Renungan : Senin 6 Desember 2010
Yes 35:1-10, Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14, Luk 5:17-26
(St. Nikolaus)
Yes 35:1-10, Mzm 85:9ab-10,11-12,13-14, Luk 5:17-26
(St. Nikolaus)
"Iman kepada Yesuslah yang menyelamatkan kita. Iman kitapun hendaknya membawa keselamatan kepada sesama."
PEMBACAAN INJIL:
Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni." Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?:"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."
PERMENUNGAN:
Pernah saat pelayanan Misa di Penjara Sidikalang, ada beberapa narapidana yang bertanya, “Pastor, apakah Tuhan masih mau menerima dan mengampuni dosa kami?” Ini tentu suatu pertanyaan yang mengandung suatu kesdaran diri bawa dirinya telah berdosa dan merasa bahwa Tuhan tidak mau lagi mengampuninya karena manusia saja tidak lagi mau mengampuni mereka.
Pertobatan dan pengampunan dari Tuhan yang menjadi tema dari masa Adven kita ini, ini yang kita coba renungkan dalam Injil hari ini. Sungguh indah hal ini digambarkan dalam Injil hai ini. Beberapa orang yang percaya kepada Yesus dan yakin bahwa Yesus mampu menyembuhkan membawa orang lumpuh kepada Yesus untuk disembuhkan. Namun mereka menemui jalan buntu untuk membawanya kepada Yesus karena banyaknya orang yang berkerumun mendengarkan pengajaran Yesus sehingga mereka tidak dapat masuk. Aneh memang, bahwa yang mereka bawa adalah orang sakit, yang butuh pertolongan dan penyembuhan dari Yesus, tetapi orang-orang yang berkerumun itu tidak mengerti akan hal ini dan tidak memberi jalan agar orang lumpuh itu bisa dibawa ke hadapan Yesus. Padahal biasanya bila kita sedang berada di jalan raya dan ada mobil Ambulanse dengan membunyikan sirene yang membawa orang sakit, kita biasanya berusaha untuk minggir dan memberi jalan agar mobil Ambulanse itu tiba lebih dahulu. Namun dalam Injil hari ini, tidak demikian. Tetapi iman orang-orang yang mau membantu orang lumpuh itu tidak kehabisan akal, mereka memanjat atap dan membobol atap rumah tempat Yesus sedang mengajar dan menurunkan orang sakit itu ke bawah tepat di hadapan Yesus. Orang yang berkumpul pada saat itu, tentu merasa jengkel tetapi Yesus memuji iman mereka, yakni iman yang membawa orang sakit itu dan tentu juga si sakit. Orang yang membawa orang sakit itu percaya bahwa Yesus mampu menyembuhkan dan percaya Yesus tidak akan marah dengan sikap mereka yang mengganggu suasana mengajar Yesus, percaya bahwa Yesus akan menerima dan menyembuhkan orang lumpuh itu. Iman mereka sungguh kreativ dalam membantu orang lain untuk dapat bertemu dengan Yesus dan untuk merasakan kasih dari Yesus. Si sakit tentu juga beriman, karena dia mau di bawa ke hadapan Yesus untuk disembuhkan. Jadi jelas, Yesus memuji iman orang membawa orang lumpuh dan si lumpuh itu.
Apa yang mereka yakini memang benar, bahwa Yesus tidak hanya memuji iman mereka, tetapi juga menyembuhkan si lumpuh. Si lumpuh akhirnya sembuh, dia bisa berjalan kembali ke rumahnya. Bahkan dia tidak hanya bisa berjalan, tetapi malah disuruh oleh Yesus untuk mengangkat tempat tidurnya dan kembali ke rumah atau ke kehidupannya sehari-hari.
Apa yang dapat kita renungkan dari Injil hari ini?
