RENUNGAN HARI MINGGU PEKAN KE XXXII
MINGGU 6 Nopember 2011
Keb 6:13-17, Mzm 63:2,3-4,5-6,7-8, 1Tes 4:13-18, Mat 25:1-13
MINGGU 6 Nopember 2011
Keb 6:13-17, Mzm 63:2,3-4,5-6,7-8, 1Tes 4:13-18, Mat 25:1-13
BACAAN INJIL: Mat 23:1-12
“Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia.”
"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
RENUNGAN:
Orang sering mengatakan bahwa menanti adalah pekerjaan yang membosankan. Mungkin kita semua berpikir demikian apalagi bila yang dinantikan itu tidak memberitahu kapan tepatnya datang. Namun kiranya bila yang dinantikan itu adalah orang penting bagi kita, orang yang kita cintai, tentu penantian itu bukan suatu yang membosankan, tetapi suatu kegembiraan. Orang yang menantikan seseorang yang penting baginya dan dicintai, pasti akan membuat persiapan matang dan selalu siap siaga supaya yang dinantikan itu senang karena disambut dengan persiapan yang layak dan juga ada yang ditemui saat yang dinantikan datang. Ini adalah hal yang wajar. Coba misalnya kita datang ke undangan atau ke tempat keluarga, saat kita tiba tidak disambut dan tidak ada yang kita temui di tempat, kita pasti meresa tidak senang dan menganggap bahwa karena kita tidak penting sehingga tidak disambut serta merasa bahwa yang kita temua tidak terlalu suka kita datang.
Dalam Injil hari ini Yesus mengumpakan Kerajaan Allah seperti 10 orang gadis yang menyambut kedatangan pengantin laki-laki. Ke 10 gadis itu diminta untuk menanti dan menyambut kedatangan pengantin laki-laki. Ke 10 gadis itu terdapat 5 orang yang bijaksana dan 5 orang yang bodoh. 5 orang perempuan itu dikatakan bijaksana karena mereka mempersiapkan apa yang perlu untuk menyambut kedatangan pengantin pria itu yakni membawa pelita dan juga minyak sebagai persiapan supaya pelita mereka tetap menyala saat yang dinantikan datang. Mereka sungguh memperkirakan kemungkinan yang terjadi bahwa minyak dalam pelita tidak cukup makanya dibawa persediaan minyak dan mereka tidak menghendaki pelita merika mati saat yang dinantikan datang. Namun terlebih karena menganggap bahwa yang dinantikan itu sangat penting bagi mereka. Sedang 5 gadis lain dikatakan bodoh karena mereka membawa pelita tetapi tidak membawa minyak cadangan. Mereka menanti hanya dengan seadanya, tidak dengan persiapan yang matang, sehingga mereka kehabisan minyak saat menanti dan yang dinanti belum datang. Ini tentu karena mereka tidak menganggap bahwa yang dinantikan itu penting bagi mereka, sehingga hanya sekedar menanti saja dan tidak mau repot-repot. Hingga pada akhirnya saat penangtin datang, gadis-gadis yang bijaksana didapati pengantin menanti dia dengan pelita bernyala sehingga mereka diperkenankan masuk dalam perjamuan penganting bersama sang pengantin. Baru setelah pengantin dan rombongan masuk, datanglah 5 gadis bodoh yang pergi membeli minyak, mereka berteriak supaya dibukakan pintu dan diperkenankan masuk, tetapi jawaban tuan itu mengatakan “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." Sepintas jawaban tuan itu mengagetkan karena bukan hanya tidak membukakan pintu tetapi mengatakan bahwa dia tidak mengenal mereka. Nasib gadis yang bijaksana, yang mau repot-repot akhirnya masuk dalam perjamuan sedangkan 5 gadis bodoh tidak diperkenankan masul dalam perjamuan itu.
Gadis yang bodoh dan gadis yang pintar menggambarkan kehidupan orang beriman. Banyak orang beriman yang berlaku sebeperti gadis yang bijaksana. Hidup beriman yang bijaksana berarti sungguh menghidupi imannya, mengupayakan pelita imannya tetap bernyala hingga kedatangan sang pengantin. Orang yang demikian mengganggap bahwa hidup itu adalah suatu penantian untuk menyambut kedatangan sang pengantin, yang tidak diketahui kapan datangnya. Kedatangan Sang Pengantin berarti akhir hidup di dunia ini. Orang beriman yang hidup bijaksana tentu merindukan kelak masuk dalam perjamuan abadi di surga, perjamuan yang penuh sukacita. Kerinduan dan iman ini sungguh-sungguh ditampakan dalam usaha yang mau repot mempersiapkan minyak dalam hidup mereka supaya pelita iman mereka tetap bernyala hingga sang pengantin datang. Minyak yang dibutuhkan agar pelita tetap bernyala ialah senantiasa mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan. Agar pelita iman itu tetapi bernyala, maka harus senantiasa hidup baik sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan sendiri. Orang yang mau repot hidup dalam dan karena iman, pada akhirnya akan masuk dalam perjamuan nikah di surga.
