Progress Report SAGKI 2010
(Keuskupan Agung Medan)
(Keuskupan Agung Medan)
Pengantar
Perayaan SAGKI 2010 telah berlangsung pada tgl 1-5 November 2010 di Kinasih Bogor. Gereja Katolik di Indonesia sekali lagi menunjukkan semangat persaudaraannya untuk merefleksikan bersama sudah sejauh mana wajah Yesus hadir dalam dimensi kehidupan, balk itu di tengah umat maupun dalam interaksi dengan sesama warga masyarakat. Lewat SAGKI mi Gereja Katolik kembali menegaskan bahwa Gereja adalah bagian yang tidak terpisahkan dari realitas Bangsa Indonesia.
Pembahasan SAGKI
SAGKI 2010 adalah moment merayakan panggilan Umat Beriman sebagai Gereja yang dipanggil mewartakan Kabar Gembira. SAGKI 2010 ini suatu penegasan perutusan Gereja. Tema yang direnungkan adalah "Dia Datang Supaya Semua Memperoleh Hidup Dalam Kelimpahan" (bdk Yoh 10:10). Fokus permenungan bertolak dari pribadi Yesus Kristus yaitu Hidup dan Karya-Nya dalam konteks pluralitas sesuai dengan realitas masyarakat Indonesia. Umat beriman diajak merenungkan serta menyadari iman akan Yesus Kristus sekaligus merayakan imannya akan Yesus Kristus yang mereka alami setiap hari dalam hidup bermasyarakat di Indonesia.
Dasar Biblis Yoh 10:10 "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya
dalam segala kelimpahan
Tujuan:
~ Melihat sejauh mana Kristus sudah diterimah dan berpengaruh di dalam kehidupan
- Bagaimana kita menghadirkan Yesus dan mewartakanNya lewat kesaksian hidup kita di dalam lingkungan Gereja dan masyarakat dengan keyakinan bahwa hidup-Nya adalah hidup kita, perutusan-Nya adalah perutusan kita
- Menggerakkan semangat berevangelisasi umat Katolik Indonesia
TOR (Term of Reference)
Tema utama SAGKI yaitu la datang supaya semua memperoleh Hidup dalam kelimpahan. Tema ini dibagi dalam 3 sub tema:
1. Mencari wajah Yesus dalam dialog dengan budaya,
2. Mengenali wajah Yesus dalam dialog dengan Agama dan kepercayaan lain
3. Mengenali wajah Yesus dalam pergumulan Hidup kaum marjinal dan terabaikan.
Ada tiga realitas yang dirasa cukup dominan dalam situasi berbangsa dan bemegara sekarang ini. Ketiga realitas ini dilihat sebagai cerminan dari situasi kehidupan social budaya, kehidupan sosio religius dan kehidupan sosial ekonomi Indonesia. Dengan ketiga topik ini Gereja merenungkan panggilan-nya untuk membangkitkan revitalisasi semangat misi Gereja Katolik Indonesia.
Latarbelakang SAGKI 2010
SAGKI 2010 ini terinspirasi oleh perayaan iman lewat kongres Misi Asia I Chiang Mai (Thailand, 2006) dengan tema refleksi "Telling the Story of Yesus in Asia". Kongres ini menjadi penyadaran, penghayatan dan penegasan sikap akan tugas mewartakan Kabar Gembira Keselamatan. Kongres misi ini memberikan kepada Gereja-gereja di Asia agar semangat misi ini ditindaklanjuti di setiap negara sambil mencari inspirasi kekhasan dan keragaman masing-masing. Hal inilah yang hendak dilanjutkan oleh Gereja Katolik di Indonesia dengan SAGKI 2010. Tujuan dari SAGKI ini diharapkan menjadi revitalisasi semangat perutusan Gereja dalam mewartakan Kabar Gembira.
Metodologi: Pewartaan Naratif
Metodologi SAGKI 2010 ini sungguh berbeda dari SAGKI sebelumnya. SAGKI 2010 menggunakan kekhasan Asia yaitu Metodologi cerita, atau pedagogi evokatif yang menggunakan kisah, perumpamaan, dan simbol-simbol yang merupakan kekhasan pengajaran di Asia (Ecclesia in Asia 20). SAGKI sebelumnya lebih menekankan ulasan ilmiah dalam bentuk refleksi akademis. Metodologi narasi ini adalah berbagi pengalaman tentang iman akan Yesus Kristus. Dengan narasi peserta saling menuturkan kisah dan mendengarkan kisah. Prinsip ceritanya bersumber dari lYoh 1:3, "Apa yang kami lihat dan kami dengar dan kami alami, itulah yang kami ceritakan kepadamu, supaya sukacita kita menjadi sempuma". Dalam kisah dituturkan pengalaman akan kehadiran Yesus maupun perjuangan dalam menghadirkan Wajah Yesus di tengah kehidupan konkrit.
