RENUNGAN HARIAN: PEKAN BIASA X
(Hati Tersuci SP Maria)
Sabtu 16 Juni 2012
Yes 61:9-11, MT 1Sam 2:1,4-5,6-7,8abcd, Luk 2:41-51
BACAAN INJIL:
Tiap-tiap tahun orang tua Yesus pergi ke Yerusalem pada hari raya Paskah. Ketika Yesus telah berumur dua belas tahun pergilah mereka ke Yerusalem seperti yang lazim pada hari raya itu. Sehabis hari-hari perayaan itu, ketika mereka berjalan pulang, tinggallah Yesus di Yerusalem tanpa diketahui orang tua-Nya. Karena mereka menyangka bahwa Ia ada di antara orang-orang seperjalanan mereka, berjalanlah mereka sehari perjalanan jauhnya, lalu mencari Dia di antara kaum keluarga dan kenalan mereka. Karena mereka tidak menemukan Dia, kembalilah mereka ke Yerusalem sambil terus mencari Dia. Sesudah tiga hari mereka menemukan Dia dalam Bait Allah; Ia sedang duduk di tengah-tengah alim ulama, sambil mendengarkan mereka dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Dan semua orang yang mendengar Dia sangat heran akan kecerdasan-Nya dan segala jawab yang diberikan-Nya. Dan ketika orang tua-Nya melihat Dia, tercenganglah mereka, lalu kata ibu-Nya kepada-Nya: "Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Jawab-Nya kepada mereka: "Mengapa kamu mencari Aku? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" Tetapi mereka tidak mengerti apa yang dikatakan-Nya kepada mereka. Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya.
RENUNGAN:
Dari antara manusia atau orang beriman, Maria menempati posisi pertama yang mendapat penghormatan atau devosi dari umat. Banyak gelar yang diberikan kepada Santa Perawan Maria, banyak juga tempat ziarah untuk penghormatan terhadap Maria. Kiranya juga hampir di setiap Gereja paroki berusaha membuat gua Maria atau paling tidak ada patung santa perawan Maria. Semuanya ini jelas kita ketahui bukan bentuk penyembahan, tetapi ungkapan penghormatan kepada bunda Maria yang menjadi teladan iman kita.
Maria sungguh pantas dihormati dan menjadi teladan iman. Namun kiranya kita tetap harus ingat bahwa Maria manusia biasa dan wanita muda yang sederhana, sama halnya dengan wanita yang lain. Dia juga mengalami persoalan hidup sebagai wanita, sebagai ibu dalam rumah tangga dan sebagai ibu bagi anaknya. Bahkan mungkin jauh lebih berat yang dia hadapai daripada yang kita hadapi. Yang membedakannya adalah imannya yang teguh kepada Allah, dia senantiasa menghadapi hidup dalam iman.
Seperti yang kita dengarkan dalam injil hari ini.
Dalam Injil diceritakan bahwa sepulang dari Bait Allah, Yesus ternyata tidak ada berjalan pulang bersama mereka. Mereka mengira bahwa Yesus bersama dengan yang lain, namun mereka tidak menemukannya. Maria dan Yusuf mencari Yesus selama 3 hari lamanya dan akhirnya menemukan Yesus di Bait Allah sedang bersoal jawab dengan alim ulama. Ketika menemukan Yesus, wajar bahwa Maria mengungkapkan kegelisahannya dengan mengatakan, “Nak, mengapakah Engkau berbuat demikian terhadap kami? Bapa-Mu dan aku dengan cemas mencari Engkau." Namun apa jawaban yang diterima oleh Maria, “Mengapa kamu mencari? Tidakkah kamu tahu, bahwa Aku harus berada di dalam rumah Bapa-Ku?" sungguh jawaban ini seakan tidak menghargai kegelisahan hati Maria. Saat itu Maria tidak mengerti mengapa Yesus menjawab demikian, namun dia menyimpannya dalam hati.
Menyimpan dalam hati berarti merenungkannya dalam iman dan mencoba menemukan maksud kehendak Allah atas perkara itu.
Banyak hal yang tidak kita mengerti dalam kehidupan ini, bahkan kadang kita juga kita tidak mengerti apa kehendak Tuhan atas hidup kita. Santa Perawan Maria juga mengalami seperti apa yang kita alami. Menghadapi semua itu, Santa Maria menyimpan dalam hatinya. Menyimpan dalam hati dapat berarti merenungkannya dalam iman, mencoba menemukan kehendka Tuhan atas hidup dan pengalaman itu.
Kita hendaknya meneladan Santa Perawan Maria, senantiasa menyimpan dalam hati, merenungkan dan mencoba menemukan kehendak Allah pada kita lewat peristiwa atau hidup yang kita alami.
Selain itu, Santa Perawan Maria sungguh orang beriman. Imannya yang mendalam tampak dalam tanggungjawabnya atas Yesus anaknya. Maria tidak mau kehilangan Yesus sehingga dia mencari sampe 3 hari dan sampai ketemu.
Sebagai orang tua beriman, iman itu juga harus tampak dalam tanggungjawab terhadap anak. Orang tua beriman hendaknya juga sangat bertanggungjawab atas anak-anaknya, tidak membiarkan anak-anakya hilang terutama kehilangan imannya. Namun sanyang banyak orang tua yang kurang bertanggungjawab, tidak peduli pada anak-anaknya bahkan menyengsarakan anak-anaknya. Adapula orang tua yang begitu aktif dalam kegiatan iman, tetapi lalai atas iman anak-anaknya.
Oleh sebab itu, sebagai orang tua beriman, buah iman harus nyata dalam tanggungjawab atas anak dan hidup iman anak. Jangan biarkan anak-anak dan imannya hilang, harus mencari sampai ketemu. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.