Jelas bahwa inti dari bacaan ini adalah soal iman. Iman itu hendaknya juga menyelamatkan orang lain. Kitapun tentu percaya kepada Yesus yang mahakuasa dan mahakasih dan berusaha untuk bertemu denggan dia. Namun seringkali untuk menghayati iman kita, kita menghadapi kendala, entah itu dari orang lain yang tidak ‘suka’ dengan Yesus maupun dari sesama kita yang mengatakan dirinya beriman tetapi tidak peduli dengan orang lain. Olehkarena itu, belajar dari injil hari ini, kita hendaknya selalu kreatif dalam beriman, berusaha mencari bagaimana cara agar kita dapat menghayati iman kita kepada Yesus, bukan langsung menyerah ketika ada tantangan untuk beriman.
Namun jelas harus kita ketahui bahwa iman kita itu juga harus berbuah. Iman itu tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga berusaha membantu orang lain untuk bertemu dengan Yesus. Banyak orang mengatakan diri beriman, tetapi tidak peduli dengan orang lain. Kita sering menganggap iman itu hanya untuk diri sendiri, cukup hanya dengan rajin ke Gereja untuk berdoa, mengikuti ibadah di Gereja, tetapi tidak peduli dengan orang lain. Misalnya saja, begitu banyak orang yang ramai-ramai beribadah di Gereja, tetapi tidak ada relasi interpersonal, tidak saling mengenal, dan tidak saling peduli dengan sesama di sampingnya, sehingga sehabis dari Gereja, mereka langsung pulang ke rumah. Demikian juga di luar kegiatan Gereja, orang tidak peduli dengan sesamanya terutama orang yang sakit dan menderita, dan juga tidak perduli dengan lingkungannya, yakni tidak mau bergabung dengan lingkungannya. Mereka yang demikian layaknya seperti orang-orang berkerumun mendengarkan pengajaran Yesus, tetapi tidak peduli dan tidak memberi jalan bagi orang lumpuh yang dibawa masuk untuk bertemu dengan Yesus. Kita hendaknya bukan menjadi bagian dari mereka, tetapi hendaknya seperti orang-orang yang berusaha membawa orang lumpuh itu untuk bertemu dengan Yesus untuk disembuhkan.
Di sekitar kita, pasti banyak orang sakit, orang menderita, orang yang merasa tersingkir dan juga orang yang merindukan pertemuan dengan Yesus tetapi mereka mengalami hambatan. Nah, kitalah yang seharusnya membantu mereka semua. Iman kita hendaknya kreatif untuk membantu mereka untuk bertemu dengan Yesus dan merasakan jamahan kasih dan penyembuhan dari Yesus. Iman kita hendaknya juga menyelamatkan orang lain.
Kita juga mungkin seperti orang lumpuh itu yang membutuhkan jamahan kasih dan penyembuhan dari Yesus. Mungkin secara fisik kita tidak lumpuh, tetapi secara iman kita lumpuh, karena kita tidak percaya lagi kepada Yesus dan kita tidak berbuat apa-apa atau iman kita tidak bergerak dan tidak berbuah. Kita sering puas hanya dengan mengatakan sudah percaya kepada Yesus, sudah dibaptis dan rajin ke Gereja. Iman kita tidak menggerakkan kita untuk mewujudkannya dalam hidup sehari-hari dan tidak menghasilkan buah pertobatan serta berusaha membawa orang lain kepada Yesus. Sudah banyak kotbah atau nasihat yang kita dengar, yang mengajak kita untuk menghayati dan mempraktekkan iman kita, tetapi kita tetap saja tidak mau disembuhkan, sehingga kita tetap lumpuh dan berdiam dalam kelumpuhan Dengarkanlah kata-kata Yesus hari ini, yakni bahwa iman itu menyelamatkan kita dan Yesus akan menerima dan mengampuni kita. Bahkan Yesus tidak hanya sekedar memberi pengampunan, tetapi Dia akan menganugerahkan rahmat-Nya sehingga kita mampu berjalan kembali ke kehidupan kita, meninggalkan kelumpuhan iman kita. Oleh karena itu, mari kita datang kepada Yesus dan mohon penyembuhan dari pada-Nya. Amin.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Apakah selama ini, iman Anda sudah menggerakkan Anda untuk membawa orang lain bertemu dengan Yesus?
