RENUNGAN PEKAN V PRAPASKAH, Jumat 30 Maret 2012
(SP Maria Berdukacita)
Yer 20:10-13, Mzm 18:2-3a,3bc-4,5-6,7, Yoh 10:31-42
(SP Maria Berdukacita)
Yer 20:10-13, Mzm 18:2-3a,3bc-4,5-6,7, Yoh 10:31-42
BACAAN INJIL:
Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar." Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.
RENUNGAN:
Hari ini adalah peringatan Santa Perawan Maria berdukacita. Ternyata Maria juga mengalami dukacita dalam hidupnya. Suatu situasi yang sungguh bertolak belakan dengan paham kita. Saya katakan bertolak belakang adalah karena mungkin banyak orang menganggap bahwa Santa Perawan Maria adalah orang yang paling sangat beruntung, sangat penuh sukacita karena dia wanita sederhana yang dipilih oleh Allah sebagai bunda Yesus. Memang benar, secara iman, Maria adalah wanita yang paling bersukacita, tetapi secara manusiawi Maria juga mengalami dukacita dan bahkan dari semua manusia, Marialah yang paling berdukacita. Dukacita Maria yang paling besar adalah dukacita sebagai seorang ibu yang menyaksikan sendiri bahwa puteranya Yesus jelas-jelas tidak bersalah tetapi disiksa, difitnah dan akhirnya dibunuh dengan cara disalibkan. Ibu siapa yang tidak menderita bila melihat anaknya diperlakukan demikian? Juga pasti tidak ada seorang ibu dan seorang manusiapun yang mengalami seperti itu.
Santa Perawan Maria mengalami penderitaan bukan karena kesalahan atau dosa-dosanya, tetapi hanya karena kesetiaannya dalam iman. Memang di satu sisi kesetiaan hidup dalam iman akan membawa kita ke kebahagiaan kekal, membawa kita ke keselamatan kekal. Namun di sini lain, secara manusiawi, kesetiaan hidup dalam iman juga akan mendatangkan penderitaan hidup, karena kerap hidup iman bertentangan dengan kehendak manusiawi kita. Sehingga menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Tuhan, ini bisa mendatangkan penderitaan tersendiri, karena itu kita harus berani mengorbankan kehendak diri demi melaksanakan kehendak Tuhan. Kesetiaan hidup dalam iman juga mendatangkan penderitaan karena tidak semua orang akan menerimanya.
Santa Perawan Maria secara manusiawi juga mengalami penderitaan, tetapid alam iman dia beroleh sukacita yang kekal. Yesus juga jelas mengalami penderitaan semasa hidupnya. Penderitaan yang dialami oleh Yesus jauh lebih berat dibanding dengan penderitaan yang dialami oleh Maria dan juga manusia.
Sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini, Yesus dan apa yang dikatakan-Nya ditolak oleh bangsa Yahudi, dan bahkan orang Yahudi hendak melempari-Nya dengan batu. Orang Yahudi menolak dan mau melempari oleh Yesus karena Yesus menerangkan bahwa diri-Nya adalah Allah yang kekal, yang sudah ada sejak semula. Dalam injil dikatakan bahwa mereka menolak dan mau melempari oleh Yesus bukan karena perbuatan baik yang telah dilakukan oleh Yesus tetapi karena Yesus menyamakan diri-Nya dengan Allah Bapa. Jelas apa yang dikatakan oleh orang yahudi adalah suatu kebohongan. Sebab kalau memang benar mereka menerima perbuatan baik yang diajarkan dan dilakukan oleh Yesus, tentu mereka juga dapat menangkap dan menyadari bahwa Yesus adalah Mesias. Jadi jelas mereka itu bohong, mereka menolak Yesus bukan hanya karena pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa diri-Nya ada bersama dengan Allah Bapa, tetapi karena kejahatan mereka yang menganggap kehadiran Yesus mengungakap kejahatan mereka selama ini.
Pernyataan Yesus bahwa dirinya adalah Allah, bagi orang-orang Yahudi adalah suatu penghujatan, tetapi bagi kita adalah suatu penegasan akan keyakinan iman, bahwa Yesus yang kita ikuti adalah Allah sendiri. Sehingga dengan pernyataan Yesus hari ini, hendaknya membuat iman kita semakin diteguhkan, meskipun untuk menghayati iman itu bukanlah hal yang mudah.
Dalam hidup sekarang ini dan mungkin untuk selamanya, menyatakan iman kita bahwa Yesus adalah Tuhan, bukanlah hal yang mudah. Jangankan pernyataan iman kita yang mewartakan bahwa Yesus adalah Tuhan, bahkan hidup sebagai pengikuti Yesus juga bukanlah hal yang mudah. Hingga saat ini, masih begitu banyak orang yang menolak Yesus adalah Tuhan, sehingga juga menolak kehadiran para pengikut-Nya. Hal ini dapat kita lihat sendiri dalam kehidupan kita, yakni banyak terjadi pedolakan terhadap para pengikuti Yesus karena mereka tidak mengakui bahwa Yesus adalah Mesias atau Tuhan. Sehingga jelas bahwa hidup dalam iman kepada Yesus Kristus akan menghadapkan kita pada persoalan atau penderitaan hidup seperti yang dialami oleh Maria dan terutama Yesus sendiri. Namun walaupun demikian, hendaknya kita tetap setia dalam iman bahwa Yesus adalah Mesias, karena memang sangat benar bahwa Yesus adalah Tuhan. Amin.
Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: "Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?" Jawab orang-orang Yahudi itu: "Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah." Kata Yesus kepada mereka: "Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan, masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah? Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa." Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: "Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar." Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.
RENUNGAN:
Hari ini adalah peringatan Santa Perawan Maria berdukacita. Ternyata Maria juga mengalami dukacita dalam hidupnya. Suatu situasi yang sungguh bertolak belakan dengan paham kita. Saya katakan bertolak belakang adalah karena mungkin banyak orang menganggap bahwa Santa Perawan Maria adalah orang yang paling sangat beruntung, sangat penuh sukacita karena dia wanita sederhana yang dipilih oleh Allah sebagai bunda Yesus. Memang benar, secara iman, Maria adalah wanita yang paling bersukacita, tetapi secara manusiawi Maria juga mengalami dukacita dan bahkan dari semua manusia, Marialah yang paling berdukacita. Dukacita Maria yang paling besar adalah dukacita sebagai seorang ibu yang menyaksikan sendiri bahwa puteranya Yesus jelas-jelas tidak bersalah tetapi disiksa, difitnah dan akhirnya dibunuh dengan cara disalibkan. Ibu siapa yang tidak menderita bila melihat anaknya diperlakukan demikian? Juga pasti tidak ada seorang ibu dan seorang manusiapun yang mengalami seperti itu.
Santa Perawan Maria mengalami penderitaan bukan karena kesalahan atau dosa-dosanya, tetapi hanya karena kesetiaannya dalam iman. Memang di satu sisi kesetiaan hidup dalam iman akan membawa kita ke kebahagiaan kekal, membawa kita ke keselamatan kekal. Namun di sini lain, secara manusiawi, kesetiaan hidup dalam iman juga akan mendatangkan penderitaan hidup, karena kerap hidup iman bertentangan dengan kehendak manusiawi kita. Sehingga menyelaraskan kehendak kita dengan kehendak Tuhan, ini bisa mendatangkan penderitaan tersendiri, karena itu kita harus berani mengorbankan kehendak diri demi melaksanakan kehendak Tuhan. Kesetiaan hidup dalam iman juga mendatangkan penderitaan karena tidak semua orang akan menerimanya.
Santa Perawan Maria secara manusiawi juga mengalami penderitaan, tetapid alam iman dia beroleh sukacita yang kekal. Yesus juga jelas mengalami penderitaan semasa hidupnya. Penderitaan yang dialami oleh Yesus jauh lebih berat dibanding dengan penderitaan yang dialami oleh Maria dan juga manusia.
Sebagaimana kita dengarkan dalam Injil hari ini, Yesus dan apa yang dikatakan-Nya ditolak oleh bangsa Yahudi, dan bahkan orang Yahudi hendak melempari-Nya dengan batu. Orang Yahudi menolak dan mau melempari oleh Yesus karena Yesus menerangkan bahwa diri-Nya adalah Allah yang kekal, yang sudah ada sejak semula. Dalam injil dikatakan bahwa mereka menolak dan mau melempari oleh Yesus bukan karena perbuatan baik yang telah dilakukan oleh Yesus tetapi karena Yesus menyamakan diri-Nya dengan Allah Bapa. Jelas apa yang dikatakan oleh orang yahudi adalah suatu kebohongan. Sebab kalau memang benar mereka menerima perbuatan baik yang diajarkan dan dilakukan oleh Yesus, tentu mereka juga dapat menangkap dan menyadari bahwa Yesus adalah Mesias. Jadi jelas mereka itu bohong, mereka menolak Yesus bukan hanya karena pernyataan Yesus yang mengatakan bahwa diri-Nya ada bersama dengan Allah Bapa, tetapi karena kejahatan mereka yang menganggap kehadiran Yesus mengungakap kejahatan mereka selama ini.
Pernyataan Yesus bahwa dirinya adalah Allah, bagi orang-orang Yahudi adalah suatu penghujatan, tetapi bagi kita adalah suatu penegasan akan keyakinan iman, bahwa Yesus yang kita ikuti adalah Allah sendiri. Sehingga dengan pernyataan Yesus hari ini, hendaknya membuat iman kita semakin diteguhkan, meskipun untuk menghayati iman itu bukanlah hal yang mudah.
Dalam hidup sekarang ini dan mungkin untuk selamanya, menyatakan iman kita bahwa Yesus adalah Tuhan, bukanlah hal yang mudah. Jangankan pernyataan iman kita yang mewartakan bahwa Yesus adalah Tuhan, bahkan hidup sebagai pengikuti Yesus juga bukanlah hal yang mudah. Hingga saat ini, masih begitu banyak orang yang menolak Yesus adalah Tuhan, sehingga juga menolak kehadiran para pengikut-Nya. Hal ini dapat kita lihat sendiri dalam kehidupan kita, yakni banyak terjadi pedolakan terhadap para pengikuti Yesus karena mereka tidak mengakui bahwa Yesus adalah Mesias atau Tuhan. Sehingga jelas bahwa hidup dalam iman kepada Yesus Kristus akan menghadapkan kita pada persoalan atau penderitaan hidup seperti yang dialami oleh Maria dan terutama Yesus sendiri. Namun walaupun demikian, hendaknya kita tetap setia dalam iman bahwa Yesus adalah Mesias, karena memang sangat benar bahwa Yesus adalah Tuhan. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.