Renungan Hari Minggu Adven III:
12 Desember 2010, Thn. A
Yes 35:1-6a,10, Mzm 146:7,8-9a,9bc-10, Yak 5:7-10, Mat 11:2-11
12 Desember 2010, Thn. A
Yes 35:1-6a,10, Mzm 146:7,8-9a,9bc-10, Yak 5:7-10, Mat 11:2-11
“Pembawa Harapan”
BACAAN INJIL:
Di dalam penjara Yohanes mendengar tentang pekerjaan Kristus, lalu menyuruh murid-muridnya bertanya kepada-Nya: "Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" Yesus menjawab mereka: "Pergilah dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu dengar dan kamu lihat: 5orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku." Setelah murid-murid Yohanes pergi, mulailah Yesus berbicara kepada orang banyak itu tentang Yohanes: "Untuk apakah kamu pergi ke padang gurun? Melihat buluh yang digoyangkan angin kian ke mari? Atau untuk apakah kamu pergi? Melihat orang yang berpakaian halus? Orang yang berpakaian halus itu tempatnya di istana raja. Jadi untuk apakah kamu pergi? Melihat nabi? Benar, dan Aku berkata kepadamu, bahkan lebih dari pada nabi. Karena tentang dia ada tertulis: Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan-Mu di hadapan-Mu. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan oleh perempuan tidak pernah tampil seorang yang lebih besar dari pada Yohanes Pembaptis, namun yang terkecil dalam Kerajaan Sorga lebih besar dari padanya.
Demikianlah Injil Tuhan.
Pengantar
Para saudara yang dikasihi Tuhan. Dalam setiap kesempatan pasti kita pernah mengalami situasi dimana kita menantikan seseorang. Menanti adalah situasi dimana kita seringkali diliputi harapan, kegembiraan, sukacita atau bahkan kecemasan. Ketika kita menanti kedatangan anak atau saudara kita dari jauh, kita pasti menantikannya dengan penuh sukacita dan kegembiraan. Ketika kita menunggu kelahiran seorang bayi di dalam kandungan pasti kita berharap bahwa kelahiranya memberikan kegembiraan untuk keluarga. Hari ini para murid Yoh Pembaptis berharap dengan penuh tanya akan kedatangan sang Mesias Agung yaitu Tuhan Yesus. Hari inipun kita juga diajak untuk bertanya dalam diri kita siapakah yang sedang kita nantikan dalam hati dan pikiran kita saat ini?
Renungan
Menanti adalah aktivitas yang memiliki dan mencerminkan banyak hal dalam diri kita. Ungkapaan lahiriah yang muncul dalam diri kita adalah wujud dari isi dalam pikiran dan hati kita siapa yang sedang kita nanti-nantikan. Beberapa minggu yang lalu kita kedatangan tamu kehormatan dari Amerika yaitu Presiden Barack Obama. Banyak orang berharap dengan penuh sukacita dan rasa ingin tahu siapa dan seperti apa presiden Amerika yang masa kecilnya pernah di Indonesia. Bagi mereka yang kenal dekat waktu kecil mereka pasti berharap bahwa mereka masih diingat oleh sang Presiden. Itulah sedikit bentuk ungkapan dari penantian orang besar seperti Barack Obama.
Menantikan kedatangan orang besar seringkali diliputi oleh banyak pertanyaan dan rasa ingin tahu yang besar. Hari ini Yoh Pembaptis meminta murid-muridnya untuk bertanya pada Yesus , “ Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" (ay.3). Yesus tidak menjawab dengan pengakuan yang jelas mengenai siapa seperti yang dipikirkan murid-murid Yoh.Pembantis, tetapi ia mengatakan hal-hal apa saja yang telah ia perbuat. Amat menarik sekali cara menjawab yang digunakan Yesus ini. Secara sederhana ia tidak bermaksud menyatakan diri pada murid-murid Yoh.Pembaptis siapa ia sebenarnya tetapi ia menyerahkan semua keputusan dan penilaian tentang dirinya pada mereka sendiri.
Jawaban yang diberikan Yesus hari ini juga ditujukan pada kita semua yang sampai saat ini mengaku diri sebagai pengikutnya. Kita semua parcaya bahwa kita mengikuti dia sebagai Juru Selamat yang sejati. Sungguhkah demikian? Dalam hal ini kita diminta menjawab dengan jujur sungguhkah Yesus yang kita nantikan dalam hidup kita? Jika dalam pikiran kita Yesus yang kita nantikan adalah Yesus yang membuat orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, mari kita juga melakukan hal yang sama! Ukuran bahwa kita sungguh-sungguh meyakini bahwa Yesus adalah pribadi yang kita nantikan adalah bahwa kita juga tergerak untuk melakukan hal yang sama. Membantu orang lain yang “buta” menjadi melihat, mensyukuri bahwa mereka mampu melihat Allah. Orang yang “lumpuh” menjadi berjalan karena kita menopang dan mendukung dalam setiap kesulitan yang mereka hadapi. Membantu orang lain “mendengar” karena mereka selama ini tuli. Tuli karena mereka tidak memiliki teman yang mampu membisikkan kalimat dan sabda Allah.