Tetapi kiranya lebih banyak umat beriman yang hidup seperti gadis-gadis bodoh. Banyak umat beriman yang mengaku diri percaya kepada Yesus, merindukan kehidupan kekal di surga namun tidak mau repot hidup dengan imannya. Banyak orang yang sudah dibaptis dalam Yesus namun mereka tidak mendengarkan dan melaksanakan sabda Yesus, mereka hidup sesuka hatinya, menurut keinginan hatinya. Banyak juga yang dibaptis tetapi tidak pernah ke Gereja, tidak mengikuti peraturan yang perlu dalam hidup beriman dan seakan berpikir bahwa kelak baru setelah tua, setelah pensiun mereka baru hidup dalam iman. Wah kalau sempat tua, itu syukur, tetapi kalau tidak sempat bagaimana? Sebab Yesus sendiri mengatakan bahwa kedatangan Sang Penangtin tidak ada yang tahu hari dan saatnya. Banyak juga hanya dipabtis, tidak pernah ke gereja untuk beribadah ataupun di lingkungan, tidak terlibat dalam kehidupan menggereja, malah kadang kala justru hidup tidak baik bersama umat yang lain. Orang demikian menganggap bahwa itu sudah cukup untuk masuk surga. Banyak umat yang merindukan kelak masuk surga, tetapi tidak mau repot menyediakan minyak agar pelita imannya bernyala. Dalam Injil Yesus dengan jelas mengatakan bahwa orang yang demikian kelak tidak layak masu surga dan bahkan dengan tegas mengatakan bahwa Dia tidak mengenal mereka.
Oleh karena itu, orang beriman yang merindukan ikut masuk dalam kebahagiaan surga, harus mau repot menyediakan minyak yakni mendengar, melaksanakan sabda Tuhan, hidup baik seperti yang dikehendaki oleh Tuhan supaya pelita imannya tetapi bernyala pada saat pengantin datang. Kita tidak tahu kapan sang pengantin datang, oleh karena itu mari kita siapsiaga terus menerus. Amin.
“Lihatlah pengantin datang, pergilah menyongsong dia.”
"Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana. Gadis-gadis yang bodoh itu membawa pelitanya, tetapi tidak membawa minyak, sedangkan gadis-gadis yang bijaksana itu membawa pelitanya dan juga minyak dalam buli-buli mereka. Tetapi karena mempelai itu lama tidak datang-datang juga, mengantuklah mereka semua lalu tertidur.
Waktu tengah malam terdengarlah suara orang berseru: Mempelai datang! Songsonglah dia! Gadis-gadis itupun bangun semuanya lalu membereskan pelita mereka. Gadis-gadis yang bodoh berkata kepada gadis-gadis yang bijaksana: Berikanlah kami sedikit dari minyakmu itu, sebab pelita kami hampir padam. Tetapi jawab gadis-gadis yang bijaksana itu: Tidak, nanti tidak cukup untuk kami dan untuk kamu. Lebih baik kamu pergi kepada penjual minyak dan beli di situ. Akan tetapi, waktu mereka sedang pergi untuk membelinya, datanglah mempelai itu dan mereka yang telah siap sedia masuk bersama-sama dengan dia ke ruang perjamuan kawin, lalu pintu ditutup. Kemudian datang juga gadis-gadis yang lain itu dan berkata: Tuan, tuan, bukakanlah kami pintu! Tetapi ia menjawab: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya."
RENUNGAN:
Orang sering mengatakan bahwa menanti adalah pekerjaan yang membosankan. Mungkin kita semua berpikir demikian apalagi bila yang dinantikan itu tidak memberitahu kapan tepatnya datang. Namun kiranya bila yang dinantikan itu adalah orang penting bagi kita, orang yang kita cintai, tentu penantian itu bukan suatu yang membosankan, tetapi suatu kegembiraan. Orang yang menantikan seseorang yang penting baginya dan dicintai, pasti akan membuat persiapan matang dan selalu siap siaga supaya yang dinantikan itu senang karena disambut dengan persiapan yang layak dan juga ada yang ditemui saat yang dinantikan datang. Ini adalah hal yang wajar. Coba misalnya kita datang ke undangan atau ke tempat keluarga, saat kita tiba tidak disambut dan tidak ada yang kita temui di tempat, kita pasti meresa tidak senang dan menganggap bahwa karena kita tidak penting sehingga tidak disambut serta merasa bahwa yang kita temua tidak terlalu suka kita datang.
