Renungan : Sabtu 11 Nopember 2010
Sir 48:1-4,9-11, Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19, Mat 17:10-13
(SP. Maria dr. Guadalupe, St. Damasus I)
Sir 48:1-4,9-11, Mzm 80:2ac,3b,15-16,18-19, Mat 17:10-13
(SP. Maria dr. Guadalupe, St. Damasus I)
"Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka."
BACAAN INJIL:
Lalu murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya: "Kalau demikian mengapa ahli-ahli Taurat berkata bahwa Elia harus datang dahulu?" Jawab Yesus: "Memang Elia akan datang dan memulihkan segala sesuatu dan Aku berkata kepadamu: Elia sudah datang, tetapi orang tidak mengenal dia, dan memperlakukannya menurut kehendak mereka. Demikian juga Anak Manusia akan menderita oleh mereka." Pada waktu itu mengertilah murid-murid Yesus bahwa Ia berbicara tentang Yohanes Pembaptis.
PERMENUNGAN:
Nabi Elia merupakan nabi besar dalam Perjanjian Lama yang sangat dihormati. Elia diutus oleh Allah untuk menyerukan pertobatan, agar bangsa Israel kembali kepada Allah karena mereka sudah menjauh dari Allah dan malah menyembah dewa-dewa baal. Juga dia berani melawan para nabi baal. Nabi Elia sebagaimana diceritakan dalam 2Raja 2:1-25, tidak mati tetapi terangkat ke sorga dengan menaiki datanglah kereta berapi dengan kuda berapi. Olehkarena itulah diyakini bahwa Elia akan datang kembali.
Sama seperti Elia, Yohanes Pemandi juga tampil menyerukan pertobatan dalam menyambut kedatangan Sang Mesias dan kehadiran Kerajaan Allah. Seperti Elia, Yohanespun tampil dengan penuh keberanian menegur, mengkritik dan menyerukan pertobatan. Dia juga seperti Elia menjadi nabi yang sungguh hidup dalam kesederhanaan, ‘memisahkan’ diri dari kehidupan dunia pada zamannya. Orang-orang pada zaman itu, mengira bahwa Elia yang naik ke sorga telah hadir kembali dalam diri Yohanes Pembaptis. Mereka berpikiran demikian karena melihat kemiripan peran kenabian dalam diri Yohanes Pembandi. Oleh karena itulah Yesus sungguh memuji Yohanes Pembandi sebagai nabi besar dalam perjanjian Baru.
Namun walaupun demikian, orang-orang yang mendengar pewartaan nabi Elia dan juga Yohanes Pembaptis tetap tidak bertobat, tidak menerima pewartaan para nabi dan bahkan menolak kehadiran para nabi. Berdasarkan pengalaman para nabi inilah, Yesus juga ,menyadari bahwa diri-Nya pun akan mengalami nasib yang sama. Inilah yang diwartakan dalam Injil hari ini. Yesus tahu bahwa Dia pun akan ditolak, dan bahkan akan dianiaya karena tugas mewartakan kerajaan Allah dan juga dalam rangka menyelamatkan manusia.
Masa Adven adalah masa menanti kedatangan Sang Mesias dan kehadiran Kerajaan Allah. Sang Mesias adalah Tuhan sendiri yang datang untuk menyerukan pertobatan dan hendak menyelamatkan kita. Sikap dan tanggapan kita hendaknya menerima Dia dan tawaran keselamatan yang diwartakannya. Bagaimana kita mempersiapkan diri dalam menerima kehadiran Sang Mesias? Dalam hal ini, kita belajar dari hidup nabi Elia dan juga nabi Yohanes Pemandi. Mereka adalah nabi besar yang menerima kehadiran Tuhan dalam diri mereka. Mereka sungguh-sungguh tinggal dalam Allah dan Allah dalam mereka. Persatuan dan kehadiran Tuhan dalam diri mereka mereka ungkapkan dalam hidup yang semata-mata untuk kemuliaan Tuhan, mereka ‘melepaskan’ diri dari kehidupan dunia atau mereka ‘keluar’dari kehidupan dunia yakni dengan hidup dalam kesederhanaan. Selain itu juga, mereka sungguh hidup hanya untuk membawa sukacita, menghadirkan Kerajaan Allah bagi orang lain, membawa berkat bagi orang lain.
Hal yang demikianlah kiranya dapat kita teladani dan kita laksanakan dalam masa Adven ini. Dalam masa Adven Gereja mengajak kita mengupayakan hidup sederhana, berbagi berkat dan sukacita dengan orang-orang yang lebih menderita dari kita. Hal ini kita ungkapkan dengan berusaha hidup sederhana, mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya kesenangan kita dan ini kita kumpulkan sebagai aksi Natal kita. Aksi Natal hanya merupakan salah satu cari Gereja untuk mendidik kita agar kita hidup sederhana dan dalam kesederhanaan itu, kita juga merbagi berkat dengan sesama yang berkekurangan. Dengan aksi Natal yang berupakan buah dari pertobatan dan upaya hidup sederhana, kita menghadirkan kerajaan Allah bagi diri kita yang mana kita tidak lagi terikat dengan hidup dunia atau keinginan daging, tetapi hidup untuk dan dalam Allah. Dengan hidup yang demikian juga, kita menghadirkan Kerajaan Allah bagi sesama kita yang berkurangan. Dengan demikian, masa Adven sungguh menjadi persiapan bagi kita dalam menyambut kehadiran Sang Mesias dan Kerajaan Allah, bagi diri kita dan juga bagi sesama kita.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Apakah kita sungguh-sungguh menjalani masa Adven sebagai persiapan kita menerima kehadiran Sang Mesias? Atau kita lalui begitu saja tanpa berbuat apa-apa?
