RENUNGAN HARI BIASA SESUDAH PENAMPAKAN TUHAN:
SABTU 12 JANUARI 2013
(Aelredus, Bernardus dr Corleone)
1Yoh. 5:14-21; Mzm. 149:1-2,3-4,5,6a,9b; Yoh. 3:22-30
BACAAN INJIL:
Sesudah itu Yesus pergi dengan murid-murid-Nya ke tanah Yudea dan Ia diam di sana bersama-sama mereka dan membaptis. Akan tetapi Yohanespun membaptis juga di Ainon, dekat Salim, sebab di situ banyak air, dan orang-orang datang ke situ untuk dibaptis, sebab pada waktu itu Yohanes belum dimasukkan ke dalam penjara. Maka timbullah perselisihan di antara murid-murid Yohanes dengan seorang Yahudi tentang penyucian. Lalu mereka datang kepada Yohanes dan berkata kepadanya: "Rabi, orang yang bersama dengan engkau di seberang sungai Yordan dan yang tentang Dia engkau telah memberi kesaksian, Dia membaptis juga dan semua orang pergi kepada-Nya." Jawab Yohanes: "Tidak ada seorangpun yang dapat mengambil sesuatu bagi dirinya, kalau tidak dikaruniakan kepadanya dari sorga. Kamu sendiri dapat memberi kesaksian, bahwa aku telah berkata: Aku bukan Mesias, tetapi aku diutus untuk mendahului-Nya. Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh. Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil.
RENUNGAN:
Membaca Injil hari ini, terutama soal murid-murid Yohanes yang berdebat dengan seoran Yahudi tentang penyucian, saya teringat dengan satu berita, yakni bentrokan yang terjadi antara pendukung kandidat calon gubernur di salah satu wilayah, sehabis menyaksikan debat kandidat di televisi. Para pendukung tentu saling membela kandidatnya dan menganggap bahwa kandidat mereka yang paling bagus dan tentunya juga saling memojokkan kandidat lain. Dalam berita tidak dikatakan bagaimana tanggapan kandidat yang bertarung dan yang dijagokan kedua belah pihak.
Dalam Injil hari ini, kita mendengarkan bagaimana murid-murid Yohanes berselisih tentang Yesus yang juga membapatis. Para murid itu merasa bahwa Yohanes Pembaptis gurunya adalah yang paling hebat sehingga cemburu ketika Yesus juga membapatis, oleh karena itu mereka melaporkan hal itu kepada Yohanes Pembaptis. Jawaban Yohanes Pembaptis sungguh menarik. Yohanes tidak merasa bangga karena dibela oleh para muridnya. Yohanes tetapi bersikap rendah hati, dia tetap sadar siapa akan dirinya, dia tetap sadar bahwa dia bukan Mesias, hanya orang yang dipersiapkan untuk menyambut kedatangan Yesus Sang Mesias. Yohanes Pembaptis justru menyadari tugasnya bahwa dia membaptis orang bukan supaya menjadi pengikutinya tetapi untuk dihantar kepada Yesus. Dia mengakui bahwa Yesuslah pemilik semunya. Yohanes begitu bergembira bukan karena orang menjadi pengikutnya, tetapi kegembiraannya adalah bila orang bersatu dengan Yesus.
Sungguh kita harus belajar dari Yohanes Pembaptis.
Kita seringkali begitu bangga bila mendapat pujian dari orang lain. Tidak sedikit pula orang yang begitu bangga karena orang menganggap dirinya seorang pengkotbah yang hebat. Sehingga tidak sedikit pengkotbah yang dianggap hebat, bayarannyapun harus besar, kalau tidak sesuai dengan kehebatannya, dia tidak mau melayani permohonan pelayanan di tempat terntentu. Tidak sedikit pula orang yang begitu bangga ketika banyak orang menghadiri kegiatan karena kotbah yang menarik dari seorang pengkotbah yang terkenal hebat. Memang boleh bangga tetapi hati-hati, jangan sampai jatuh pada kesombongan rohani, di mana yang diwaratakan bukan Yesus tetapi dirinya dan pikirannya sendiri.
Hendaklah kita semua belajar dari Yohanes Pembaptis. Kita hanyalah orang-orang yang dipakai dan dipercaya oleh Tuhan untuk mewartakan kerajaan Allah. Kita boleh bangga, tetapi hendaknya kita harus selalu sadar bahwa tugas kita adalah semata-mata untuk kemuliaan Tuhan. Kebanggan kita yang paling besar adalah bila karena pewartaan kita, orang lain menjadi percaya dan semakin dekat dengan Tuhan. Biarlah Tuhan semakin besar dan ktia semakin kecil. Biarlah nama Tuhan yang semakin dimuliakan oleh banyak orang. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.