2. Berusahalah agar iman Anda menggerakkan Anda untuk menyapa, memperhatikan dan membantu orang-orang yang sakit.
3. Bertobatlah, karena Tuhan pasti akan mengampuni.
Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan dari Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat iman mereka, berkatalah Ia: "Hai saudara, dosamu sudah diampuni." Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya: "Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah sendiri?" Akan tetapi Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka: "Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah lebih mudah, mengatakan: Dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu, bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa" ?berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu?:"Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!" Dan seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya: "Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan."
PERMENUNGAN:
Pernah saat pelayanan Misa di Penjara Sidikalang, ada beberapa narapidana yang bertanya, “Pastor, apakah Tuhan masih mau menerima dan mengampuni dosa kami?” Ini tentu suatu pertanyaan yang mengandung suatu kesdaran diri bawa dirinya telah berdosa dan merasa bahwa Tuhan tidak mau lagi mengampuninya karena manusia saja tidak lagi mau mengampuni mereka.
Pertobatan dan pengampunan dari Tuhan yang menjadi tema dari masa Adven kita ini, ini yang kita coba renungkan dalam Injil hari ini. Sungguh indah hal ini digambarkan dalam Injil hai ini. Beberapa orang yang percaya kepada Yesus dan yakin bahwa Yesus mampu menyembuhkan membawa orang lumpuh kepada Yesus untuk disembuhkan. Namun mereka menemui jalan buntu untuk membawanya kepada Yesus karena banyaknya orang yang berkerumun mendengarkan pengajaran Yesus sehingga mereka tidak dapat masuk. Aneh memang, bahwa yang mereka bawa adalah orang sakit, yang butuh pertolongan dan penyembuhan dari Yesus, tetapi orang-orang yang berkerumun itu tidak mengerti akan hal ini dan tidak memberi jalan agar orang lumpuh itu bisa dibawa ke hadapan Yesus. Padahal biasanya bila kita sedang berada di jalan raya dan ada mobil Ambulanse dengan membunyikan sirene yang membawa orang sakit, kita biasanya berusaha untuk minggir dan memberi jalan agar mobil Ambulanse itu tiba lebih dahulu. Namun dalam Injil hari ini, tidak demikian. Tetapi iman orang-orang yang mau membantu orang lumpuh itu tidak kehabisan akal, mereka memanjat atap dan membobol atap rumah tempat Yesus sedang mengajar dan menurunkan orang sakit itu ke bawah tepat di hadapan Yesus. Orang yang berkumpul pada saat itu, tentu merasa jengkel tetapi Yesus memuji iman mereka, yakni iman yang membawa orang sakit itu dan tentu juga si sakit. Orang yang membawa orang sakit itu percaya bahwa Yesus mampu menyembuhkan dan percaya Yesus tidak akan marah dengan sikap mereka yang mengganggu suasana mengajar Yesus, percaya bahwa Yesus akan menerima dan menyembuhkan orang lumpuh itu. Iman mereka sungguh kreativ dalam membantu orang lain untuk dapat bertemu dengan Yesus dan untuk merasakan kasih dari Yesus. Si sakit tentu juga beriman, karena dia mau di bawa ke hadapan Yesus untuk disembuhkan. Jadi jelas, Yesus memuji iman orang membawa orang lumpuh dan si lumpuh itu.
Apa yang mereka yakini memang benar, bahwa Yesus tidak hanya memuji iman mereka, tetapi juga menyembuhkan si lumpuh. Si lumpuh akhirnya sembuh, dia bisa berjalan kembali ke rumahnya. Bahkan dia tidak hanya bisa berjalan, tetapi malah disuruh oleh Yesus untuk mengangkat tempat tidurnya dan kembali ke rumah atau ke kehidupannya sehari-hari.
Apa yang dapat kita renungkan dari Injil hari ini?
Jelas bahwa inti dari bacaan ini adalah soal iman. Iman itu hendaknya juga menyelamatkan orang lain. Kitapun tentu percaya kepada Yesus yang mahakuasa dan mahakasih dan berusaha untuk bertemu denggan dia. Namun seringkali untuk menghayati iman kita, kita menghadapi kendala, entah itu dari orang lain yang tidak ‘suka’ dengan Yesus maupun dari sesama kita yang mengatakan dirinya beriman tetapi tidak peduli dengan orang lain. Olehkarena itu, belajar dari injil hari ini, kita hendaknya selalu kreatif dalam beriman, berusaha mencari bagaimana cara agar kita dapat menghayati iman kita kepada Yesus, bukan langsung menyerah ketika ada tantangan untuk beriman.
