RENUNGAN HARI BIASA PEKAN XXXI, Jumat 4 Nopember 2011
Karolus Borromeus
Rm 15:14-21, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, Luk 16:1-8
Karolus Borromeus
Rm 15:14-21, Mzm 98:1,2-3ab,3cd-4, Luk 16:1-8
BACAAN INJIL:
Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
RENUNGAN:
Setiap orang pasti mengharapkan masa depan yang baik dan pada umumnya hidup kita terarah ke masa depan yang baik. Pasti tidak ada orang yang tidak berpikir pada masa depan dan yang diharapkan adalah masa depan yang baik. Oleh karena itulah orang berjuang sekuat tenaga untuk beroleh masa depan yang baik. Bahkan tidak sedikit orang berpikir, berjuang keras dan begitu pintar melihat peluang untuk masa depan yang baik. Hal ini pula yang kita dengarkan dalam Injil hari ini tentang bendahara yang tidak jujur. Yesus menyampaikan perumpamaan ini tentu bukan untuk membenarkan atau memuji ketidak jujuran bendahara itu. Namun yang mau disampaikanoleh Yesus adalah udahanya untuk memikirkan masa depannya setelah dipecata oleh tuannya.
Bendahara yang tidak jujur itu adalah gamabaran manusia yang selalu berpikir ke depan untuk memperoleh hasil yang baik dan masa depan yang baik. Untuk semuanya itu terkadang orang berjuang semaksimal mungkin dan melakukan berbagai cara. Sehingga lewat perumpamaan yang merupakan kenyataan hidup manusia ini, Yesus mengatakan bahwa manusia begitu berjuang menghabiskan waktu, energi dan begitu pintar untuk memperoleh hasil baik dalam hidupnya, untuk bertahan hidup dan memmeroleh masa depan yang baik dalam dunia ini. Tetapi itanya tidak demikian yang dilakukan manusia untuk beroleh masa depan yang abadi yakni kehidupan kekal.
Mungkinkah karena mansuia menganggap bahwa tidak ada masa depan yang abadi atau kehidupan kekal? Semua manusia pasti tahu dan pernah mendengar bahwa hidup di dunia ini tidaklah kekal, masih ada kehidupan lain yakni masa depan yang abadi, kehidupan kekal setelah kematian. Kita pasti percaya akan hal ini. Namun kenyataannya dalam hidup sehari-hari, hidup kita seakan-akan menganggap bahwa hidup di dunia inilah yang perlu diperjuangan, seakan tidak ada kehidupan kekal, sehingga kita berjuang semaksimal mungkin untuk hidup di dunia ini. Tidak demikian halnya yang kita lakukan untuk beroleh hidup kekal. Untuk mempertahankan hidup dan untuk beroleh hidup yang kekal, kita berjuang maksimal, menghabiskan banyak waktu dan energi serta kita pasti siap menderita untuk semuanya itu. Tetapi untuk kehidupan iman, seringkali kita berbuat seadanya dan bahkan tidak siap menderita. Misalnya saja, waktu untuk bekerja kita habiskan sekian banyak jam, biaya dan energi dan bahkan seakan kita kekurangan waktu, tetapi untuk hidup iman, kita seakan tidak punya waktu lagi, sehingga seringkali sangat sulit menentukan waktu saat pengadakan kegiatan iman, karena masing-masing sangat sibuk dengan pekerjaannya. Oleh karena itu seringkali waktu untuk Tuhan atau untuk iman hanyalah waktu luang dan ada pula dengan asalan daripada gak ada kesibukan. Coba kita renungkan, berapa jam atau menit kita luangkan waktu berdoa? Pasti jauh sangat sedikit dibandingkan waktu yang kita habiskan untuk pekerjaan dan hoby.
Oleh karena itu, hendaknya kita tidak hanya berjuang, menghabiskan waktu, biaya dan pintar untuk mempertahankan hidup di dunia ini dan masa depan di dunia ini, sebab semuanya adalah sia-sia belaka bila kita tidak melakukan hal yang sama untuk hidup iman dan masa depan abadi yakni kehidupan kekal. Amin.
