RENUNGAN HARI BIASA SESUDAH PENAMPAKAN TUHAN:
JUMAT 11 JANUARI 2013
1Yoh. 5:5-13; Mzm. 147:12-13,14-15,19-20; Luk. 5:12-16
BACAAN INJIL:
Pada suatu kali Yesus berada dalam sebuah kota. Di situ ada seorang yang penuh kusta. Ketika ia melihat Yesus, tersungkurlah ia dan memohon: "Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." Lalu Yesus mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu, dan berkata: "Aku mau, jadilah engkau tahir." Seketika itu juga lenyaplah penyakit kustanya. Yesus melarang orang itu memberitahukannya kepada siapapun juga dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka."
Tetapi kabar tentang Yesus makin jauh tersiar dan datanglah orang banyak berbondong-bondong kepada-Nya untuk mendengar Dia dan untuk disembuhkan dari penyakit mereka. Akan tetapi Ia mengundurkan diri ke tempat-tempat yang sunyi dan berdoa.
RENUNGAN:
Kisah penyembuhan orang kusta dalam injil hari ini mungkin berbeda dengan kisah penyembuhan lainnya. Dalam kisah penyembuhan kali ini, orang kusta itu hanya berkata, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku." Dalam kata-kata ini tidak ada nada permohonan kepada Yesus, dan Yesus menyembuhkan orang kusta itu.
Memang kata-kata orang kusta itu tidak mengandung permohonan kepada Yesus, tetapi jelas mengandung suatu keyakinan yang mendalam bahwa Yesus sanggup menyembuhkannya dari penyakit kusta yang dideritanya. Jelas juga dalam kata-kata itu, bahwa orang kusta itu memiliki sikap kerendahan hati dan pasrah kepada Tuhan, bahwa kesembuhan itu tergantung pada belaskasih dan kemauan Tuhan .
Betapa sering kita memohon kepada Tuhan, tetapi tidak dengan sikap rendah hati dan tidak memiliki sikap pasrah kepada Tuhan bahwa tidak memiliki keyakinan bahwa Tuhan sanggup mengabulkan apa yang kita butuhkan. Kita sering memohon kepada Tuhan dengan memaksa Tuhan dan tidak yakin bahwa Tuhan tahu dan akan memberikan apa yang terbaik kepada kita. Maka belajar dari orang kusta ini, dalam memohon kepada Tuhan harus dengan rendah hati, penuh keyakinan dan pasrah bahwa Tuhan sanggup melakukan seperti apa yang kita minta, namun kita harus senantiasa pasrah bahwa Tuhan akan melakukan yang terbaik bagi kita. Kita harus selalu belajar bersikap pasrah kepada Tuhan, bahwa Tuhan pasti akan melakukan apa yang terbaik kepada kita.
Selain itu, kita belajar dari sikap Yesus menghadapi orang kusta. Yesus mengulurkan tangannya untuk menjamah orang kusta itu lalu menyembuhkannya. Sungguh itu adalah tindakan yang dilarang pada masa itu. Pada masa itu orang sakit, terlebih orang kusta adalah dianggap suatu penyakit karena kutukan Tuhan sehingga mereka disingkirkan dari hidup bersama. Juga adalah suatu pantangan untuk menjamah orang kusta. Namun Yesus malah mengulurkan tangan-Nya menjamah orang kusta itu dan menyembuhkannya.
Sesudah Yesus menyembuhkan orang kusta itu, Yesus berkata kepada orang kusta itu"Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan seperti yang diperintahkan Musa, sebagai bukti bagi mereka." Apa yang diperintahkan oleh Yesus adalah aturan pada saat itu, bahwa seseorang yang sudah sembuh harus memperlihatkan diri kepada para imam dan mempersembahkan persembahan. Para imam itulah yang akan mengumumkan bahwa si penderita sudah sembuh dan dapat diterima kembali dalam hidup bersama.
Hal ini semakin memperjelas bagi kita bahwa orang kusta itu diasingkan dari kehidupan bersama, tetapi Yesus justru menjamahnya dan menyembuhkannya dari penyakit kustanya dan juga memulihkan statusnya sehingga dia kembali bisa diterima dalam hidup bersama.
Sungguh dalam kehidupan kita, juga banyak orang sakit yang diasingkan dari kehidupan bersama, banyak pula yang terasing bukan karena sakit tetapi karena kemiskinan dan penderitaan yang mereka alami. Mereka itu juga seperti orang kusta itu mengharapkan uluran tangan dari kita. Semoga kita mau seperti Yesus, berkenan mengulurkan tangan untuk membantu mereka, membebaskan mereka dari perasaan diasingkan atau dikucilkan dari kehidupan bersama. Semoga kita menjadi perpanjangan tangan Yesus bagi sesama yang menderita, yang miskin dan yang merasa diasingkan dari kehidupan ini. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.