Dalam Injil hari ini Yesus mengumpakan Kerajaan Allah seperti 10 orang gadis yang menyambut kedatangan pengantin laki-laki. Ke 10 gadis itu diminta untuk menanti dan menyambut kedatangan pengantin laki-laki. Ke 10 gadis itu terdapat 5 orang yang bijaksana dan 5 orang yang bodoh. 5 orang perempuan itu dikatakan bijaksana karena mereka mempersiapkan apa yang perlu untuk menyambut kedatangan pengantin pria itu yakni membawa pelita dan juga minyak sebagai persiapan supaya pelita mereka tetap menyala saat yang dinantikan datang. Mereka sungguh memperkirakan kemungkinan yang terjadi bahwa minyak dalam pelita tidak cukup makanya dibawa persediaan minyak dan mereka tidak menghendaki pelita merika mati saat yang dinantikan datang. Namun terlebih karena menganggap bahwa yang dinantikan itu sangat penting bagi mereka. Sedang 5 gadis lain dikatakan bodoh karena mereka membawa pelita tetapi tidak membawa minyak cadangan. Mereka menanti hanya dengan seadanya, tidak dengan persiapan yang matang, sehingga mereka kehabisan minyak saat menanti dan yang dinanti belum datang. Ini tentu karena mereka tidak menganggap bahwa yang dinantikan itu penting bagi mereka, sehingga hanya sekedar menanti saja dan tidak mau repot-repot. Hingga pada akhirnya saat penangtin datang, gadis-gadis yang bijaksana didapati pengantin menanti dia dengan pelita bernyala sehingga mereka diperkenankan masuk dalam perjamuan penganting bersama sang pengantin. Baru setelah pengantin dan rombongan masuk, datanglah 5 gadis bodoh yang pergi membeli minyak, mereka berteriak supaya dibukakan pintu dan diperkenankan masuk, tetapi jawaban tuan itu mengatakan “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu. Karena itu, berjaga-jagalah, sebab kamu tidak tahu akan hari maupun akan saatnya." Sepintas jawaban tuan itu mengagetkan karena bukan hanya tidak membukakan pintu tetapi mengatakan bahwa dia tidak mengenal mereka. Nasib gadis yang bijaksana, yang mau repot-repot akhirnya masuk dalam perjamuan sedangkan 5 gadis bodoh tidak diperkenankan masul dalam perjamuan itu.
Gadis yang bodoh dan gadis yang pintar menggambarkan kehidupan orang beriman. Banyak orang beriman yang berlaku sebeperti gadis yang bijaksana. Hidup beriman yang bijaksana berarti sungguh menghidupi imannya, mengupayakan pelita imannya tetap bernyala hingga kedatangan sang pengantin. Orang yang demikian mengganggap bahwa hidup itu adalah suatu penantian untuk menyambut kedatangan sang pengantin, yang tidak diketahui kapan datangnya. Kedatangan Sang Pengantin berarti akhir hidup di dunia ini. Orang beriman yang hidup bijaksana tentu merindukan kelak masuk dalam perjamuan abadi di surga, perjamuan yang penuh sukacita. Kerinduan dan iman ini sungguh-sungguh ditampakan dalam usaha yang mau repot mempersiapkan minyak dalam hidup mereka supaya pelita iman mereka tetap bernyala hingga sang pengantin datang. Minyak yang dibutuhkan agar pelita tetap bernyala ialah senantiasa mendengarkan dan melaksanakan sabda Tuhan. Agar pelita iman itu tetapi bernyala, maka harus senantiasa hidup baik sebagaimana dikehendaki oleh Tuhan sendiri. Orang yang mau repot hidup dalam dan karena iman, pada akhirnya akan masuk dalam perjamuan nikah di surga.
Tetapi kiranya lebih banyak umat beriman yang hidup seperti gadis-gadis bodoh. Banyak umat beriman yang mengaku diri percaya kepada Yesus, merindukan kehidupan kekal di surga namun tidak mau repot hidup dengan imannya. Banyak orang yang sudah dibaptis dalam Yesus namun mereka tidak mendengarkan dan melaksanakan sabda Yesus, mereka hidup sesuka hatinya, menurut keinginan hatinya. Banyak juga yang dibaptis tetapi tidak pernah ke Gereja, tidak mengikuti peraturan yang perlu dalam hidup beriman dan seakan berpikir bahwa kelak baru setelah tua, setelah pensiun mereka baru hidup dalam iman. Wah kalau sempat tua, itu syukur, tetapi kalau tidak sempat bagaimana? Sebab Yesus sendiri mengatakan bahwa kedatangan Sang Penangtin tidak ada yang tahu hari dan saatnya. Banyak juga hanya dipabtis, tidak pernah ke gereja untuk beribadah ataupun di lingkungan, tidak terlibat dalam kehidupan menggereja, malah kadang kala justru hidup tidak baik bersama umat yang lain. Orang demikian menganggap bahwa itu sudah cukup untuk masuk surga. Banyak umat yang merindukan kelak masuk surga, tetapi tidak mau repot menyediakan minyak agar pelita imannya bernyala. Dalam Injil Yesus dengan jelas mengatakan bahwa orang yang demikian kelak tidak layak masu surga dan bahkan dengan tegas mengatakan bahwa Dia tidak mengenal mereka.
Oleh karena itu, orang beriman yang merindukan ikut masuk dalam kebahagiaan surga, harus mau repot menyediakan minyak yakni mendengar, melaksanakan sabda Tuhan, hidup baik seperti yang dikehendaki oleh Tuhan supaya pelita imannya tetapi bernyala pada saat pengantin datang. Kita tidak tahu kapan sang pengantin datang, oleh karena itu mari kita siapsiaga terus menerus. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.