RENUNGAN HARI MINGGU PALMA:
1 April 2012 (Mengenang Sengsara Tuhan)
Perarakan: Mrk 11:1-10 atau Yoh 12:12-16
Yes 50:4-7, Mzm 22:8-9,17-18a,19-20,23-24, Flp 2:6-11, Mrk 14:1-15:47
Perarakan: Mrk 11:1-10 atau Yoh 12:12-16
Yes 50:4-7, Mzm 22:8-9,17-18a,19-20,23-24, Flp 2:6-11, Mrk 14:1-15:47
RENUNGAN:
Mengapa ada penderitaan? Mengapa Manusia tetap mengalami penderitaan hidup? Mengapa orang beriman atau para pengikut Kristus juga mengalami penderitaan dan bahkan lebih sering mengalaminya? Pertanyaan ini masih sering terungkap karena memang penderitaan tidak pernah lepas dari kehidupan manusia bahkan orang beriman sekalipun. Bahkan penderitaan itu seakan semakin hari semakin banyak. Penderitaan itu bisa diakibatkan orang lain, oleh diri sendiri dan juga karena resiko beriman.
Memang penderitaan merupakan bagian hidup manuisa, tidak ada seorang pun yang terluput dari penderitaan hidup. Penderitaan bagi setiap orang berbeda-beda dan bisa tergantung bagaimana menghadapi atau menanggapi penderitaan itu. Bahkan seorang nabi sekalipun tidak luput dari penderitaan itu. Sebagaimana dalam bacaan I kita mendengar bagaimana nabi Yesaya juga mengalami penderitaan hidup. Yesaya mengalami penderitaan bukan karena kesalahan atau kejahatannya tetapi karena kesetiaannya dalam tugas sebagai seorang nabi. Yesaya menyadari penderitaan yang dihadapainya, namun dia tidak menghindarinya dan bahkan seakan memberikan dirinya kepada penderitaan itu. Dia jelas tidak mendambakan penderitaan itu, tidak menginginkannya, namun ketika penderitaan itu datang karena tugasnya, dia tidak lari, tidak menghindar bahkan dia membiarkan dirinya masuk ke dalam penderitaan itu. Dia yakin, walaupun harus menderita karena tugasnya, dia tidak akan mendapat malu di hadapan Tuhan, malah suatu kebanggan baginya.
Yesus sendiripun mengalami penderitaan karena tugas perutusan dan kasih-Nya kepada manusia. Hari ini kita merayakan hari Minggu Palma. Dengan merayakan minggu Palma, kita menenang kembali Yesus memasuki Yerusalem menaiki keledai muda dan orang-orang mengelu-elukan mereka dengan melambai-lambaikan daun-daun palam. Mereka menyambut Yesus laksana seorang raja. Memang harapan mereka adalah Yesus tampil sebagai raja. Namun sebenarnya dengan masuk ke Yerusalem, Yesus tahu apa yang akan dialami-Nya yakni penderitaan. Dengan masuk ke Yerusalem, Yesus seakan menerjunkan diri ke dalam penderitaan yang siap menanti-Nya. Walaupun Yesus tahu akan hal itu, Yesus tidak menghindarkan diri dari penderitaan itu, bahkan seakan menyongsongnya dengan senang hati. Namun kita harus tahu bahwa Yesus tidak menghendaki penderitaan itu Dia alami, Yesus bukannya tidak merasa sakit akan penderitaan, tetapi Yesus menerima semuanya itu hanya karena ketaatannya pada Allah Bapa, ketaatan dan kesetiaan-Nya pada cinta kepada manusia yang menghendaki manusia beroleh keselamatan hidup.
Sehingga dari penderitaan yang dialami nabi Yesaya dan terutama yang terjadi atas diri Yesus, kepada kita dikatakan bahwa penderitaan itu merupakan bagian hidup orang beriman. Sebagai orang beriman, kita tidak luput dari penderitaan hidup, apalagi kalau kita sungguh-sungguh menghayati iman itu. Ketika penderitaan itu datang karena kita berusaha hidup dalam iman, hendaknya kita tetap setia. Namun penderitaan itu tidak berakhir pada kebinasaan hidup, tetapi bisa membawa kita masuk dalam kehidupan kekal bila kita tetap setia pada iman kita. Seperti Yesus yang karena ketaatan-Nya hingga menderita dan wafat di salib, mendatangkan keselamatan bagi manusia, demikianpun kiranya bila kita tetap setia.