Utusan dan Pembagian Kelompok:
Perayaan SAGKI 2010 telah berlangsung pada tgl 1-5 November 2010 di Kinasih Bogor. Gereja Katolik di Indonesia sekali lagi menunjukkan semangat persaudaraannya untuk merefleksikan bersama sudah sejauh mana wajah Yesus hadir dalam dimensi kehidupan, balk itu di tengah umat maupun dalam interaksi dengan sesama warga masyarakat. Lewat SAGKI mi Gereja Katolik kembali menegaskan bahwa Gereja adalah bagian yang tidak terpisahkan dari realitas Bangsa Indonesia.
Pembahasan SAGKI
SAGKI 2010 adalah moment merayakan panggilan Umat Beriman sebagai Gereja yang dipanggil mewartakan Kabar Gembira. SAGKI 2010 ini suatu penegasan perutusan Gereja. Tema yang direnungkan adalah "Dia Datang Supaya Semua Memperoleh Hidup Dalam Kelimpahan" (bdk Yoh 10:10). Fokus permenungan bertolak dari pribadi Yesus Kristus yaitu Hidup dan Karya-Nya dalam konteks pluralitas sesuai dengan realitas masyarakat Indonesia. Umat beriman diajak merenungkan serta menyadari iman akan Yesus Kristus sekaligus merayakan imannya akan Yesus Kristus yang mereka alami setiap hari dalam hidup bermasyarakat di Indonesia.
Dasar Biblis Yoh 10:10 "Aku datang, supaya mereka mempunyai hidup, dan mempunyainya
dalam segala kelimpahan
Tujuan:
~ Melihat sejauh mana Kristus sudah diterimah dan berpengaruh di dalam kehidupan
- Bagaimana kita menghadirkan Yesus dan mewartakanNya lewat kesaksian hidup kita di dalam lingkungan Gereja dan masyarakat dengan keyakinan bahwa hidup-Nya adalah hidup kita, perutusan-Nya adalah perutusan kita
- Menggerakkan semangat berevangelisasi umat Katolik Indonesia
TOR (Term of Reference)
Tema utama SAGKI yaitu la datang supaya semua memperoleh Hidup dalam kelimpahan. Tema ini dibagi dalam 3 sub tema:
1. Mencari wajah Yesus dalam dialog dengan budaya,
2. Mengenali wajah Yesus dalam dialog dengan Agama dan kepercayaan lain
3. Mengenali wajah Yesus dalam pergumulan Hidup kaum marjinal dan terabaikan.
Ada tiga realitas yang dirasa cukup dominan dalam situasi berbangsa dan bemegara sekarang ini. Ketiga realitas ini dilihat sebagai cerminan dari situasi kehidupan social budaya, kehidupan sosio religius dan kehidupan sosial ekonomi Indonesia. Dengan ketiga topik ini Gereja merenungkan panggilan-nya untuk membangkitkan revitalisasi semangat misi Gereja Katolik Indonesia.
Latarbelakang SAGKI 2010
SAGKI 2010 ini terinspirasi oleh perayaan iman lewat kongres Misi Asia I Chiang Mai (Thailand, 2006) dengan tema refleksi "Telling the Story of Yesus in Asia". Kongres ini menjadi penyadaran, penghayatan dan penegasan sikap akan tugas mewartakan Kabar Gembira Keselamatan. Kongres misi ini memberikan kepada Gereja-gereja di Asia agar semangat misi ini ditindaklanjuti di setiap negara sambil mencari inspirasi kekhasan dan keragaman masing-masing. Hal inilah yang hendak dilanjutkan oleh Gereja Katolik di Indonesia dengan SAGKI 2010. Tujuan dari SAGKI ini diharapkan menjadi revitalisasi semangat perutusan Gereja dalam mewartakan Kabar Gembira.
Metodologi: Pewartaan Naratif
Metodologi SAGKI 2010 ini sungguh berbeda dari SAGKI sebelumnya. SAGKI 2010 menggunakan kekhasan Asia yaitu Metodologi cerita, atau pedagogi evokatif yang menggunakan kisah, perumpamaan, dan simbol-simbol yang merupakan kekhasan pengajaran di Asia (Ecclesia in Asia 20). SAGKI sebelumnya lebih menekankan ulasan ilmiah dalam bentuk refleksi akademis. Metodologi narasi ini adalah berbagi pengalaman tentang iman akan Yesus Kristus. Dengan narasi peserta saling menuturkan kisah dan mendengarkan kisah. Prinsip ceritanya bersumber dari lYoh 1:3, "Apa yang kami lihat dan kami dengar dan kami alami, itulah yang kami ceritakan kepadamu, supaya sukacita kita menjadi sempuma". Dalam kisah dituturkan pengalaman akan kehadiran Yesus maupun perjuangan dalam menghadirkan Wajah Yesus di tengah kehidupan konkrit.