Dan Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.
RENUNGAN:
Setiap orang pasti mengharapkan masa depan yang baik dan pada umumnya hidup kita terarah ke masa depan yang baik. Pasti tidak ada orang yang tidak berpikir pada masa depan dan yang diharapkan adalah masa depan yang baik. Oleh karena itulah orang berjuang sekuat tenaga untuk beroleh masa depan yang baik. Bahkan tidak sedikit orang berpikir, berjuang keras dan begitu pintar melihat peluang untuk masa depan yang baik. Hal ini pula yang kita dengarkan dalam Injil hari ini tentang bendahara yang tidak jujur. Yesus menyampaikan perumpamaan ini tentu bukan untuk membenarkan atau memuji ketidak jujuran bendahara itu. Namun yang mau disampaikanoleh Yesus adalah udahanya untuk memikirkan masa depannya setelah dipecata oleh tuannya.
Bendahara yang tidak jujur itu adalah gamabaran manusia yang selalu berpikir ke depan untuk memperoleh hasil yang baik dan masa depan yang baik. Untuk semuanya itu terkadang orang berjuang semaksimal mungkin dan melakukan berbagai cara. Sehingga lewat perumpamaan yang merupakan kenyataan hidup manusia ini, Yesus mengatakan bahwa manusia begitu berjuang menghabiskan waktu, energi dan begitu pintar untuk memperoleh hasil baik dalam hidupnya, untuk bertahan hidup dan memmeroleh masa depan yang baik dalam dunia ini. Tetapi itanya tidak demikian yang dilakukan manusia untuk beroleh masa depan yang abadi yakni kehidupan kekal.
Mungkinkah karena mansuia menganggap bahwa tidak ada masa depan yang abadi atau kehidupan kekal? Semua manusia pasti tahu dan pernah mendengar bahwa hidup di dunia ini tidaklah kekal, masih ada kehidupan lain yakni masa depan yang abadi, kehidupan kekal setelah kematian. Kita pasti percaya akan hal ini. Namun kenyataannya dalam hidup sehari-hari, hidup kita seakan-akan menganggap bahwa hidup di dunia inilah yang perlu diperjuangan, seakan tidak ada kehidupan kekal, sehingga kita berjuang semaksimal mungkin untuk hidup di dunia ini. Tidak demikian halnya yang kita lakukan untuk beroleh hidup kekal. Untuk mempertahankan hidup dan untuk beroleh hidup yang kekal, kita berjuang maksimal, menghabiskan banyak waktu dan energi serta kita pasti siap menderita untuk semuanya itu. Tetapi untuk kehidupan iman, seringkali kita berbuat seadanya dan bahkan tidak siap menderita. Misalnya saja, waktu untuk bekerja kita habiskan sekian banyak jam, biaya dan energi dan bahkan seakan kita kekurangan waktu, tetapi untuk hidup iman, kita seakan tidak punya waktu lagi, sehingga seringkali sangat sulit menentukan waktu saat pengadakan kegiatan iman, karena masing-masing sangat sibuk dengan pekerjaannya. Oleh karena itu seringkali waktu untuk Tuhan atau untuk iman hanyalah waktu luang dan ada pula dengan asalan daripada gak ada kesibukan. Coba kita renungkan, berapa jam atau menit kita luangkan waktu berdoa? Pasti jauh sangat sedikit dibandingkan waktu yang kita habiskan untuk pekerjaan dan hoby.
Oleh karena itu, hendaknya kita tidak hanya berjuang, menghabiskan waktu, biaya dan pintar untuk mempertahankan hidup di dunia ini dan masa depan di dunia ini, sebab semuanya adalah sia-sia belaka bila kita tidak melakukan hal yang sama untuk hidup iman dan masa depan abadi yakni kehidupan kekal. Amin.
0 comments:
Post a Comment
Syalom. Terimakasih atas kunjungan dan komentarnya.Semoga Tuhan memberkati para Saudara.