Namun kenyataannya penderitaan seringkali membuat kita berbalik mengkhianati Yesus, meninggalkan Yesus. Seperti dalam bacaan injil yang kita dengarkan hari ini, kita mendengar bagaimana orang banyak itu mengelu-elukan Yesus ketika Yesus memasuki Yerusalem. Mereka berharap bahwa Yesus menjadi raja dan pemimpin mereka. Namun kenyataannya Mesias yang dikehendaki oleh Allah Bapa bukan seperti yang dikehendaki oleh mereka. Apa yang dikehendaki mereka tidak seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Hal ini membuat mereka kecewa, karena kecewa mereka secepat kilat berbalik benci kepada Yesus. Ketika Yesus masuk ke Yerusalem, mereka mengelu-elukan Yesus namun karena merasa kehendak mereka tidak terpenuhi oleh Yesus, kata pujian berganti dengan kata makian dan behkan berteriak dengan lantang agar Yesus dihukum mati dengan cara disalibkan.
Ini merupakan gambaran kita yang kadang dengan gampang berubah dan putusa asa karena keinginan kita tidak terpenuhi. Ketika pendertitaan mendatangi kita, kita langsung berbalik dari Yesus, ketika kita merasa keinginan kita tidak dikabulkan oleh Tuhan, kitapun seringkali dengan mudah dan gampang mengkhianati iman kita kepada Yesus. Hal yang demikian seringkali kita lakukan. Saat semuanya terasa aman, kehendak kita meraka dipenuhi, kita bisa dengan begitu gampang mengelu-elukan Yesus, namun saat mengalami persoalan, penderitaan dan saat doa atau kehendak kita seakan tidak dikabulkan oleh Yesus, kita langsung berpaling. Oleh karena itu, hari ini, hendaknya kita tetap setia pada Tuhan. Kita hendaknya seperti nabi Yesaya dan terutama Yesus, yang semata-mata hidup demi dan untuk melaksanakan kehendak Tuhan. Kesetiaan dan ketaatan kita pada kehendak Tuhan, walaupun kita akan mengalami penderitaan, akan berakhir pada keselamatan kekal. Amin.
Mengapa ada penderitaan? Mengapa Manusia tetap mengalami penderitaan hidup? Mengapa orang beriman atau para pengikut Kristus juga mengalami penderitaan dan bahkan lebih sering mengalaminya? Pertanyaan ini masih sering terungkap karena memang penderitaan tidak pernah lepas dari kehidupan manusia bahkan orang beriman sekalipun. Bahkan penderitaan itu seakan semakin hari semakin banyak. Penderitaan itu bisa diakibatkan orang lain, oleh diri sendiri dan juga karena resiko beriman.
Memang penderitaan merupakan bagian hidup manuisa, tidak ada seorang pun yang terluput dari penderitaan hidup. Penderitaan bagi setiap orang berbeda-beda dan bisa tergantung bagaimana menghadapi atau menanggapi penderitaan itu. Bahkan seorang nabi sekalipun tidak luput dari penderitaan itu. Sebagaimana dalam bacaan I kita mendengar bagaimana nabi Yesaya juga mengalami penderitaan hidup. Yesaya mengalami penderitaan bukan karena kesalahan atau kejahatannya tetapi karena kesetiaannya dalam tugas sebagai seorang nabi. Yesaya menyadari penderitaan yang dihadapainya, namun dia tidak menghindarinya dan bahkan seakan memberikan dirinya kepada penderitaan itu. Dia jelas tidak mendambakan penderitaan itu, tidak menginginkannya, namun ketika penderitaan itu datang karena tugasnya, dia tidak lari, tidak menghindar bahkan dia membiarkan dirinya masuk ke dalam penderitaan itu. Dia yakin, walaupun harus menderita karena tugasnya, dia tidak akan mendapat malu di hadapan Tuhan, malah suatu kebanggan baginya.