Utusan dan Pembagian Kelompok:
NO. | NAMA | BIDANG |
1 | P. Octavianus Situngkir OFM.Cap | Kebudayaan |
2 | P. Sabat S. Nababan Pr. | Kemiskinan |
3 | Fr. Herman Tugas Ginting OFM.Conv | Agama dan Kepercayaan |
4 | Sr. Alfoncine Sianturi KSFL | Kebudayaan |
5 | Sr. Rosaline Ambarita KSSY | Agama dan Kepercayaan |
6 | Antoni Bangun | Kaum Miskin |
7 | Wilopo Hutapea | Kaum Miskin |
8 | P. Benddo Ola Tage Pr. | Agama dan Kepercayaan |
9 | Jakobus Ndona | Agama dan Kepercayaan |
Rancangan Implementasi SAGKI di KAM
Refleksi SAGKI ini hendak dibagikan atau disosialisasikan kepada semua umat benman, khususnya melalui para pemukajemaat atau pengurus. Disepkati untuk menyusun bahan sosialisasi. Peserta SAGKI telah bertemu untuk memikirkan sosialisasi pada tgl 30 Nov -1 Des. Rancangan bahan yang telah dipikirkan:
Materi sosialisasi:
- Pengertian SAGKI
- Pembahasan SAGKI 1995-2005
- Metodologi SAGKI 2010: Kaekese tentang narasi dalam katekese umat
- Proses SAGKI
- Topik bahasan SAGKi 2010 : 3 topik dengan uraian yang menjelaskan ketiga bidang ini agar umat mendapat pemahaman dan menghadapkannya dengan realitas kehidupan konkrit.
- Rekomendasi SAGKI 2010.
- SAGKI _ KAM (Pertanyaan reflektif: pendalaman, sharing dan juga jawaban akan ditampung untuk dipresentasikan kembali kepada umat).
SAGKI: Penegasan Pola Pastoral yang Diperjuangkan KAM:
Narasi merupakan metode evangelisasi yang cukup efektif dalam tugas pewartaan dan berterimah bagi semua lapisan baik orang terpelajar maupun sederhana. Sebagai metode pengajaran dan juga kesempatan untuk mendengar pergumulan menghidupi iman sekaligus kesempatan menyimak daya juang umat beriman dalam memberi kesaksian imannya pantas dikatakan bahwa metode ini perlu dihidupkan dan diberi ruang dan waktu agar orang semaldn dapat melihat pergumulan imannya dan ada kesempatan untuk
Memberi peneguhan maupun memberi ma"jkan yang tepat untuk melengkapi semaha-man umat Untuk itu ada hal yang perlu disikapi bila metode ini mau dilihat sebagai strategi berpastoral:
1. Perlunya Komunitas (kelompok) Tempat Berbagai Pengalaman
Mendengar dan membagikan pengalaman hidup sebagai cerita tidup dan pengalaman iman mengandaikan adanya komumtas. Di dalam komunitas sungguh dimungkinkan berlangsungnya kisah - cerita. SAGKI 2000 secara khusus membicarakan komunitas basis sebagai cara baru hidup menggereja. Berbagi pengalaman dan untuk menemukan wajah Yesus dalam kisah atau pengalaman hidup umat mengandaikan ruang dan tempat kondusifbaik itu secara teritorial dan kategorial. Dalam komunitas kecil ini ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghadirkan Gereja itu menjadi cerita hidup bersama dan pengembangan diri.
2. Pemandu - Pengarah (Katekese Menjemsat)
Bertolak dari gagasan katekese menjemaat yang telah lama diperiuangkan KAM lewat Komkat, pendalaman iman dalam komunitas kecil sungguh pertemuan yang efektif. Tetapi hal ini mengandaikan adanya pemandu. Pemandu akan mengarahkan pertemuan dan juga memberi catatan atau memberi refleksi pada kisah yang telah dibagikan dalam kelompok. Implementasi SAGKI ini juga meneguhkan periuangan KAM tentang peran para pemuka jemaat itu. Pengalaman mengandung nilai dan periuangan akan semakin dapat dilihat sarat makna ketika pemandu memberi pembobotan baik itu sebagai refleksi iman atas Kitab Suci dan ajaran gereja. Yang menjadi kekhasan dari SAGKI 2010 ini adalah bahwa Narasi dipergunakan sebagai metode pengungkapan iman. Narasi bukan sekedar cerita tetapi media untuk semakin masuk dan teriibat dalam pergumulan hidup sosial, ekonomi, politik umat dan sesama manusia. Permenungan ini hendak dijadikan juga permenungan semua umat KAM. Maka refleksi SAGKI hendaknya dibagikan untuk semua umat. Selamat bersharing dengan umat dan para pengurus kita.