Mari para saudara yang terkasih kita arahkan pikiran dan hari kita pada satu penantian yang sejati yaitu, Yesus sendiri. Mari kita juga melakukan hal yang sama seperti yang Yesus perbuat “orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” Jadilah pemberi harapan pada banyak orang di sekitar kita.
“Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."
( dens 12/12/10)
Demikianlah Injil Tuhan.
HOMILI:
Pengantar
Para saudara yang dikasihi Tuhan. Dalam setiap kesempatan pasti kita pernah mengalami situasi dimana kita menantikan seseorang. Menanti adalah situasi dimana kita seringkali diliputi harapan, kegembiraan, sukacita atau bahkan kecemasan. Ketika kita menanti kedatangan anak atau saudara kita dari jauh, kita pasti menantikannya dengan penuh sukacita dan kegembiraan. Ketika kita menunggu kelahiran seorang bayi di dalam kandungan pasti kita berharap bahwa kelahiranya memberikan kegembiraan untuk keluarga. Hari ini para murid Yoh Pembaptis berharap dengan penuh tanya akan kedatangan sang Mesias Agung yaitu Tuhan Yesus. Hari inipun kita juga diajak untuk bertanya dalam diri kita siapakah yang sedang kita nantikan dalam hati dan pikiran kita saat ini?
Renungan
Menanti adalah aktivitas yang memiliki dan mencerminkan banyak hal dalam diri kita. Ungkapaan lahiriah yang muncul dalam diri kita adalah wujud dari isi dalam pikiran dan hati kita siapa yang sedang kita nanti-nantikan. Beberapa minggu yang lalu kita kedatangan tamu kehormatan dari Amerika yaitu Presiden Barack Obama. Banyak orang berharap dengan penuh sukacita dan rasa ingin tahu siapa dan seperti apa presiden Amerika yang masa kecilnya pernah di Indonesia. Bagi mereka yang kenal dekat waktu kecil mereka pasti berharap bahwa mereka masih diingat oleh sang Presiden. Itulah sedikit bentuk ungkapan dari penantian orang besar seperti Barack Obama.
Menantikan kedatangan orang besar seringkali diliputi oleh banyak pertanyaan dan rasa ingin tahu yang besar. Hari ini Yoh Pembaptis meminta murid-muridnya untuk bertanya pada Yesus , “ Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan orang lain?" (ay.3). Yesus tidak menjawab dengan pengakuan yang jelas mengenai siapa seperti yang dipikirkan murid-murid Yoh.Pembantis, tetapi ia mengatakan hal-hal apa saja yang telah ia perbuat. Amat menarik sekali cara menjawab yang digunakan Yesus ini. Secara sederhana ia tidak bermaksud menyatakan diri pada murid-murid Yoh.Pembaptis siapa ia sebenarnya tetapi ia menyerahkan semua keputusan dan penilaian tentang dirinya pada mereka sendiri.
Jawaban yang diberikan Yesus hari ini juga ditujukan pada kita semua yang sampai saat ini mengaku diri sebagai pengikutnya. Kita semua parcaya bahwa kita mengikuti dia sebagai Juru Selamat yang sejati. Sungguhkah demikian? Dalam hal ini kita diminta menjawab dengan jujur sungguhkah Yesus yang kita nantikan dalam hidup kita? Jika dalam pikiran kita Yesus yang kita nantikan adalah Yesus yang membuat orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, mari kita juga melakukan hal yang sama! Ukuran bahwa kita sungguh-sungguh meyakini bahwa Yesus adalah pribadi yang kita nantikan adalah bahwa kita juga tergerak untuk melakukan hal yang sama. Membantu orang lain yang “buta” menjadi melihat, mensyukuri bahwa mereka mampu melihat Allah. Orang yang “lumpuh” menjadi berjalan karena kita menopang dan mendukung dalam setiap kesulitan yang mereka hadapi. Membantu orang lain “mendengar” karena mereka selama ini tuli. Tuli karena mereka tidak memiliki teman yang mampu membisikkan kalimat dan sabda Allah.
Mari para saudara yang terkasih kita arahkan pikiran dan hari kita pada satu penantian yang sejati yaitu, Yesus sendiri. Mari kita juga melakukan hal yang sama seperti yang Yesus perbuat “orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik.” Jadilah pemberi harapan pada banyak orang di sekitar kita.
“Berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku."
( dens 12/12/10)
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.