Yesus sendiripun mengalami penderitaan karena tugas perutusan dan kasih-Nya kepada manusia. Hari ini kita merayakan hari Minggu Palma. Dengan merayakan minggu Palma, kita menenang kembali Yesus memasuki Yerusalem menaiki keledai muda dan orang-orang mengelu-elukan mereka dengan melambai-lambaikan daun-daun palam. Mereka menyambut Yesus laksana seorang raja. Memang harapan mereka adalah Yesus tampil sebagai raja. Namun sebenarnya dengan masuk ke Yerusalem, Yesus tahu apa yang akan dialami-Nya yakni penderitaan. Dengan masuk ke Yerusalem, Yesus seakan menerjunkan diri ke dalam penderitaan yang siap menanti-Nya. Walaupun Yesus tahu akan hal itu, Yesus tidak menghindarkan diri dari penderitaan itu, bahkan seakan menyongsongnya dengan senang hati. Namun kita harus tahu bahwa Yesus tidak menghendaki penderitaan itu Dia alami, Yesus bukannya tidak merasa sakit akan penderitaan, tetapi Yesus menerima semuanya itu hanya karena ketaatannya pada Allah Bapa, ketaatan dan kesetiaan-Nya pada cinta kepada manusia yang menghendaki manusia beroleh keselamatan hidup.
Sehingga dari penderitaan yang dialami nabi Yesaya dan terutama yang terjadi atas diri Yesus, kepada kita dikatakan bahwa penderitaan itu merupakan bagian hidup orang beriman. Sebagai orang beriman, kita tidak luput dari penderitaan hidup, apalagi kalau kita sungguh-sungguh menghayati iman itu. Ketika penderitaan itu datang karena kita berusaha hidup dalam iman, hendaknya kita tetap setia. Namun penderitaan itu tidak berakhir pada kebinasaan hidup, tetapi bisa membawa kita masuk dalam kehidupan kekal bila kita tetap setia pada iman kita. Seperti Yesus yang karena ketaatan-Nya hingga menderita dan wafat di salib, mendatangkan keselamatan bagi manusia, demikianpun kiranya bila kita tetap setia.
Namun kenyataannya penderitaan seringkali membuat kita berbalik mengkhianati Yesus, meninggalkan Yesus. Seperti dalam bacaan injil yang kita dengarkan hari ini, kita mendengar bagaimana orang banyak itu mengelu-elukan Yesus ketika Yesus memasuki Yerusalem. Mereka berharap bahwa Yesus menjadi raja dan pemimpin mereka. Namun kenyataannya Mesias yang dikehendaki oleh Allah Bapa bukan seperti yang dikehendaki oleh mereka. Apa yang dikehendaki mereka tidak seperti yang dikehendaki oleh Tuhan. Hal ini membuat mereka kecewa, karena kecewa mereka secepat kilat berbalik benci kepada Yesus. Ketika Yesus masuk ke Yerusalem, mereka mengelu-elukan Yesus namun karena merasa kehendak mereka tidak terpenuhi oleh Yesus, kata pujian berganti dengan kata makian dan behkan berteriak dengan lantang agar Yesus dihukum mati dengan cara disalibkan.
Ini merupakan gambaran kita yang kadang dengan gampang berubah dan putusa asa karena keinginan kita tidak terpenuhi. Ketika pendertitaan mendatangi kita, kita langsung berbalik dari Yesus, ketika kita merasa keinginan kita tidak dikabulkan oleh Tuhan, kitapun seringkali dengan mudah dan gampang mengkhianati iman kita kepada Yesus. Hal yang demikian seringkali kita lakukan. Saat semuanya terasa aman, kehendak kita meraka dipenuhi, kita bisa dengan begitu gampang mengelu-elukan Yesus, namun saat mengalami persoalan, penderitaan dan saat doa atau kehendak kita seakan tidak dikabulkan oleh Yesus, kita langsung berpaling. Oleh karena itu, hari ini, hendaknya kita tetap setia pada Tuhan. Kita hendaknya seperti nabi Yesaya dan terutama Yesus, yang semata-mata hidup demi dan untuk melaksanakan kehendak Tuhan. Kesetiaan dan ketaatan kita pada kehendak Tuhan, walaupun kita akan mengalami penderitaan, akan berakhir pada keselamatan kekal. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.