Renungan : Kamis 9 Desember 2010
Yes 41:13-20, Mzm 145:9,10-11,12-13ab, Mat 11:11-15
(Bernardus Maria Silvestrelli)
Yes 41:13-20, Mzm 145:9,10-11,12-13ab, Mat 11:11-15
(Bernardus Maria Silvestrelli)
"Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar."
BACAAN INJIL:
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya. Sejak tampilnya Yohanes Pembaptis hingga sekarang, Kerajaan Sorga diserong dan orang yang menyerongnya mencoba menguasainya. Sebab semua nabi dan kitab Taurat bernubuat hingga tampilnya Yohanes dan -- jika kamu mau menerimanya -- ialah Elia yang akan datang itu. Siapa bertelinga, hendaklah ia mendengar.
PERMENUNGAN:
Memuji orang lain bukanlah pekerjaan mudah. Ketika kita memuji orang lain, saat itu kita bersikap rendah hati dan mengakui kebaikan ada padanya juga apa yang diperbuatnya. Kita cenderung lebih mudah melihat kekurangan orang lain, dan cenderung untuk mengkritik orang lain. Ketika kita melihat seseorang melakukan kebaikan, atau berhasil, justru yang seringkali muncul dalam diri kita adalah rasa cemburu atau malah berpikiran negative dan malah mungkin menjelek-jelekkan orang tersebut kepada orang lain. Semuanya terjadi karena seringkali kita menganggap diri kita lebih baik dan harus lebih baik dari orang lain. Dalam diri kita seringkali bibit kesombongan lebih besar daripada kerendahan hati.
Dalam Injil yang kita dengarkan hari ini, justru suatu yang luar biasa. Yesus yang adalah Tuhan, dengan bersemangat memuji Yohanes Pembaptis, bahkan Yesus mengatakan bahwa dari semua yang pernah dilahirkan perempuan tidak ada yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Kiranya pujian Yesus bukanlah berlebihan, tetapi suatu kenyataan yang memang demikian. Yesus memuji Yohanes Pembaptis karena dia seorang nabi yang mewartakan dan mempersiapkan kehadiran kerajaan Allah. Sebagai seorang nabi, Yohanes Pembaptis berani menegur semua orang dan mengajak untuk bertobat, bahkan dia tidaks segan-segan menegur orang Farisi, Ahli Taurat dan para imam yang seringkali merasa dirinya suci, baik dan tidak membutuhkan pertobatan. Yohanes berani membongkat kebobrokan atau kedosaan orang pada masa itu, meskipun resikonya tentu berat. Sebagaimana kita ketahui, dia dibenci oleh banyak orang dan akhirnya dia mati dibunuh. Dalam pewartaannya dia tidak hanya lewat kata-kata tetapi lewat kesaksian hidupnya yang sederhana, tidak peduli akan hidupnya, hidup dan kesaksiannya hanya demi mempersiapkan kedatangan kerajaan Allah. Dia hidup hanya untuk kerajaan Allah.
Kita juga tentunya berharap dipuji oleh Yesus. Agar kita mendapat pujian dari Yesus, sikap dan hidup seperti Yohanes Pembaptislah kiranya yang kita teladani dalam masa Adven ini, yakni berani mewartakan kehadiran kerajaan Allah dan mempersiapkan kehadiran kerajaan Allah lewat perkataan dan terutama kesaksian hidup kita yang penuh dengan kesederhanaaan. Seperti Yohanes Pembaptis, kitapun hendaknya berani berpihak, mewartakan dan melakukan kebenaran, keadilan, kejujuran dan berani menyerukan pertobatan kepada sesama kita. Namun apa yang kita wartakan hendaknya selaras dengan kehidupan kita, bukan hanya dalam kata-kata saja. Memang untuk melakukan hal itu, bukanlah hal yang mudah, kita pasti akan menghadapi banyak tantangan dan persoalan. Namun tantangan dan persoalan hendaknya tidak akan menyurutkan niat kita, karena kita percaya Yesus akan memuji kita yang artinya Yesus akan berpihak kepada kita.
Selain itu, kitapun harus berani memuji orang lain yang aktif dalam mewartakan kehadiran kerajaan Allah. Memuji juga dalam arti berpihak dan mendukung orang lain yang aktif dalam mewartakan kerajaan Allah. Mungkin kita tidak mampu dan tidak berani seperti orang lain yang aktif dan berani, namun hendaknya bukan malah melawan mereka tetapi memuji atau mendukung mereka.
Dengan demikian, jelaslah bahwa dalam masa Adven ini, pertobatan kita bukan hanya sekedar perubahan diri yang pasif, tetapi perubahan diri yang aktif, yakni ikut terlibat mempersiapkan kehadiran kerajaan Allah dengan perubahan diri dan pewartaan serta menyerukan pertobatan kepada orang lain. Dalam semuanya itu, kita tetap sadar bahwa semuanya semata-mata demi kemuliaan Tuhan. Hidup yang demikianlah yang dipuji oleh Yesus. Amin.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Sadarilah bahwa Andapun hendaknya seperti Yohanes Pembaptis, berani mewartakan dan mempersiapkan kedatangan Kerajaan Allah.