Namun jelas harus kita ketahui bahwa iman kita itu juga harus berbuah. Iman itu tidak hanya untuk diri sendiri, tetapi juga berusaha membantu orang lain untuk bertemu dengan Yesus. Banyak orang mengatakan diri beriman, tetapi tidak peduli dengan orang lain. Kita sering menganggap iman itu hanya untuk diri sendiri, cukup hanya dengan rajin ke Gereja untuk berdoa, mengikuti ibadah di Gereja, tetapi tidak peduli dengan orang lain. Misalnya saja, begitu banyak orang yang ramai-ramai beribadah di Gereja, tetapi tidak ada relasi interpersonal, tidak saling mengenal, dan tidak saling peduli dengan sesama di sampingnya, sehingga sehabis dari Gereja, mereka langsung pulang ke rumah. Demikian juga di luar kegiatan Gereja, orang tidak peduli dengan sesamanya terutama orang yang sakit dan menderita, dan juga tidak perduli dengan lingkungannya, yakni tidak mau bergabung dengan lingkungannya. Mereka yang demikian layaknya seperti orang-orang berkerumun mendengarkan pengajaran Yesus, tetapi tidak peduli dan tidak memberi jalan bagi orang lumpuh yang dibawa masuk untuk bertemu dengan Yesus. Kita hendaknya bukan menjadi bagian dari mereka, tetapi hendaknya seperti orang-orang yang berusaha membawa orang lumpuh itu untuk bertemu dengan Yesus untuk disembuhkan.
Di sekitar kita, pasti banyak orang sakit, orang menderita, orang yang merasa tersingkir dan juga orang yang merindukan pertemuan dengan Yesus tetapi mereka mengalami hambatan. Nah, kitalah yang seharusnya membantu mereka semua. Iman kita hendaknya kreatif untuk membantu mereka untuk bertemu dengan Yesus dan merasakan jamahan kasih dan penyembuhan dari Yesus. Iman kita hendaknya juga menyelamatkan orang lain.
Kita juga mungkin seperti orang lumpuh itu yang membutuhkan jamahan kasih dan penyembuhan dari Yesus. Mungkin secara fisik kita tidak lumpuh, tetapi secara iman kita lumpuh, karena kita tidak percaya lagi kepada Yesus dan kita tidak berbuat apa-apa atau iman kita tidak bergerak dan tidak berbuah. Kita sering puas hanya dengan mengatakan sudah percaya kepada Yesus, sudah dibaptis dan rajin ke Gereja. Iman kita tidak menggerakkan kita untuk mewujudkannya dalam hidup sehari-hari dan tidak menghasilkan buah pertobatan serta berusaha membawa orang lain kepada Yesus. Sudah banyak kotbah atau nasihat yang kita dengar, yang mengajak kita untuk menghayati dan mempraktekkan iman kita, tetapi kita tetap saja tidak mau disembuhkan, sehingga kita tetap lumpuh dan berdiam dalam kelumpuhan Dengarkanlah kata-kata Yesus hari ini, yakni bahwa iman itu menyelamatkan kita dan Yesus akan menerima dan mengampuni kita. Bahkan Yesus tidak hanya sekedar memberi pengampunan, tetapi Dia akan menganugerahkan rahmat-Nya sehingga kita mampu berjalan kembali ke kehidupan kita, meninggalkan kelumpuhan iman kita. Oleh karena itu, mari kita datang kepada Yesus dan mohon penyembuhan dari pada-Nya. Amin.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Apakah selama ini, iman Anda sudah menggerakkan Anda untuk membawa orang lain bertemu dengan Yesus?
2. Berusahalah agar iman Anda menggerakkan Anda untuk menyapa, memperhatikan dan membantu orang-orang yang sakit.
3. Bertobatlah, karena Tuhan pasti akan mengampuni.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.