa nafsu badan, nafsu duniawi, atau perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Sehingga dengan demikian, orang yang sungguh bersatu dengan Tuhan, dia tidak lagi membutuhkan puasa. Inilah yang dimaksud oleh Yesus ketika orang-orang bertanya kepada Yesus , "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Para murid tidak lagi membutuhkan puasa karena mereka sudah bersatu dengan Yesus Tuhan yang hidup bersama dengan mereka.
Namun kenyataannya, kita yang sudah bersatu dengan Yesus lewat iman dan baptisan yang telah kita terima, seringkali tidak kita hayati dengan sungguh-sungguh. Kita yang sudah dibaptis, sebenarnya sudah bersatu dengan Yesus Tuhan. Namun persatuan ini masih kurang kita hayati dengan sungguh-sungguh, kita masih hidup dalam manusia lama kita sebelum bersatu dengan Yesus Kristus, kita masih hidup dalam kelemehan manusiawi kita, dalam kekurangan dan kedosaan kita. Padahal seharusnya, iman akan Kristus hendaknya kita hayati dalam hidup yang baru dalam Yesus. Tetapi hal itu belum bisa kita lakukan. Oleh karena itulah, kita masih membutuhkan puasa dalam hidup kita. Sehingga puasa dalam hidup kita, bukan hanya pada waktu-waktu tertentu misalnya bukan hanya saat prapaskah atau Adven, tetapi sepanjang hidup kita, agar kita senantiasa semakin bersatu dengan Yesus Tuhan kita. Semoga hari demi hari, kita berusaha menghayati iman kita dalam hidup yang baru bersama dan dalam Yesus Kristus. Amin.
"Pada suatu kali ketika murid-murid Yohanes dan orang-orang Farisi sedang berpuasa, datanglah orang-orang dan mengatakan kepada Yesus: "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Jawab Yesus kepada mereka: "Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berpuasa sedang mempelai itu bersama mereka? Selama mempelai itu bersama mereka, mereka tidak dapat berpuasa. Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka, dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa. Tidak seorang pun menambalkan secarik kain yang belum susut pada baju yang tua, karena jika demikian kain penambal itu akan mencabiknya, yang baru mencabik yang tua, lalu makin besarlah koyaknya. Demikian juga tidak seorang pun mengisikan anggur yang baru ke dalam kantong kulit yang tua, karena jika demikian anggur itu akan mengoyakkan kantong itu, sehingga anggur itu dan kantongnya dua-duanya terbuang. Tetapi anggur yang baru hendaknya disimpan dalam kantong yang baru pula."
Demikianlah Injil Tuhan bagi kita hari ini.
RENUNGAN:
Bukan suatu hal yang baru bahwa banyak umat Katolik yang bukan dibaptis dalamGereja Katolik sejak mereka bayi, tetapi sebelumnya mereka berasal dari Gereja Kristen Protestan. Mereka menjadi katolik mungkin karena karena percaya akan kebenaran iman kristiani dalam Gereja Katolik, tetapi ada pula yang hanya karena perkawinan atau karena sesuatu hal. Sebelum mereka diterima resmi menjadi katolik, ada yang persiapannya lama dan ada pula yang persiapannya singkat. Orang yang menjadi katolik karena perkawinan dengan pasangan yang katolik atau alasan tertentu, seringkali mereka membawa kebiasaan-kebiasaan mereka ketika berada dalam Gereja Protestan. Mereka mencoba mempelajari, mendalami dan mnghayati iman kristiani dalam Gereja Katolik, tetapi masih membawa kebiasaan-kebiasaan dalam Gereja Protestan. Akibat yang sering terjadi dari sikap yang demikian, iman katolik yang mereka dapatkan bukan membawa mereka pada hidup baru dalam Gereja Katoli, tetapi kerap menjadi ‘pembawa’ permasalahan dalam tubuh Gereja Katolik. Iman Katolik yang mereka dapatkan seringkali dianggap sangat memberatkan, seringkali dianggap bukannya membawa mereka apda persatuan dengan Allah, tetapi menyulitkan. Akibatnya kehadiran mereka yang demikian sering justru menjadi ‘merusak’ dalam tubuh Gereja. Demikian juga halnya, kerap orang yang sudah dibaptis, tidak hidup dalam hidup baru, tetapi hidup dalam hidupnya yang lama sebelum bersatu dengan Yesus.
Dalam Injil hari ini, penginjil berbicara tentang puasa yang mejadi suatu jalan menuju pada persatuan dengan Allah. Berpuasa tentu bukan hanya sekedar mengurangi makan atau minum. Berpuasa juga tentu bukan karena tidak adan yang mau dimakan atau diminum. Ada juga yang melakukan puasa hanya demi menjaga kesehatan atau dalam program diet, pelangsingan tubuh. Tentu puasa yang dimaksud bukan untuk seperti yang kami sebutkan di atas. Puasa yang kita laksanakan dalam iman adalah suatu upaya untuk mengekang diri dari keingingan-keinginan badan yang tidak teratur. Dalam puasa kita berusaha mengendalikan hawa nafsu, keegoisan, kesenangan-kesenangan diri sehingga kita mengarahkan hidup kita pada hidup yang lebih baik. Tentu dalam puasa yang dilandasi oleh iman, juga tidak hanya sekedar hanya untuk mengendalikan diri dari keinginan-keinginan tidak teratur, tetapi mengarahkan seluruh hidup pada persatuan dengan Allah. Orang yang sungguh bersatu dengan Allah, tentu hidupnya sudah terlepas dari keinginan keinginan badan yang tidak teratur, dia hidup semata-mata melakukan kehendak Allah, seseorang itu tidak lagi dikuasai oleh hawa nafsu badan, nafsu duniawi, atau perbuatan-perbuatan yang bertentangan dengan kehendak Tuhan. Sehingga dengan demikian, orang yang sungguh bersatu dengan Tuhan, dia tidak lagi membutuhkan puasa. Inilah yang dimaksud oleh Yesus ketika orang-orang bertanya kepada Yesus , "Mengapa murid-murid Yohanes dan murid-murid orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?" Para murid tidak lagi membutuhkan puasa karena mereka sudah bersatu dengan Yesus Tuhan yang hidup bersama dengan mereka.
Namun kenyataannya, kita yang sudah bersatu dengan Yesus lewat iman dan baptisan yang telah kita terima, seringkali tidak kita hayati dengan sungguh-sungguh. Kita yang sudah dibaptis, sebenarnya sudah bersatu dengan Yesus Tuhan. Namun persatuan ini masih kurang kita hayati dengan sungguh-sungguh, kita masih hidup dalam manusia lama kita sebelum bersatu dengan Yesus Kristus, kita masih hidup dalam kelemehan manusiawi kita, dalam kekurangan dan kedosaan kita. Padahal seharusnya, iman akan Kristus hendaknya kita hayati dalam hidup yang baru dalam Yesus. Tetapi hal itu belum bisa kita lakukan. Oleh karena itulah, kita masih membutuhkan puasa dalam hidup kita. Sehingga puasa dalam hidup kita, bukan hanya pada waktu-waktu tertentu misalnya bukan hanya saat prapaskah atau Adven, tetapi sepanjang hidup kita, agar kita senantiasa semakin bersatu dengan Yesus Tuhan kita. Semoga hari demi hari, kita berusaha menghayati iman kita dalam hidup yang baru bersama dan dalam Yesus Kristus. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.