2. Berusahalah untuk menegur dalam cinta sesama yang melakukan hal yang tidak baik.
PERMENUNGAN:
Memuji orang lain bukanlah pekerjaan mudah. Ketika kita memuji orang lain, saat itu kita bersikap rendah hati dan mengakui kebaikan ada padanya juga apa yang diperbuatnya. Kita cenderung lebih mudah melihat kekurangan orang lain, dan cenderung untuk mengkritik orang lain. Ketika kita melihat seseorang melakukan kebaikan, atau berhasil, justru yang seringkali muncul dalam diri kita adalah rasa cemburu atau malah berpikiran negative dan malah mungkin menjelek-jelekkan orang tersebut kepada orang lain. Semuanya terjadi karena seringkali kita menganggap diri kita lebih baik dan harus lebih baik dari orang lain. Dalam diri kita seringkali bibit kesombongan lebih besar daripada kerendahan hati.
Dalam Injil yang kita dengarkan hari ini, justru suatu yang luar biasa. Yesus yang adalah Tuhan, dengan bersemangat memuji Yohanes Pembaptis, bahkan Yesus mengatakan bahwa dari semua yang pernah dilahirkan perempuan tidak ada yang lebih besar dari Yohanes Pembaptis. Kiranya pujian Yesus bukanlah berlebihan, tetapi suatu kenyataan yang memang demikian. Yesus memuji Yohanes Pembaptis karena dia seorang nabi yang mewartakan dan mempersiapkan kehadiran kerajaan Allah. Sebagai seorang nabi, Yohanes Pembaptis berani menegur semua orang dan mengajak untuk bertobat, bahkan dia tidaks segan-segan menegur orang Farisi, Ahli Taurat dan para imam yang seringkali merasa dirinya suci, baik dan tidak membutuhkan pertobatan. Yohanes berani membongkat kebobrokan atau kedosaan orang pada masa itu, meskipun resikonya tentu berat. Sebagaimana kita ketahui, dia dibenci oleh banyak orang dan akhirnya dia mati dibunuh. Dalam pewartaannya dia tidak hanya lewat kata-kata tetapi lewat kesaksian hidupnya yang sederhana, tidak peduli akan hidupnya, hidup dan kesaksiannya hanya demi mempersiapkan kedatangan kerajaan Allah. Dia hidup hanya untuk kerajaan Allah.
Kita juga tentunya berharap dipuji oleh Yesus. Agar kita mendapat pujian dari Yesus, sikap dan hidup seperti Yohanes Pembaptislah kiranya yang kita teladani dalam masa Adven ini, yakni berani mewartakan kehadiran kerajaan Allah dan mempersiapkan kehadiran kerajaan Allah lewat perkataan dan terutama kesaksian hidup kita yang penuh dengan kesederhanaaan. Seperti Yohanes Pembaptis, kitapun hendaknya berani berpihak, mewartakan dan melakukan kebenaran, keadilan, kejujuran dan berani menyerukan pertobatan kepada sesama kita. Namun apa yang kita wartakan hendaknya selaras dengan kehidupan kita, bukan hanya dalam kata-kata saja. Memang untuk melakukan hal itu, bukanlah hal yang mudah, kita pasti akan menghadapi banyak tantangan dan persoalan. Namun tantangan dan persoalan hendaknya tidak akan menyurutkan niat kita, karena kita percaya Yesus akan memuji kita yang artinya Yesus akan berpihak kepada kita.
Selain itu, kitapun harus berani memuji orang lain yang aktif dalam mewartakan kehadiran kerajaan Allah. Memuji juga dalam arti berpihak dan mendukung orang lain yang aktif dalam mewartakan kerajaan Allah. Mungkin kita tidak mampu dan tidak berani seperti orang lain yang aktif dan berani, namun hendaknya bukan malah melawan mereka tetapi memuji atau mendukung mereka.
Dengan demikian, jelaslah bahwa dalam masa Adven ini, pertobatan kita bukan hanya sekedar perubahan diri yang pasif, tetapi perubahan diri yang aktif, yakni ikut terlibat mempersiapkan kehadiran kerajaan Allah dengan perubahan diri dan pewartaan serta menyerukan pertobatan kepada orang lain. Dalam semuanya itu, kita tetap sadar bahwa semuanya semata-mata demi kemuliaan Tuhan. Hidup yang demikianlah yang dipuji oleh Yesus. Amin.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Sadarilah bahwa Andapun hendaknya seperti Yohanes Pembaptis, berani mewartakan dan mempersiapkan kedatangan Kerajaan Allah.
2. Berusahalah untuk menegur dalam cinta sesama yang melakukan hal yang tidak baik.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.