2. Berusahalah untuk lebih banyak berbuat baik kepada sesama pada masa Adven ini.
PERMENUNGAN:
Nabi Elia merupakan nabi besar dalam Perjanjian Lama yang sangat dihormati. Elia diutus oleh Allah untuk menyerukan pertobatan, agar bangsa Israel kembali kepada Allah karena mereka sudah menjauh dari Allah dan malah menyembah dewa-dewa baal. Juga dia berani melawan para nabi baal. Nabi Elia sebagaimana diceritakan dalam 2Raja 2:1-25, tidak mati tetapi terangkat ke sorga dengan menaiki datanglah kereta berapi dengan kuda berapi. Olehkarena itulah diyakini bahwa Elia akan datang kembali.
Sama seperti Elia, Yohanes Pemandi juga tampil menyerukan pertobatan dalam menyambut kedatangan Sang Mesias dan kehadiran Kerajaan Allah. Seperti Elia, Yohanespun tampil dengan penuh keberanian menegur, mengkritik dan menyerukan pertobatan. Dia juga seperti Elia menjadi nabi yang sungguh hidup dalam kesederhanaan, ‘memisahkan’ diri dari kehidupan dunia pada zamannya. Orang-orang pada zaman itu, mengira bahwa Elia yang naik ke sorga telah hadir kembali dalam diri Yohanes Pembaptis. Mereka berpikiran demikian karena melihat kemiripan peran kenabian dalam diri Yohanes Pembandi. Oleh karena itulah Yesus sungguh memuji Yohanes Pembandi sebagai nabi besar dalam perjanjian Baru.
Namun walaupun demikian, orang-orang yang mendengar pewartaan nabi Elia dan juga Yohanes Pembaptis tetap tidak bertobat, tidak menerima pewartaan para nabi dan bahkan menolak kehadiran para nabi. Berdasarkan pengalaman para nabi inilah, Yesus juga ,menyadari bahwa diri-Nya pun akan mengalami nasib yang sama. Inilah yang diwartakan dalam Injil hari ini. Yesus tahu bahwa Dia pun akan ditolak, dan bahkan akan dianiaya karena tugas mewartakan kerajaan Allah dan juga dalam rangka menyelamatkan manusia.
Masa Adven adalah masa menanti kedatangan Sang Mesias dan kehadiran Kerajaan Allah. Sang Mesias adalah Tuhan sendiri yang datang untuk menyerukan pertobatan dan hendak menyelamatkan kita. Sikap dan tanggapan kita hendaknya menerima Dia dan tawaran keselamatan yang diwartakannya. Bagaimana kita mempersiapkan diri dalam menerima kehadiran Sang Mesias? Dalam hal ini, kita belajar dari hidup nabi Elia dan juga nabi Yohanes Pemandi. Mereka adalah nabi besar yang menerima kehadiran Tuhan dalam diri mereka. Mereka sungguh-sungguh tinggal dalam Allah dan Allah dalam mereka. Persatuan dan kehadiran Tuhan dalam diri mereka mereka ungkapkan dalam hidup yang semata-mata untuk kemuliaan Tuhan, mereka ‘melepaskan’ diri dari kehidupan dunia atau mereka ‘keluar’dari kehidupan dunia yakni dengan hidup dalam kesederhanaan. Selain itu juga, mereka sungguh hidup hanya untuk membawa sukacita, menghadirkan Kerajaan Allah bagi orang lain, membawa berkat bagi orang lain.
Hal yang demikianlah kiranya dapat kita teladani dan kita laksanakan dalam masa Adven ini. Dalam masa Adven Gereja mengajak kita mengupayakan hidup sederhana, berbagi berkat dan sukacita dengan orang-orang yang lebih menderita dari kita. Hal ini kita ungkapkan dengan berusaha hidup sederhana, mengurangi pengeluaran-pengeluaran yang sifatnya kesenangan kita dan ini kita kumpulkan sebagai aksi Natal kita. Aksi Natal hanya merupakan salah satu cari Gereja untuk mendidik kita agar kita hidup sederhana dan dalam kesederhanaan itu, kita juga merbagi berkat dengan sesama yang berkekurangan. Dengan aksi Natal yang berupakan buah dari pertobatan dan upaya hidup sederhana, kita menghadirkan kerajaan Allah bagi diri kita yang mana kita tidak lagi terikat dengan hidup dunia atau keinginan daging, tetapi hidup untuk dan dalam Allah. Dengan hidup yang demikian juga, kita menghadirkan Kerajaan Allah bagi sesama kita yang berkurangan. Dengan demikian, masa Adven sungguh menjadi persiapan bagi kita dalam menyambut kehadiran Sang Mesias dan Kerajaan Allah, bagi diri kita dan juga bagi sesama kita.
REFLEKSI PRIBADI:
1. Apakah kita sungguh-sungguh menjalani masa Adven sebagai persiapan kita menerima kehadiran Sang Mesias? Atau kita lalui begitu saja tanpa berbuat apa-apa?
2. Berusahalah untuk lebih banyak berbuat baik kepada sesama pada masa Adven ini.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.