Tim SAGKI KAM.
Refleksi SAGKI ini hendak dibagikan atau disosialisasikan kepada semua umat benman, khususnya melalui para pemukajemaat atau pengurus. Disepkati untuk menyusun bahan sosialisasi. Peserta SAGKI telah bertemu untuk memikirkan sosialisasi pada tgl 30 Nov -1 Des. Rancangan bahan yang telah dipikirkan:
Materi sosialisasi:
- Pengertian SAGKI
- Pembahasan SAGKI 1995-2005
- Metodologi SAGKI 2010: Kaekese tentang narasi dalam katekese umat
- Proses SAGKI
- Topik bahasan SAGKi 2010 : 3 topik dengan uraian yang menjelaskan ketiga bidang ini agar umat mendapat pemahaman dan menghadapkannya dengan realitas kehidupan konkrit.
- Rekomendasi SAGKI 2010.
- SAGKI _ KAM (Pertanyaan reflektif: pendalaman, sharing dan juga jawaban akan ditampung untuk dipresentasikan kembali kepada umat).
SAGKI: Penegasan Pola Pastoral yang Diperjuangkan KAM:
Narasi merupakan metode evangelisasi yang cukup efektif dalam tugas pewartaan dan berterimah bagi semua lapisan baik orang terpelajar maupun sederhana. Sebagai metode pengajaran dan juga kesempatan untuk mendengar pergumulan menghidupi iman sekaligus kesempatan menyimak daya juang umat beriman dalam memberi kesaksian imannya pantas dikatakan bahwa metode ini perlu dihidupkan dan diberi ruang dan waktu agar orang semaldn dapat melihat pergumulan imannya dan ada kesempatan untuk
Memberi peneguhan maupun memberi ma"jkan yang tepat untuk melengkapi semaha-man umat Untuk itu ada hal yang perlu disikapi bila metode ini mau dilihat sebagai strategi berpastoral:
1. Perlunya Komunitas (kelompok) Tempat Berbagai Pengalaman
Mendengar dan membagikan pengalaman hidup sebagai cerita tidup dan pengalaman iman mengandaikan adanya komumtas. Di dalam komunitas sungguh dimungkinkan berlangsungnya kisah - cerita. SAGKI 2000 secara khusus membicarakan komunitas basis sebagai cara baru hidup menggereja. Berbagi pengalaman dan untuk menemukan wajah Yesus dalam kisah atau pengalaman hidup umat mengandaikan ruang dan tempat kondusifbaik itu secara teritorial dan kategorial. Dalam komunitas kecil ini ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk menghadirkan Gereja itu menjadi cerita hidup bersama dan pengembangan diri.
2. Pemandu - Pengarah (Katekese Menjemsat)
Bertolak dari gagasan katekese menjemaat yang telah lama diperiuangkan KAM lewat Komkat, pendalaman iman dalam komunitas kecil sungguh pertemuan yang efektif. Tetapi hal ini mengandaikan adanya pemandu. Pemandu akan mengarahkan pertemuan dan juga memberi catatan atau memberi refleksi pada kisah yang telah dibagikan dalam kelompok. Implementasi SAGKI ini juga meneguhkan periuangan KAM tentang peran para pemuka jemaat itu. Pengalaman mengandung nilai dan periuangan akan semakin dapat dilihat sarat makna ketika pemandu memberi pembobotan baik itu sebagai refleksi iman atas Kitab Suci dan ajaran gereja. Yang menjadi kekhasan dari SAGKI 2010 ini adalah bahwa Narasi dipergunakan sebagai metode pengungkapan iman. Narasi bukan sekedar cerita tetapi media untuk semakin masuk dan teriibat dalam pergumulan hidup sosial, ekonomi, politik umat dan sesama manusia. Permenungan ini hendak dijadikan juga permenungan semua umat KAM. Maka refleksi SAGKI hendaknya dibagikan untuk semua umat. Selamat bersharing dengan umat dan para pengurus kita.
Tim SAGKI KAM.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.